Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 119 ( Rasanya Manis dan Lembut )



Chapter 119 ( Rasanya Manis dan Lembut )

0Melirik gelang anyaman yang Neil berikan. Belhart tanpa sadar mendengus.     
0

Menatap dengan cukup ketus dan menanggapi dengan malas.     

Monna seketika menjadi bertambah ragu. Bertanya dengan cemas sekaligus ingin mendapatkan kepastian.     

"Anda sedang dalam suasana hati yang buruk?" tanya Monna tanpa peduli apakah hal itu mengusik privasi Belhart.     

Belhart hanya menatap.     

"Kalau begitu saya akan datang lain kali,"     

Berbalik dan hendak pergi dengan membawa kukis yang sudah dia buat susah payah. Merri dan Lily menghentikannya.     

"Yang Mulia! Kenapa Anda pergi begitu saja? Bukankah ada sesuatu yang ingin Anda berikan pada Yang Mulia Putra Mahkota?"     

Menatap Merri dan Lily dengan penuh kerutan.     

Monna mendumel dalam hati.     

Apa mereka tidak bisa membaca situasi dan melihat ekspresi Belhart yang jelek?     

Atau kejelekan itu tertutupi oleh ketampanannya? Sehingga Lily dan Merri tidak melihatnya?     

Lalu sekarang, apa yang harus Monna lakukan?     

Masih bimbang dan tidak bergerak. Belhart yang mendengar Monna ingin memberikan sesuatu padanya, langsung menampilkan ekspresi tertarik.     

"Kau datang untuk memberikan sesuatu padaku?"     

Bertanya dengan sangat serius dan menatap Monna tanpa berkedip ketika Monna membalikkan tubuhnya dengan lemah.     

"Em.. s-saya datang untuk memberikan ada cemilan. Tapi jika Anda sedang dalam mood yang kurang baik. Anda bisa mengabaikan saya,"     

Dengan bersemangat, Merri yang memang punya kepribadian ceplas-ceplos. Melirik Monna dengan penuh arti sembari bicara dengan Belhart.     

"Jangan, Yang Mulia. Anda sudah bersusah payah membuatnya dan mengejutkan banyak orang. Anda ingin pergi begitu saja dan tidak membiarkan Yang Mulia Putra Mahkota mencicipinya,"     

Dengan satu lirikan tajam, Monna menyuruh Merri untuk berhenti. Namun Merri yang memang terkadang sering jahil terkekeh.     

"Maaf, Yang Mulia. Tapi kami hanya ingin niat baik dan jerih payah Yang Mulia Putri dihargai,"     

Lily ternyata tida kalah provokatif bila dibandingkan dengan Merri.     

Merasakan otaknya beku. Monna tidak sanggup membalas karena seluruh niatnya telah berhasil diungkap tanpa dia perlu mengatakan apapun.     

Monna lalu mengulurkan kukis yang dia bawa.     

"Aku membawakanmu beberapa kukis. Mungkin tidak seenak kukis biasa yang pernah Anda makan. Tapi kukis ini aku buat sendiri sesuai dengan seleraku. Dan bermaksud untuk mengisi sisi perut Anda yang mungkin kosong. Sekaligus ungkapan terima kasih dariku,"     

Monna tidak pernah merasa semalu ini dalam mengungkapkan perasaannya.     

Berniat mengatakan secara gentle. Namun malah menjadi pengecut yang takut mengganggu dan dikecewakan.     

Belhart yang sejak tadi terus mengawasi hanya bisa mencairkan tatapan ketusnya. Berganti menjadi tatapan penuh kehangatan dan juga tersentuh.     

Belhart lalu berucap.     

"Kau membuat kukis ini untukku?"     

Bertanya dengan cukup terkejut dan berharap. Belhart tidak pernah mengira, Cattarina akan datang ke ruang kerjanya untuk memberikan sesuatu.     

Mengangguk lemah dan masih mengangkat piring dengan beberapa kukis coklat yang barukeluar dari panggangan. Setelah Monna bahkan tidak memberikan waktu untuknya berganti pakaian dan mengenakan pakaian yang layak karena terburu-buru.     

Belhart lalu membuka lebar pintu kerjanya.     

Menyuruh Monna masuk dan mengusir dayangnya.     

"Masuklah. Dan untuk kalian kembali ke tempat kalian. Karena Cattarina akan berada di dalam ruang kerjaku untuk beberapa waktu,"     

Lily dan Merri lalu memberi salam dan pamit.     

Meninggalkan Monna yang masih termangu dan bingung harus berbuat apa. Karena tujuan awalnya hanya ingin menyerahkan kukis ini dan kembali agar tidak menganggu Belhart bekerja.     

