Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 46 ( Hubby )



Chapter 46 ( Hubby )

Monna akhirnya bisa menghela napas lega pelan-pelan. Sembari mengamati ekspresi Baginda Kaisar untuk mengecek bagaimana reaksinya.     

"Baiklah. Jika semua kondisi aman dan terkendali. Namun sekarang apakah ada yang bisa menjelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi padanya?" tanya dan balik badan Yang Mulia Kaisar untuk menatap Belhart dan Cattarina secara bersamaan.     

Belhart kemudian maju untuk mengajak ayahnya bicara.     

"Sudahlah, Ayah. Jangan terlalu ingin tahu banyak hal apa yang aku kerjakan bersama dengan Catty," protes belhart tidak senang dan mulai terganggu dengan keinginikutsertaan ayahnya untuk mengetahui segala urusannya dengan Cattarina.     

Monna sudah kembali terkejut saja dengan sapaan hangat Belhart yang memanggil namanya dengan begitu lancar. Belum pernah meminta izin dan mendapatkan izin darinya. Sehingga berkompromi terkait masalah tersebut.     

Sehingga Monna tidak bisa mengurangi sedikit saja perasaan tertekannya karena masih belum terbiasa mendengar nama manis itu disebutkan olehnya.     

Lomus Dominic justru malah tertawa kecil ketika dia telah berhasil menangkap sesuatu.     

"Apa yang baru saja kau katakan? Catty? Kau menyebut nama istrimu dengan sebutan Catty? Tapi, dimana ya aku pernah mendengar nama itu disebutkan? Apa seseorang juga pernah menyebutkannya di depanku selain kau?"     

Monna sudah merasakan saja keseimbangannya yang mendadak menjadi kacau. Belum sanggup harus menerima perhatian yang berlebihan dari Baginda Kaisar bahkan terkait masalah kecil ini di ungkit dan perbincangkan.     

Monica sudah langsung menatap Belhart dengan cukup gusar.     

Tidak tahu apa dia hanya tidak sengaja menyebutkannya atau ingin memancing perhatian.     

Alliesia yang entah memiliki keberanian darimana pun akhirnya memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan Baginda Kaisar yang belum seorang pun antara Belhart dan Cattarina yang berani menjawabnya.     

"Catty adalah nama panggilan kecil dari keluarga Bourston untuknya," ucap Alliesia ringkas dan Lomus Dominic sudah bisa mengartikan perkataannya tersebut dengan baik sembari mengangguk mengerti.     

"Ah, jadi itu adalah nama panggilan kecil Cattarina dari keluarganya?"     

Alliesia dengan semangat membara langsung mengangguk dengan ceria. Membuat Monna menatapnya dengan pandangan aneh sekaligus heran bagaimana wanita itu begitu lancar dalam bicara.     

Dimana Monna sendiri sudah pernah berbicara pada Alliesia dia sela-sela waktu mengobrol mereka sejenak bahwa seluruh keluarganya lebih suka memanggilnya dengan sebutan Catty karena nama tersebut lebih imut dan menarik.     

Monna akhirnya bisa merasakan wajahnya yang memerah karena malu akibat tatapan Lomus Dominic yang sangat tajam menatapnya dibalik kecurigaannya terhadap sesuatu.     

Seolah menemukan adanya hubungan yang lebih maju antara putranya dengan menantunya daripada apa yang dia bayangkan sebelum ini. Lomus Dominic akhirnya tidak bisa menyembunyikan senyum dan tawa lepasnya setelah dia berhasil berpuas diri.     

"Hahaha... jadi kalian sudah saling mengucapkan panggilan manis satu sama lain?" ucap Kaisar merangkum beberapa hal dan kemudian menambahkannya.     

"Sehingga saat ini. Bisa kau katakan padaku, apa panggilan hangatmu pada Belhart?" tanya Baginda Kaisar pada Cattarina dengan mata menggoda dan memicing membuat Monna yang dilempari tatapan itu sedikit bergidik.     

Tunggu sebentar!     

Apa arti dari pertanyaannya itu? Nama panggilan hangat?     

Oh, shit! Sejak kapan Cattarina punya nama panggilan yang hangat bahkan sweet pada suami yang dia nikahi karena terpaksa.     

Oke dulu menikah mungkin karena cinta. Bahkan cinta gila dan cinta buta. Namun untuk sekarang, apa bahkan ketika pernikahan ini dia lakukan hanya semata-mata karena hubungan politik.     

