Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 126 ( CT. Brost )



Chapter 126 ( CT. Brost )

0"Aku datang kemari hanya untuk melihat bagaimana kondisimu. Aku juga ingin tahu bagaimana perkembangan hubunganmu dengan putraku. Semakin baik atau malah tidak mengalami perkembangan apapun,"     
0

Manik mata Monna langsung dia arahkan pada Lomus Dominic.     

"Semua baik, Yang Mulia. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,"     

Namun Lomus Dominic malah masih terlihat ragu.     

"Benarkah? Bukan ingin meragukan pernikahan kalian. Terlepas pernikahan itu memang aku dan kedua orang tuamu yang mengaturnya. Namun, aku akan merasa sangat bersalah jika kau tidak bahagia dengan pernikahan ini?"     

Bukan tanpa sebab Lomus Dominic membicarakan hal ini. Dan bukan karena punya pandangan jauh ke depan yang buruk. Lomus Dominic memikirkan hal yang tidak-tidak.     

Monna masih menunjukkan ketenangan yang netral pada Lomus.     

"Saya mengerti kekhawatiran Anda. Namun semua masih baik-baik saja dan terkendali,"     

Tanpa batas waktu yang bisa Monna perkirakan dan perhitungkan tentu saja.     

Lomus yang melihat ketenangan Monna lantas menambahkan.     

"Lalu, apa kau ingin tahu sesuatu?" tanya Lomus mengundang rasa ingin tahu Monna dan memberikan beberapa tatapan penuh arti.     

"Ya, Yang Mulia." balas Monna sopan. Membiarkan Lomus Dominic menyampaikan apa yang ingin dia katakan.     

"Aku sudah menyukai sosokmu ketika pertama kali melihatmu,"     

Tersentuh sekaligus bingung dengan pernyataan Lomus. Monna sama sekali belum memberikan tanggapan.     

"Kau adalah anak yang ceria, Cattarina. Sangat ceria. Bahkan berani menentukan apa yang kau inginkan. Memiliki tekad kuat. Ketika hal tersebut tidak aku temukan dalam mata putraku yang lebih banyak menonjolkan ketenangannya, kesunyian dan misteri di dalamnya."     

Monna terus menyimak.     

"Sikap dan tindakanmu tidak pernah membuatku bosan. Sebaliknya, mengisi masa-masa aku membesarkan putraku dengan kebahagian kecil."     

Monna hanya bergeming.     

Namun dalam hati keberatan.     

Sikap dan tindakan Cattarina tidak pernah membuatnya bosan? Memangnya, Lomus Dominic paham banyak soal sosok Cattarina yang jahat dan angkuh?     

Memang belum menjadi sosok antagonist ketika dia masih kecil. Namun sifat-sifat buruknya ketika dewasa sangat mengkhawatirkan.     

Tidak pernah menghargai orang lain dan menganggap dirinya berada di level paling tinggi.     

Sifat dan tingkah seperti inikah yang Lomus Dominic sukai sekaligus banggakan?     

"Anda terlalu meninggikan kepribadian saya yang masih banyak perlu perbaiki dan diasah, Yang Mulia."     

Tertawa dengan senang.     

Lomus Dominic tidak pernah, tidak bersikap ramah pada Cattarina. Selain tentu saja setelah Cattarrina memberikan sebuah kekecewaan yang sangat besar padanya diakhir hidup Cattarina.     

"Terutama sifat dan sikapmu saat ini. Banyak perubahan baik yang kau bawa. Dan aku menjadi sangat merasa tersanjung karena pilihanku ternyata tidak pernah salah!"     

Hanya memberikan senyum tipis untuk memberikan kesan baik dan bukan pembangkang. Monna sebenarnya ingin berteriak dan mengungkapkan seluruh uneg-unegnya. Bahwa dia tidak ingin tinggal lama di istana.     

Sudah berusaha mencari cara untuk bisa kembali ke dunia asalnya. Namun tidak menemukan satupun petunjuk.     

Beberapa kalimat Lomus Dominic hari ini ternyata akan membawanya pada beberapa pencerahan yang tidak Monna sangka akan berkaitan dengan seluruh mimpi buruk yang membelenggunya.     

"Terutama soal ramalan Pendeta Agung," ucap Lomus tiba-tiba.     

Membuat Monna tidak bisa mengabaikannya begitu saja.     

"Ramalan? Ramalan seperti apa yang Anda maksudkan, Yang Mulia?" tanya Monna terlampau serius karena dia takut itu bukan ramalan yang baik soal nasibnya.     

"Kau mungkin tidak mengingatnya karena usiamu pada saat itu masih sangat muda. Tapi, Pendeta Agung mengatakan bahwa.."     

