Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 109 ( Gunakan Otakmu dan Bukan Perasaan )



Chapter 109 ( Gunakan Otakmu dan Bukan Perasaan )

0Monna lalu menambahkan ucapannya. Ketika dia melihat Belhart hanya diam dan memperhatikan. Tidak memberikan jawaban apapun pada semua orang terutama pada keluarganya.     
0

"Berikan tugas penting itu padaku. Aku akan menemukan siapa sebenarnya dalang yang sudah memfitnah ayahku," tukas Monna.     

Namun Alpen malah menahannya.     

"Aku sudah mengakuinya, Catty. Memang ayah yang sudah mendalangi seluruh pemberontakan itu bersama dengan sekutu ayah. Sehingga kau tidak perlu repot untuk mencari tahu lebih dalam soal masalah ini. Ayah, sudah menyesalinya sekarang."     

Monna lalu berbalik menatap ayahnya.     

"Itu yang ayah sebut dengan kejujuran? Mengakui kesalahan dan kejahatan yang tidak pernah ayah lakukan? Selalu berada di jalan lurus. Tapi sekarang, ayah ingin menegaskan bahwa ayah sudah berbelot?"     

Alpen lalu mengangguk pelan. Meresapi segala perasaan bersalah dan juga tertangkap basahnya.     

Monna sontak menertawakan kegilaan ini. Tidak bisa mengerti lagi dengan jalan pikiran ayahnya sendiri lalu menguncang tubuh ayahnya untuk memohon kesadarannya.     

"Aku mohon, Ayah! Jangan bicara seperti ini lagi. Tolong hentikan. Jika tidak kita semua yang akan menjadi korbannya. Mendapatkan hukuman atas apa yang tidak pernah kita lakukan. ayah ingin kita sekeluarga di hukum mati? Di penjara lalu dipenggal atas tuduhan palsu?"     

Alpen hanya menundung menatap sedih putrinya yang sampai akhir masih mempercayai ayahnya. Tidak melepaskan sedikitpun keyakinannya bahwa ayahnya tidak bersalah.     

Alpen hanya bisa menjawab lirih. Namun bisa didengar oleh semua orang yang hadir.     

"Ayah bersalah, Catty. Ayah mengakuinya,"     

Membuat Monna sekali lagi menggeleng dengan tidak percaya. Seolah menemukan banyak kesalahan dalam fakta ini. Berulang kali menatap ayahnya ragu. Tidak mau percaya dan tidak akan pernah percaya.     

Monna kemudian mengulang kembali ingatannya tentang masa lalu Cattarina. Tentang kehidupan lampaunya dan tentang pengetahuannya soal cerita novel yang dia ingat. Dalam novel tersebut tidak pernah menyebutkan bahwa keluarga Bourston benar-benar melakukan pembelotan.     

Isu itu menyebar karena ada pihak yang tidak menyukai pihak keluarganya dan kekaisaran. Sehingga mereka bergabung untuk memecah pertikaian dan menargetkan kambing hitam.     

Sehingga Monna sekali lagi bertanya dengan sangat serius.     

"Apa yang mereka lakukan pada Ayah? Dan ancaman dan tekanan seperti apa yang mereka berikan? Mereka mengancam akan membunuh ayah dan seluruh keluarga ayah? Karena itu ayah menjadi takut dan mulai mengorbankan diri sendiri untuk mengakui semua kebodohan ini?"     

Tangis Monna seketika pecah.     

Membuat Rubylic langsung berjalan ke arahnya dan mendekapnya lembut.     

"Catty.."     

Lalu tanpa sadar Alpen dan juga Asraff menatapnya sangat terluka juga bersedih dalam keheningan pikiran mereka masing-masing.     

Monna masih menyuarakan kesengsaraannya.     

"Itu tidak mungkin, Ibu. Tolong percayalah pada ayah. Dia sedang berbohong dan dia melakukannya kareana ingin melindungi kita. Entah dengan cara apa dan alasan seperti apa. Aku akan selalu percaya padanya,"     

Tegas dan yakin. Tidak ada keinginan lain yang ingin Monna tunjukkan.     

Rubylic lalu mengangguk pelan dan menyetujunya. Ikut menangis dan sangat terluka dengan pernyataan suaminya. Namun bingung bagaimana bisa merespon seluruh ketidak masuk akalan ini.     

"Aku mengerti, Sayang. Sangat mengerti. Tapi apa yang bisa kita lakukan jika ayah dengan tegas menyakinkan dirinya sendiri bahwa dia adalah pelakunya,"     

Kini giliran Asraff yang menatap sangat serius. Ingin membantah ucapan itu. Namun sulit karena sudah ada banyak pasang mata yang melihat drama di dalam keluarganya.     