Monna lalu bertanya dengan ragu.     

"Kau.. mengizinkan aku masuk?"     

Masih terkadang menggunakan kesopanan yang berlebihan dan menjaga sikap. Belhart nampak sudah tidak ingin mempermasalahkan hal kecil yang sebetulnya tidak kecil.     

Tapi demi kenyamanan Cattarina, Belhart bersedia mengalah. Dan hal ini cukup membuatnya terkejut dan tidak paham.     

"Ya. Masuk dan duduklah dimanapun kau mau. Karena aku ingin mencicipi kukis buatanmu. Dibuat khusus dan baru saja diselesaikan. Kau ternyata sudah membuat heboh seluruh pekerja dapur?"     

Bukan menjadi sesuatu yang terlalu mengejutkan bagi Belhart ketika dia menemukan lagi hal-hal baru yang Cattarina perbuat tanpa sepengetahuan dan sepemahamannya.     

"Aku juga baru tahu kau bisa memasak,"     

Tidak untuk kehidupan lalu. Karena dia adalah seorang putri bangsawan yang tidak pernah menyentuh dapur. Monna memperlajari kemampuan ini di kehidupan nyatanya sebagai Monna Rataliu.     

Seorang wanita yang harus bisa mandiri dan membuat makanannya sendiri.     

Memang tidak mahir karena Monna selalu mengutamakan kepraktisan dan keefisienan waktu dalam membuat makanan yang bisa mengenyangkannya. Monna juga sering mengukur waktu yang perlu dia sesuaikan dengan rutinitasnya bekerja.     

Terkadang sering lembur dan tidak punya waktu untuk membuat kehebohan di dapur. Monn hanya bisa benar-benar punya banyak waktu memasak pada akhir pekan.     

Ketika tidak ada pekerjaan membersikan rumah dan mencuci pakaian menantinya.     

Monna beruntung karena dia tidak punya rumah yang besar. Sehingga Monna tidak perlu terlalu kerepotan. Namun bagi Cattarina yang tidak pernah menyentuh dapur.     

Membuat sebuah kukis pasti adalah hal yang mengejutkan.     

"Ya. Namun Anda tidak sama seperti pekerja lain yang sangat terkejut dengan keanehanku,"     

Senyum tipis Belhart melebar.     

"Ya. Aku terkejut. Namun sudah mulai bisa membiasakan diri,"     

Dengan beberapa wajah penuh tanya. Monna merasa penjelasan itu memiliki arti yang dalam. Tapi tidak bertanya lebih jauh. Ketika Belhart mendadak duduk di sampingnya.     

Mengambil satu kukis dan mencicipnya.     

Mata fokus Monna tidak bisa dia palingkan dari bibir dan ekspresi wajah Belhart.     

"Rasanya manis dan lembut,"     

Mendengar kata manis, Monna langsung tersadar.     

"Aku hampir saja lupa. Aku tidak tahu apakah Anda menyukai rasa manis atau tidak. Jadi aku seharusnya memperingatinya lebih dulu,"     

Belhart dengan santai menjawab.     

"Bukan masalah. Karena aku menyukai rasanya. Manis yang pas dan gurih. Aku yakin aku bisa menghabiskan semuanya,"     

Dengan senyum bahagia, Monna merasa bangga.     

Menyukai keputusannya yang tepat untuk membuatkan sesuatu untul Belhart ketika mungkin dia hampir tidak pernah memberikan apapun pada Belhart sebagai balas jasa dan menarik perhatiannya.     

"Aku ikut senang jika kau menyukainya. Kalau begitu, aku akan meletakkan kukis ini di atas meja kerjamu. Dan tidak akan mengganggumu lagi ketika aku mengetahui kau pasti sibuk,"     

Ada banyak tumpukan dokumen dan sebuah buku yang tidak asing bagi Monna. Namun Monna yang sadar Belhart sangat sibuk memutuskan untuk pergi.     

Belhart justru menahannya.     

Tidak membiarkan Monna pergi begitu saja ketika ini pertama kalinya Monna datang atas inisiatifnya sendiri untuk memberikan sesuatu padanya sebagai bentuk perhatiannya.     

Belhart lalu mendorong Monna duduk kembali setelah menahan tangannya.     

"Duduk dan tetaplah di sini sampai beberapa waktu,"     

Belhart lalu bergerak turun. Menjatuhkan kepalanya tepat di atas pangkuan Monna. Sampai-sampai membuat Monna sangat terkejut dan memekik pelan.     

"Omo!!"     

Berucap tanpa sadar. Monna melayangkan tangannya ke udara denga penuh tanda tanya dalam otaknya.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.