Seperti sudah diseting dan diucapkan dengan begitu natural.     

"Aku kelak akan menjadi sebuah benalu sekaligus keberuntungan bagi keluarga dan seluruh negeri. Semua rakyat akan bergantung padanya dan menyembahku. Akan mengalami satu kali kematian yang menyedihkan. Namun akan bangkit kembali dan menyadari kelebihan diri sendiri. Lalu merubah tabiat sendiri. Cattarina Bourston. Akan menjadi dewi bagi seluruh penderitaan?"     

Dan masih sanggup menambahkan.     

"Membawa hari cerah dan kemakmuran bagi yang membutuhkan dan percaya padanya. Sambutlah hari dimana bulan putih dan bulan hitam bersatu. Dimana dua raga yang selama ini berpencar, menyatukan diri mereka dan berenkarnasi?"     

Kefasihan Monna dalam mengucapkan serangkaian ramalan yang dia dengar ketika masih sangat kecil mengejutkan keduanya.     

"Kau masih ingat jelas semua itu?" tanya Lomus sangat terkejut.     

Mengeleng dengan samar dan ragu.     

Benarkah itu adalah kata-kata yang Monna ingat ketika Cattarina berusia muda?     

Lalu, kenapa kata-kata itu seolah sudah Monna dengan berulang kali hingga rasanya dia mulai bosan dan tidak ingin percaya pada seluruh ramalan separuh benar dan separuh bohong itu?     

"Ya, Yang Mulia. Sepertinya ayah pernah menceritakan ramalan ini pada saya tapi sudah sangat lama," ucap Mona.     

Lomus mengangguk mengerti.     

"Ah, jadi seperti itu. Aku pikir Alpen tidak percaya pada ramalan itu dan mengabaikannya,"     

Tidak! ayah tidak pernah menceritakan ramalan itu karena Monna yakin Alpen Bourston tidak pernah mempercayai ramalan itu! Atau bergantung pada ramalan yang tidak bisa menjamin kepastian akhir bahagia untuk putrinya.     

Karena ada beberapa fakta mengerikan yang harus Cattarina tanggung.     

Sebuah bayangan asing kembali terlihat dalam ingatan Monna seperti potongan puzzle. Dalam salah satu mimpi yang pernah dia lihat. Namun dia lupakan karena terlalu banyak mimpi yang bertabrakan dalam ingatannya.     

Sebuah pemandangan buku melalui sudut pandang sang penulis. Digoreskan dalam bentuk tinta dan pena berbulu. Yang dituangkan dengan menggunakan bahasa negeri ini. Lalu ditulis dengan sangat lancar oleh sang penulis seperti sudah menghafalkannya di luar kepala.     

Monna menautkan alisnya dalam.     

Bagian akhir dan penutup, nama sang penulis ditulis.     

' CT. Borst '     

Nama yang terlihat sangat familiar namun juga tidak.     

CT. Borst...?     

Dari nama Cattarina Bourston????     

Wanita yang sudah menuliskan sendiri kisah hidupnya dalam buku. Cattarina Bourston, yaitu dirinya sendiri? Dia.. yang menulisnya??!     

Bukan hanya menuliskan satu buku yang sudah pernah Monna baca. Cattarina Bourston justru sudah menuliskan 4 novel dengan cerita berbeda?     

Merasa ada kekuatan gelap yang mengelilinginya.     

Monna tidak bisa mengontrol ekspresinya dengan baik. Sangat pucat sekaligus panik dan tegang.     

Dan Lomus yang menyadari bertanya dengan serius.     

"Cattarina? Kau baik-baik saja dan bisa mendengarku?" tanya cemas karena belum pernah melihat Cattarina sepucat sekarang.     

Menyadari tatapan terkejut itu bukan berasal dari ucapannya saja. Namun isi pikiran Cattarina yang sekarang ini entah mengarah pada apa. Lomus Dominic seakan dapat merasakan firasat buruk.     

"Ada yang mengganggu pikiranmu? Dan kau mendadak butuh istirahat?"     

Masih tidak mendapatkan jawaban. Lomus sekali lagi berucap.     

"Kau sepertinya sedang dalam kondisi yang tidak baik, Cattarina. Apa lebih baik kau pergi beristirahat dan aku akan menyuruh seseorang untuk membawamu ke kamar?" tanya Lomus dengan perasaan bingung.     

Memikirkan mungkin hanya itu solusi yang bisa Lomus Dominic lakukan ketika Cattarina sama sekali tidak memberikan jawaban. Dan kondisi yang tidak fit yang mungkin saat ini sedang Cattarina rasakan.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.