Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 111 (Jebakan )



Chapter 111 (Jebakan )

0Monna merasa sangat yakin bahwa seluruh masalah ini adalah dia yang menjadi biang keladinya. Ingin mengikat pria itu dan membawanya keluar. Lalu menghunuskan pedang di depannya. Sekalipun dia tidak tahu bagaimana cara mengayunkannya.     
0

"Wilayah teritorial Geraldy sebelah selatan dan ujung pegunungan Alkenia. Bukankah kau banyak menimbun pajakmu di sana, Tuan Hugorf."     

Tidak menyebut nama paman lagi untuk keluarga yang sudah tidak dia anggap. Monna dengan sikap sangat congkaknya, menegakkan tubuh.     

Melawan dengan berani musuh yang perlu dia tundukan. Air mata pun sudah mengering ketika Hugorf tiba. berganti dengan keyakinan untuk mengungkapkan kebenaran.     

Hugorf yang terjepit, tidak lantas mengakui kesalahannya.     

"Apa yang kau bicarakan, Putri Mahkota? Aku sama sekali tidak mengerti dan berhenti menuduhku yang tidak-tidak. Karena yang bersalah di sini adalah ayahmu,"     

Pintar menyimpan rapat segala barang bukti dan juga tempatnya menimbun pajak. Hugorf bahkan tidak pernah menginformasikan hal rahasia ini pada keluarganya.     

Sehingga mungkinkah ada mata-mata di antara para pekerjanya?     

Sementara Belhart yang baru mengetahui hal tersebut terkejut.     

"Lalu, bisa kau jelaskan bagaimana kau mendapatkan permata Arkedoninaf yang kau simpan di laci meja kerjamu di rumah? Sering berpergian ke sekitaran pegunungan Alkenia. Kau juga membuka sebuah pertambangan liar di sana,"     

"Menjadi daerah yang tidak pernah didatangi oleh siapapun karena medannya yang sangat curam dan berbahaya. Kau sengaja menyebarkan isu itu untuk melindungi harta timbunanmu. Sengaja membangun pertambangan fiktif yang pajaknya kau bayar sekitar 30 persen dari penghasilan real-mu,"     

"Kau sebut itu sebagai tindakan benarmu untuk menutupi hartamu yang sudah menggunung?"     

Mundur beberapa langkah dan cukup bergetar.     

Tidak ada seorangpun yang tidak terkejut dengan penuturan Cattarina yang sangat menajubkan. Termasuk Lomus Dominic yang sejak tadi diam bukan berarti dia tidak memperhatikan dan tidak ingin berkomentar atau bertindak.     

Melainkan sedang menelaah situasi dan berusaha memberikan kepercayaan penuh pada orang-orang yang dia percayai untuk membela diri. Sembari mendengarkan komentar semua orang yang tentu tidak satupun dia lewatkan.     

"Kau melakukan penggelapan pajak? Dan kau sengaja tidak mencantumkan harta kekayaanmu seluruhnya pada seketariat istana?"     

Hanya dua kalimat pertanyaan. Namun sanggup menggegerkan. Namun bukan Hugorf namanya jika dia tidak berkelit dan mengakui kecurangannya.     

"Tidak, Yang Mulia. Itu tidak benar. Dan itu hanya tuduhan palsu Yang Mulia Putri Mahkota untuk mengalihkan perhatian semua orang terhadap kesalahan besar ayahnya. Sengaja memfitnahku! Seluruh tuduhan palsunya itu sama sekali tidak memiliki dasar,"     

Monna lalu bersikap menantang.     

"Kalau begitu, bagaimana kita periksa sekarang seluruh kebenarannya? Membuka gudang rahasia tempatmu menimbun kekayaan hasil manipulasi,"     

Kegugupan semakin terlihat di dalam raut wajah Hugorf. Termasuk tubuhnya yang mulai bergetar hebat.     

"Semua itu sama sekali tidak benar! Jadi jangan memfitnahku!"     

"Kau begitu tunjukkan! Dan bahwa Berdten Argentio di hadapan kita semua. Buat dia menerima hukuman seberat-beratnya karena sudah berani memfitnah keluargaku. Aku tidak akan bertindak setengah-setengah, Hugorf! Tidak akan pernah!"     

Masih tidak mengerti sebenarnya akan ke arah mana semua perkara ini menyeretnya. Hugorf yang kesal mencengkram tangannya kuat-kuat. Menyadari keputusannya untuk datang ke pertemuan hari ini adalah sebuah kesalahan.     

Namun mungkinkah surat itu adalah jebakan?     

Berpikir sekali lagi dengan benar. Hugorf sepertinya mulai menyadari kesalahannya.     

Terpancing pada sebuah surat yang Hugorf pikir adalah surat yang Berdten berikan padanya. Ternyat tulisan tangan itu jug dipalsukan?     

