Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 37 ( Malu Ditingkat Akut )



Chapter 37 ( Malu Ditingkat Akut )

0"Terimakasih, Yang... maksudku, Belhart. Sekarang aku sudah jauh lebih baik," ucap Monna tidak terlalu jujur sebetulnya. Namun dia berusaha menyelaraskan ucapannya dengan penampilannya.     
0

Monna tidak ingin Belhart sampai memberikan perhatian yang lebih padanya. Cukup hanya menganggapnya sebagai istri pajangan dan tidak mengurusinya atau peduli padanya saja sudah lebih dari cukup.     

Daripada Belhart harus lebih memberikannya banyak perhatian yang akhirnya akan membuat akhir buruk bagi hidup Cattarina dan keluarganya. Monna lebih memilih keadaan yang damai seperti yang sudah ada selama ini.     

Walaupun terkadang Monna masih sangat sulit untuk bisa memahami maksud hati dan perubahan emosinya. Tapi paling tidak Belhart yang sekarang belum berencana untuk membunuhnya karena kesal.     

Belhart kemudian berdiri dan mengatakan sesuatu yang membuat Monna agaknya nejadi waspada. Berpikir bahwa mungkin saja pria itu akan melakukan sesuatu yang buruk atau mungkin mengejutkannya dan membuatnya ngeri.     

Monna kemudian bertanya dengan bingung ketika dia melihat Belhart telah berdiri tegak berjalan ke arahnya.     

"Apa... yang akan Anda lakukan?" tanya Mona gugup. Kemudian menambahkan.     

"Anda ingin pergi ke suatu tempat?" tanya Monna gagal paham maksud tindakan Belhart yang sudah berdiri dan berjalan berjalan ke arahnya tanpa bicara dan tanpa aba-aba.     

Karena jika Belhart menginginkan keluar dari pertemuan mereka Belhart seharusnya berjalan dengan bebas ke sisi manapun agar dia bisa pergi meninggalkannya.     

Namun pria itu berjalan ke arahnya dengan tanpa bicara. Sambil kemudian..     

"Kau tidak demam bukan? Bagaimana dengan pusingnya? Benar-benar sudah baik dan tidak perlu di cemaskan?"     

Monna sibuk berkedip berulang kali hingga menatap berkali-kali dengan tidak percaya sembari bergumam.     

"Ya..?" ucapnya tidak terlalu merasa yakin.     

Heran dengan apa yang terjadi pada pria yang ada di depannya. Maju mendekat dan menyentuh keningnya. Menanyakan keadaannya. Lalu mencemaskan?     

What the hell!!     

Apa yang sebenarnya terjadi padanya?!! Dan apa yang sebenarnya sedang merasuki otaknya?     

Ditambah lagi.     

Harus berapa kali lagi Belhart membuatku tercengang? Tidak bisa bertingkah wajar dan tidak bisa bertindak logis sama seperti tindakannya yang sama persis dengan sikapnya dalam cerita novel?     

Ah, tidak. Bukan seperti itu juga yang aku inginkan.     

Belhart tidak seharusnya mengikuti sifat jahatnya pada cattarina sesuai dengan jalannya cerita yang ada pada novel terkutuk itu.     

Dia lebih baik bersikap baik atau paling tidak mengacuhkannya juga boleh. Asal tidak bertingkah kacau semacam ini.     

Monna sekali lagi bertanya dengan bingung.     

"Anda.. menanyakan kondisiku? Dan Anda terlihat cemaskanku?" tanya Monna sangat tidak yakin.     

Dan Belhart sudah ingin menjawab perkataannya dengan kalimat 'tentu saja. Dan bagaimana hal tersebut tidak mungkin'.     

Namun Monna dengan cepat menghalanginya dan mengeleng sendiri sembari memberi menjawab dengan tidak karuan.     

"Ah, tidak. Lupakan pertanyaan aku barusan. Dan aku akan menjawab pertanyaanmu dengan benar. Aku sangat baik. Jadi Anda tidak perlu terlalu mencemaskannya," ungkap Monna dengan wajah cantik yang masih pucat.     

Dimana aura membunuh Belhart di masalalu-nya masih sangat sulit untuk bisa Monna hilangkan secara sempurna. Sehingga separuh terpejam-lah yang paling sanggup dia lakukan saat ini. Sehingga Belhart yang memperhatikannya langsung mengepalkan tangan dan menjauh.     

Berdiri kembali ketika beberapa waktu lalu sempat menunduk untuk mengecek kondisi Cattarina.     

"Aku rasa kita memanggil Alliesia kemari. Pengawal!!" teriak Belhart dengan cukup marah. Namun dia tahan ketika Belhart juga sempat melihat Neil mendekat ke arahnya.     

