Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 45 ( Kelelahan )



Chapter 45 ( Kelelahan )

0Tunduk dan tidak melihat langsung wajah sang Baginda Kaisar adalah tradisi yang harus Monna ikuti mengingat dirinya adalah orang luar yang baru saja memasuki istana. Tetap harus mengikuti segala tata krama dan kesopanan hingga berbagai macam aturan dalam berbicara.     
0

Lomus Dominic selalu menjadi pribadi yang paling santai diantara seluruh orang yang tinggal di istana ini. Memang telah membuat banyak aturan dan merubah aturan hingga tetap mempertahankan berbagai aturan yang dia rasakan masih perlu untuk bisa dipertahankan.     

Lomus Dominic selalu menjadi panutan banyak orang. Dianggap sebagai raja yang bijak hingga raja yang paling adil selama pemerintahan raja-raja yang ada selama ini.     

Banyak orang bahkan sampai masih     

Sudah memainkan tangannya pelan. Melambai dan menggeleng secara perlahan. Lomus akhirnya tidak menyetujui permintaan maaf Cattarina.     

"Kenapa kau harus meminta maaf dan kenapa juga kau yang harus merasa bersalah, Cattarina? Bukankah kau hanya korban? Dan aku yang sudah sepatutnya bertanya pada putraku, apa saja yang sudah kau lakukan padanya? Kenapa kalian perlu sampai memanggil dokter dan kenapa juga Cattarina memerlukannya?" tanya Lomus panjang lebar.     

Dimana tuduhan dan pertanyaan yang cukup panjang itu membuat Monna hanya bisa terdiam. Menunduk karena tidak bisa menjawab dan memberikan alasan atau balasannya.     

Belhart sudah menjadi wakil atau juru bicaranya.     

"Dia hanya kurang enak badan karena kelelahan, Ayah. Bukan sesuatu yang serius dan Ayah tidak perlu cemas,"     

Lomus lalu mengangkat kedua alisnya ketika dia menatap putranya kembali.     

"Kenapa bisa seperti itu? Kurang enak badan karena kelelahan? Kenapa Cattarina bisa kelelahan?" tanya Baginda Kaisar.     

Dan hal tersebut tentu saja langsung dibenarkan oleh siapapun yang tidak mengetahui duduk permasalahan apa yang terjadi.     

Lelah padahal Yang Mulia Putri Mahkota punya banyak dayang juga pengikut. Bagaimana mungkin dia bisa kelelahan? Tidak perlu cemas karena bukan hal serius, bagaimana masalah ini bukan hal yang serius jika dokter hebat saja sampai dipanggil?     

Putranya ingin membuat semacam lelucon dan meminta ayahnya ini untuk percaya?     

Lomus Dominic bukanlah anak kecil yang bisa percaya dengan begitu mudah kalimat pendek semacam itu.     

Tahu bahwa putranya hanya ingin mempersingkat perdebatan dan tidak ingin ayahnya bertanya banyak hingga lebih jauh.     

Lomus Dominic sudah menatap putranya sekali lagi dengan tatapan menuntut.     

"Tidak ingin mengatakan apapun dan hanya membuatku mengetahui dari orang-orang bahwa kau secara mendadak menjadi ksatria yang membawa tuan putrinya masuk ke dalam kamar untuk mendapatkan penanganan yang lebih serius dari dokter istana?"     

Alliesia sudah langsung merasa saja nama disebutkan. Tidak ingin terlibat namun sebenarnya sudah terlibat.     

Alliesia kemudian kembali memberi salam pada pemilik utama istana yang dia tinggali ini.     

"Lapor, Yang Mulia Kaisar. Saya Alliesia. Dokter istana yang baru menjawab sekitar satu setengah bulan lamanya,"     

Lomus kemudian meliriknya. Tahu bahwa Alliesia adalah tabib hebat yang sempat membuat seluruh istana menjadi gempar. Lomus Dominic, untuk pertama kalinya bisa bertemu dengan wanita itu secara langsung.     

Sering mendengar bahwa Putra Mahkota sering datang berkunjung ke tempat dokter tersebut untuk melakukan berbagai penyembuhan. Lomus Dominic sebetulnya sudah sangat penasaran dengan bagaimana rupa dan bentuk hingga kemampuan hebat wanita itu.     

Terlihat masih cukup mudah, lugu dan juga manis untuk dikategorikan sebagai seorang dokter. Alliesia tampil dengan penampilan yang lebih dari baik sebagai seorang dokter. Tidak terlihat memiliki kemampuan penyembuh namun sorot matanya yang jernih dan juga jelas, menjelaskan banyak hal.     

"Kau.. adalah tabib terkenal yang sudah menghebohkan seluruh kedokteran yang ada di dalam istana ini?" tanya Lomus Dominic pada Alliesia dengan membuatkan matanya.     

Alliesia sudah mengangguk dan sedikit menunduk untuk menjawabnya.     

"Ya. Yang Mulia. Namun maaf jika ekspetasi yang berterbaran diluar tidak setinggi kenyataannya. