Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter107 ( Kudeta )



Chapter107 ( Kudeta )

0Tunggu sebentar. Jika bukan Belhart yang Alliesia cintai saat ini. Mungkinkah.. Neil?     
0

Menebak dengan bingung dan tidak tahu apakah pikirannya saat ini terlalu berlebihan.     

Tapi jika intensitas kedekatan Belhart dan Alliesia berkurang. Mungkinkah pemeran pria kedua yang memiliki kesempatan itu?     

Alliesia yang melihat kegusaran Monna, tak kuasa tidak bertanya.     

"Ada apa, Yang Mulia? Anda nampak sangat terkejut dan gelisah?"     

Monna dengan cepat menggeleng.     

"Bukan masalah penting,"     

Penting sebenarnya. Namun Monna tidak mungkin mengatakannya.     

Tapi terlepas bagaimana Belhart sudah mengganti calon wanitanya. Siapapun itu, sebenarnya tidak masalah.     

Asal wanita itu bisa membuat Belhart melepaskannya secara baik dan tidak mempersulitnya. Monna tidak akan mempermasalahkan siapa wanita yang saat ini sedang Belhart berikan perhatian penuh.     

Tapi fakta soal dirinya yang tidak akan mungkin menjadi pusat kebencian Belhart. Karena cintanya pada Alliesia terlalu besar. Lalu perselisihan yang Cattarina buat terhadap Alliesia. Sebetulnya, berangsur-angsur sudah berhasil Monna pikirkan dengan matang.     

Tidak akan mungkin terjadi jika dia yang kini sudah menjadi Cattarina yang baik hati, tidak menyulut percikan api dan meracuni siapapun.     

Berdamai dengan orang-orang di sekelilingnya. Hubungannya dengan Neil juga baik. Jadi tidak ada alasan bagi siapapun untuk menyakitinya. Termasuk Belhart yang belakangan ini juga sudah menunjukkan banyak sikap baik padanya.     

Namun, bagaimana dengan kasus fitnah ayahnya?     

Kenapa masih menjadi misteri? Dan Belhart belum juga kunjung memberikan jawaban pasti atas selesainya perkara tersebut?     

***     

Semuanya kemudian terjawab beberapa hari setelahnya. Pada saat Kaisar Dominic mengadakan sebuah pertemuan kecil yang menghadirkan seluruh petinggi, para menteri kerajaan dan bangsawan kelas atas untuk berkumpul di Istana Kementerian Dominic miliknya.     

Monna yang ikut dalam pertemuan sederhana untuk menemani Belhart. Bertemu dengan seluruh keluarganya. Kedua orang tuanya dan Asraff.     

Siapa yang akan mengira bahwa hari itu akan menjadi hari yang paling ricuh dalam sejarah kehidupn barunya, sebagai Cattarina Bourston.     

Berpikir hanya akan menjadi sebuah pertemuan antar bangsawan dan pemerintahan yang sederhana. Seperti pada beberapa pertemuan lain yang terkadang diadakan untuk sekedar memperkenalkan diri dan mendekatkan diri.     

Neil yang awalnya Monna pikir bersekutu dengannya justru ikut dalam pertemuan untuk menjatuhkan keluarganya. Keluar dengan sebuah argumen yang membuat semua orang tercengang.     

Dengan mengenakan pakaian kesatria-nya. Dengan gagah, berani dan juga sangat tenang. Neil maju ke depan podium untuk mengungkap beberapa fakta.     

Menarik perhatian semua orang. Karena hal ini adalah pertama kalinya Neil bicara di depan publik. Membawa beberapa prajurit lain untuk berbaris di belakangnya dengan membawa beberapa senjata.     

Kasak-kusuk lalu tercipta.     

"Apa yang dia lakukan di depan sana?"     

"Dia datang bersama dengan prajurit?"     

"Siapa yang ingin dia tangkap?"     

"Lalu, siapa yang memberinya hak untuk masuk seenaknya dalam pertemuan tanpa izin?!"     

"Dia tidak mengingat statusnya?!"     

Bukan tidak mungkin jika sudah ada banyak orang yang mengenal Neil. Memiliki ciri-ciri fisik yang sangat kentara dengan rambut berwarna merah dan ada beberapa goresan pedang di wajahnya sebagai tanda keseriusannya memenangkan peperangan bersama dengan Putra Mahkota.     

Hal tersebut tidak lantas membuat banyak bangsawan menerimanya.     

Berasal dari kelas rendah dan rakyat Ornc yang pernah menjadi negeri jajahan Geraldy. Dengan kemurahan hari Kaisar Dominic berserta dengan putranya. Neil akhirnya diangkat menjadi seorang Barron. Mengganti namanya dari Neil Woodwic menjadi Barron Neil Rudwig.     