Ikut mencemaskan Alliesia dan menanyakan bagaimana kondisinya. Hingga apa yang sedang terjadi pada putri yang dia jaga. Sehingga membuat Belhart semakin naik pitam dan kehilangan kendali dirinya.     

Kemudian memerintah dengan dingin dan ketus pada Neil yang terlihat sangat mencemaskan Cattarina.     

"Kau nampaknya begitu cemas?! Kalau begitu, kau yang panggilkan Alliesia ke kamar utama. Karena aku akan membawa sendiri 'istriku' ke kamarnya," ucap dan perintah Belhart dengan sangat tajamnya pada sang anak buah.     

Sampai-sampai membuat Neil sempat menatap dengan sedikit bingung. Lalu mengangguk dengan cepat dan pergi meninggalkan keduanya untuk menjalankan tugas.     

Sementara Belhart dengan sangat mengejutkan menggendong Cattarina naik ke atas gendongannya. Membopongnya layaknya seorang putri agung dan dia kini terlihat bertindak sebagai ksatrianya.     

Membuat Monna panik dan langsung berteriak dengan histeris.     

"Ya, ampun!! Yang Mulia!! Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan dan apa yang kau..."     

Karena terus dikejutkan dan dibuat sulit percaya pada banyak hal. Kali ini Monna sampai benar-benar kehilangan akalnya untuk sekedar membalas atau memberikan respon. Sekujur tubuhnya lemas dan dia benar-benar tidak punya banyak tenaga untuk melawan, membela diri, atau mungkin menyelamatkan hidupnya.     

Monna hanya sibuk menutup wajahnya karena malu dan takut membayangkan yang lebih buruk terjadi.     

Sedangkan tindakan Belhart sukses membuat banyak pasang mata memperhatikan mereka. Menatap dengan bingung situasi apa yang sedang terjadi dan bagaimana Yang Mulia Putra mahkota mereka yang terkenal dingin, sangat hebat dalam memperlakukan istrinya dengan begitu berbeda.     

Membawa sendiri istrinya berkeliaran dalam istana dan terlihat cukup gelisah. Sembari mengabaikan seluruh pasang mata yang memperhatikan mereka dengan penuh minat. Sampai-sampai Monna yang menyadari hal itu tidak sanggup membuka wajahnya.     

Malu atas tindakan Belhart yang sangat impulsif dan tidak terduga. Monna hanya bisa mengutuk dirinya sendiri dalam hati dan berdoa agar situasi ini cepat berlalu. Sembari berusaha menutup telinganya rapat-rapat untuk mengacuhkan segala gunjingan yang diarahkan seluruh penghuni istana yang mereka lewati.     

Hingga memunculkan berbagai asumsi hadir dalam benak semua orang secara berbeda juga dan juga menjadi heboh.     

"Apa yang sebenarnya terjadi?"     

"Ada apa dengan putri mahkota?"     

"Kenapa Yang Mulia Putri Mahkota bisa dibopong seperti itu? Terluka-kah? Kurang sehat-kah? Lalu apa yang dilakukan oleh Yang Mulia Putra Mahkota dengan membawanya seperti itu?"     

"Mereka akan kemana?"     

"Perlukah kita mengikutinya?"     

Segala macam tanda tanya dan penasaran yang hebat menyelimuti semua pekerja dan pengurus istana hingga para abdi dan juga pelayan yang mereka lewati. Ingin bertanya karena cemas namun tidak berani juga bertanya karena takut.     

Kini hanya Lily dan beberapa dayang khusus milik Cattarina saja yang mengikuti tuannya dari belakang. Sambil membantu memberikan jalan dan membukakan pintu untuknya, para datang tersebut hanya diam seribu bahasa sesuai dengan kodrat mereka.     

Hingga Monna akhirnya tidak kuasa untuk tidak mendumel.     

"Belhart!! Apa kau harus sampai membuatku menjadi tontonan satu istana?! Bagaimana aku bisa menghadapi semua orang setelah ini??!" ucap Monna luar biasa tidak percaya dan sulit mengerti dengan jalan pikiran Belhart.     

Berkali-kali harus menyesuaikan perubahan iklim dan moodnya hingga sampai pada tindakan anehnya.     

Belhart bersungguh-sungguh dalam menggotongnya seperti tadi?     

Monna merasakan tekanan dan rasa malu yang teramat besar. Dimana selama ini dia tidak pernah dipermalukan sampai sejauh itu. Tidak pernah menginginkan perhatian yang salah. Dan tidak pernah mendapatkan perhatian yang sangat banyak seperti ini.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.