Cattarina masih harus punya nama panggilan yang hangat untuk Berlhart?     

Seolah ingin menangis. Monna berulang kali berusaha menahan kecemasan dan ketakutannya bila dia sedikit saja dalam berucap.     

Menatap sesisi bawah untuk berpikir dan menimbang jawaba apa yang akan dia sebutkan. Monna sudah bisa melihat seluruh pasang mata menatap ke arahnya. Bahkan Belhart yang seharusnya juga bisa mengatakan sesuatu untuk membelanya pun memilih untuk menunggu dengan setia sampai Cattarina bersungguh-sungguh mengatakan sesuatu.     

Monna akhirnya kemudian berucap dengan lemah juga takut-takut.     

"Bukankah, saya hanya harus tetap memanggilnya dengan sebutan Belhart? Atau saya harus memanggilnya Dominic Muda..? Bell?"     

Oh, tidak. Bell? Kau kira kau sedang menyebutkan sebuah lonceng atau bell yang bisa mengeluarkan bunyi?     

Monna spontan mengulum mulutnya untuk menutup semakin rapat.     

Menantikan respon semua orang terutama Baginda Kaisar karena dialah yang sudah mengajukan pertanyaannya.     

"Hanya itu?" Lomus Dominic pada akhirnya hanya mengucapkan kalimat pendek itu dengan heran.     

Dia kemudian melirik Belhart dengan alis yang dia naik dan turunkan secara berbeda.     

"Kau tidak memintanya untuk memanggilmu secara khusus?" tanya Lomus.     

Dan Belhart yang memang tidak pernah meminta pun hanya diam. Tidak memberikan balasan apapun dan hanya sanggup menatap Cattarina dengan tatapan lelah juga dingin.     

Sementara Monna sudah langsung saja membuang wajahnya ke sisi paling berlawanan dengan Belhart. Tahu bahwa tatapan itu bisa menusuknya dan bahkan menerjangnya kapanpun. Monna hanya bisa menyembunyikan dirinya rapat-rapat ke samping.     

Alliesia hanya bisa menggaruk dengan pelan ketika dia sadar tidak berada di dalam otoritasnya untuk ikut campur dan menyuarakan sesuatu. Tahu bahwa hubungan Putra Mahkota dan Putri Mahkota tidak seindah hubungan pasangan suami istri pada umunya.     

Neil sendiri pun tidak memberikan keberaniaan untuk berkata sejak awal hingga akhir. Memang adalah pribadi yang pendiam dan tidak mungkin berani berucap jika tidak diperintahkan.     

Sehingga kini pembicaraan antara dirinya dengan Baginda Kaisar dan juga Putra Mahkota nampaknya menjadi tontonan banyak orang. Bahkan seorang ajudan Kaisar pu ikut mendengarkan percakapan mereka karena pria itu wajib mengekori tuannya hingga kemanapun.     

Monna sudah langsung saja berubah menjadi pucat. Takut bila perkataan polosnya justru membuat suaminya malu. Monna kemudian mecoba mencari akal agar dia bisa selamat dari amukkan Belhart nantinya jika seluruh tamunya hari ini pergi.     

Monna kemudian memecah keheningan.     

"Hubby? Apa saya seharusnya memanggilnya seperti itu, Yang Mulia? Saya rasa sebutan itu tidak buruk dan saya hanya belum menemukan nama panggilan kecil yang lebih manis untuk menyebut namanya," ucap Monna cepat dan mungkin kurang tepat.     

Semua orang kemudian menatapnya dengan tatapan aneh.     

"Hubby?" ucap Lomus dan Belhart secara kompak.     

Monna kemudian baru menyadari kesalahannya.     

"Ya. Dan... sepertinya aku salah menyebutkannya," ucap Monna yang hanya keras di kata 'ya'. Namun berubah pelan dan bahkan hampir tidak bersuara ketika dia mengucapkan kalimat akhirnya.     

Monna kemudian merutuk pelan.     

"Apa itu hubby? Dan kenapa aku belum pernah mendengarnya?" tanya Lomus Dominic dengan luar biasa heran dan terkesima.     

Entah karena nama itu begitu unik. Namun sayang dia tidak pernah mendengarnya dan dia juga tidak pernah mengetahui artinya. Sehingga semua orang yang memiliki pemikiran yang sama dengannya pun menjadi ikut menatap dengan bingung.     

Terutama Belhart yang juga baru mendengar nama panggilan baru itu karena selama ini dia dan Cattarina belum pernah berkompromi soal masalah ini.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.