Seseorang mendadak tertawa. Merasa senang diatas penderitaan orang lain seperti memang menantikannya sejak lama.     

"Bagaimana? Apa yang aku katakan benar bukan? Memang Alpen Bourston-lah yang mendalangi seluruh kekacauan ini dan dia terus membuat semua tuduhan itu jatuh padaku," sangat dingin bahkan menegaskan.     

Monna, Rubylic dan Asraff langsung menatap tajam ke arah sang pembicara.     

Hugorf Agreid Bourston?     

Apa yang dia lakukan dengan tertawa puas seperti itu? Dia senang ayah ditangkap? Dan dia juga yang sudah menuduh ayah berbelot?     

"Paman! Apa maksud semua ini? Paman senang ayah ditangkap? Dan paman setuju dengan seluruh tuduhan itu?"     

Dengan sangat sedih yang dibuat-buat Hugorf menunjukkan rasa prihatinnya.     

"Maafkan aku Cattarina-ku, Sayang. Ah, maaf. Yang Mulia. Namun kejahatan memang harus diungkapkan. Jika tidak ayahmu mungkin akan menghancurkan istana,"     

Beberapa orang mulai berisik. Mencemooh Alpen dari tempatnya dan mendukung Hugorf.     

Monna lalu membuang ludah.     

"Cih!"     

"Sebaliknya, kau yang harus ditangkap karena sudah banyak menggelapkan pajak!"     

Menggegerkan seisi ruangan. Tidak ada yang tidak terkejut dengan pernyataan Cattarina.     

"A-apa.. yang baru saja kau katakan? Aku menggelapkan uang pajak?"     

Membuat Monna tersenyum kecut.     

"Pengelapan pajak ada banyak, Paman. Kenapa Paman bisa menyebutkan penggelapan uang pajak sebagai spesifikasinya?"     

Seolah ditembak dengan sangat tepat. Hugorf kehilangan kata-katanya.     

Tidak pernah mengira putri Bourston akan pintar dalam merangkai kata-kata yang bisa menjatuhkannya. Ketika selama ini dia pikir, Cattarina hanya memikirkan Putra mahkota.     

Putri Cattarina ternyata sudah menjadi pintar?     

Sementara Monna terus mengawasi pamannya dengan awas.     

Hugorf Agreid Bourston.     

Adik Shcoutz Alpen. Seorang yang gila harta dan sering mencari keuntungan sendiri untuk kepuasannya. Tidak pernah menyukai Alpen Bourston, kakaknya.     

Mungkinkah jangan-jangan sebenarnya, dialah yang sudah mencelakai Alpen?     

Menuduh kakaknya sendiri melakukan pembelotan. Padahal sebetulnya dia adalah dalang dari pembelotan itu sendiri?     

Lalu, bagaimana seluruh bukti bisa mengarah pada Alpen?     

Ayo berpikir Monna!     

Jangan terlalu menggunakan perasaanmu. Tapi gunakan otakmu!     

Jika benar pelakunya adalah Si Brengsek Hugorf ini. Kau tinggal memutar otak dan mengingat kembali apa saja yang diceritakan novel terkutuk itu soal Hugorf.     

Memiliki seorang istri yang tidak kalah congkak bernama Martinie. Dan sepasang anak yang baru menginjak usia belasan tahun. Hugorf Agreid jelas adalah pria normal jika diperhatikan dari luar.     

Lalu, di bagian mana sebetulnya Hugorf diceritakan dalam novel?     

Memiliki peran dan dialog.     

Monna hanya bisa mengingat, pria itu muncul dalam beberapa bagian tertentu. Seperti ketika hasil pengadilan memutuskan bahwa kakaknya bersalah. Dan dia mengucapkan beberapa rasa prihatinnya pada sang kakak.     

Padahal sebetulnya hasil keputusan pengadilan itu sangat membuatnya merasa puas dan senang.     

Karena kebencian Hugorf Agreid terhadap kakaknya sejak lama, bisa terbalaskan. Lantaran Alpen Bourston selalu saja lebih unggul darinya. Tidak hanya soal status, pekerjaan tapi juga penampilannya dan kekuatan dari namanya.     

Selalu dibanding-bandingkan.     

Hukuman mati Alpen memunculkan kebahagiaan tersendiri baginya.     

Memiliki wajah yang menyebalkan dan senang mencari masalah. Namun selalu kabur bila dihadapkan pada situasi terjepit dan rumit.     

Hugorf Agreid juga ikut dalam pemakaman keluarga Bourston.     

Menguburkan kami semua ke liang lahat dan berpura-pura sedih. Hingga sangat terpukul dengan kesedihan palsu yang berhasil dia perlihatkan pada semua orang.     

Sepertinya tidak ada dalam cerita novel yang menjelaskan bahwa isu pembelotan itu berkaitan dengannya.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.