Status kependudukan Neil akhirnya disahkan menjadi status kependudukan Geraldy dan diangkat menjadi seorang ksatria.     

Dilatih dengan sungguh-sungguh dan menjadi orang kepercayaan Belhart Dominic.     

Reputasi instan ini jelas mengundang banyak kebencian dari beberapa pihak yang tidak suka posisi mereka disejajarkan atau didekati.     

Monna lalu memperhatikan dengan sangat saksama seluruh situasi yang terjadi saat ini.     

Bukan menjadi sekedar pertemuan biasa. Melainkan akan menjadi sebuah sidang besar. Monna yang merasakan firasat buruk, menekan dadanya lebih dalam. Gelisah ketika menemukan adanya suasana genting akan terjadi dan posisi duduk semua orang ternyata sudah diatur.     

Menatap dengan curiga dan serius. Monna bahkan tidak mendapatkan tatapan balik dari Belhart ketika dia sengaja menatap ke arahnya.     

Hanya memunculkan ekspresi dingin dan kaku yang mengganggu.     

Monna mendadak teringat perasaan aneh apa yang tidak sengaja Belhart tunjukkan padanya selama beberapa waktu. Memilih untuk tidak tidur bersama selama beberapa hari belakangan ini.     

Monna akhirnya tahu dari Lily bahwa Belhart tidur di ruang kerjanya. Menjaga jarak dan seolah menghindarinya.     

Ketakutan-ketakutan buruk mulai menghampiri Monna.     

Bukan hanya karena mendadak berpikiran buruk soal berita yang akan Neil katakan. Lirikan Neil yang dalam pada Monna seolah ingin menerangkan sesuatu pun, membuat Monna mengamati dengan serius kalimat pertamanya.     

"Saya, Barron Neil Rudwig. Memberi salam untuk seluruh hadirin yang ada di sini. Terutama baginda Kaisar, Putra Mahkota Dominic, dan Putri Mahkota."     

Panggilan ini entah mengapa membuat Monna menjadi tegang.     

"Ya, Barron Neil. Apa yang membawamu kemari. Dan kenapa kau membawa banyak pasukan masuk ke ruang kementrian?"     

Menatap dengan heran sekaligus tenang. Lomus Dominic masih nampak tidak terlalu terprovokasi ketika rasa penasaran menggelitiknya.     

Sementara Neil dengan wajah dua kali lebih serius, menyampaikan maksud dan tujuannya.     

"Saya datang kemari untuk menangkap Tuan Count Bourston untuk diadili," tukas Neil.     

Menggemparkan semua orang.     

@webnovel     

Monna yang tidak percaya, langsung berdiri. Menatap Neil sangat emosional tinggi dan berteriak.     

"Apa-apaan ini? Kau berani menangkap ayahku? Jangan bercanda Neil! Ini sama sekali tidak lucu!!" sanggah Monna.     

Namun Neil justru meminta maaf.     

"Maafkan saya, Yang Mulia. Namun saya bersungguh-sungguh. Datang untuk menangkap Tuan Count atas tuduhan pembelotan,"     

"Apa??"     

Beberapa kasak-kusuk miring, berkeliaran.     

"Apa yang baru saja dia katakan?"     

"Dia datang untuk menangkap Count Bourston?"     

"Lalu apa maksudnya dengan pembelotan?"     

"Count Bourston berencana untuk memberontak pada Kaisar?"     

"Berita itu benar dan tidak bohong?"     

Masih ada saja yang tidak percaya. Namun masih ada juga yang percaya.     

"Apa kataku! Semua kesetiaannya selama ini adalah palsu. Memang sengaja melakukan hal itu untuk menutupi rencana terselubungnya,"     

Kata-kata buruk dan terkejut lain terus bermunculan.     

"Pantas, dia bersikeras ingin menikahkan putrinya dengan Putra Mahkota. Ingin membuat semacam kekuasaan yang lebih besar bisa dia pegang?"     

Kemarahan Monna semakin memuncak.     

"Pembelotan seperti apa dan jelaskan!!"     

Sangat tenang namun dalam. Kata-kata Lomus Dominic membuat banyak orang semakin tertarik untuk tahu lebih banyak.     

Menfokuskan perhatian penuh mereka pada sosok Neil yang masih bersikap sopan.     

"Tanpa mengurangi rasa hormat, saya Barron Neil akan mengungkapkan beberapa fakta terkait pembelotan yang beliau lakukan. Telah mengumpulkan banyak bangsawan untuk bekerja sama dengannya menghimpun banyak sengketa di beberapa wilayah. Mengklaim wilayah tersebut miliknya dan menghasut beberapa kelompok untuk melakukan kudeta,"     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.