Menatap Belhart dan Neil secara bergantian.     

Hugorf merasakan firasat buruk.     

Dan benar saja, dengan satu kali perintah. Belhart sudah memerintahkan sesuatu pada Neil.     

"Bawa dia dan interogasi sebanyak-banyaknya. Geledah rumahnya dan cari apa yang Putri Mahkota katakan. Telusuri semuanya sampai mendetail. Bahkan pada catatan keanggotaan yang dia miliki,"     

Sial!!     

Ini benar-benar jebakan!!     

Dia dibawa kepersidangan hari ini bukan untuk melihat Alpen Bourston ditangkap dan ditahan atas tuduhan yang dia rencakan.     

Tapi, dia sendiri yang pada akhirnya ditangkap dan diadili.     

Menatap dengan sangat panik Hugorf baru mulai mencari-cari pertolongan kakaknya.     

"Kakak! Kakak tidak akan mungkin tega membuat mereka membawaku bukan? Aku tidak bersalah dan aku tidak terlibat,"     

Segala situasi ini membuat Monna sangat bingung. Baru saja para prajurit berniat menahan ayahnya. Namun sekarang tanpa kejelasan.. tidak. Karena perintah dari Belhart, Hugorf Argeid akhirnya ditahan?     

Mengamati dengn sangat serius bagaimana para pengawal mengabaikan segala protes dan makian yang Hugorf layangkan ada mereka. Hingga pembelaan apapun yang dia ucapkan tidak didengarkan. Para prajurit kemudian membawanya pergi.     

Lalu, bagaimana dengan ayahnya?     

Melihat tidak ada satu prajuritpun yang berjalan ke arahnya.     

Monna terlihat bingung.     

"Jangan khawatir. Sejak awal kami memang bukan ingin menangkap ayahmu. Alpen Bourston tidak bersalah dan namanya akan dibersihkan. Kita tunggu sampai seluruh buku kejahatannya ditemukan,"     

Masih kurang mengerti. Alpen Bourston akhirnya mengajukan diri untuk memberikan penjelasan tambahannya.     

"Maafkan ayah, Catty. Ayah melakukan ini atas perintah Putra Mahkota. Bermaksud untuk memancing Hugorf dan kemplotannya keluar. Berkat informasi darimu, kami akhirnya bisa menemukan banyak petunjuk dan tinggal mengeluarkan surat penahanan sekaligus penggeledahan besar-besar terhadap apa yang kau sebutkan,"     

Namun masih saja ada yang mengganjal.     

"Tapi, darimana kau bisa tahu soal itu semua? Soal tempat Hugorf menyimpan hasil penggelapannya. Soal permata itu. Bahkan soal gudang rahasia di rumahnya. Ketika kami bahkan tidak menemukan petunjuk apapun,"     

Dentuman kencang langsung bergema dalam rongga kepala Monna.     

Tidak mengira bahwa seluruh kejadian hari ini adalah akal-akalan Belhart dan ayahnya untuk membodoh-bodohinya.     

Neil bahkan ikut bekerja sama.     

Membuatnya terlihat bodoh dan aneh sendiri.     

Belhart nampak memberikan tatapan heran yang sama. Namun bedanya, Belhart seolah bisa memperkirakan sesuatu. Namun tidak berani mengucapkannya.     

Sementara Rubylic yang sempat sangat syok dan tegang, melemaskan tubuhnya. Terhuyung dan beruntung Alpen Bourston berada tepat di sampingnya.     

"Kau tidak apa-apa, Rub?"     

Menyentuh keningnya dan terlihat tidak bertenaga.     

"Suamiku! Kenapa kau tidak mengatakannya padaku lebih dulu? Aku sungguh sangat takut dan tidak bisa memberikan respon apapun. Ketika aku bahkan memutuskan untuk ikut bersama denganmu mengakui kesalahan yang aku sendiri tidak bisa percaya."     

"Maaf, Sayang. Sekali lagi maaf. Dan aku tidak akan mengulanginya lagi,"     

Alpen Bourston mengalihkan padangannya pada Asraff.     

"Dan untukmu, putraku. Aku juga meminta maaf. Karena kau mungkin juga sangat terkejut,"     

Asraff lalu membalas.     

"Lebih dari yang ayah bayangkan. Hampir saja aku mencabut pedang salah satu prajurit dan melawan mereka. Namun ada beberapa hal yang sedikit aneh berhasil aku tangkap namun terlambat,"     

Sedikit tertarik mengetahui putranya masih memiliki nalar yang gila di situasi yang terlalu resmi. Alpen Bourston lalu berucap kembali.     

"Benarkah? Kau sampai akan melakukan hal itu? Namun pada akhirnya kau tahu kami sedikit berakting?"     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.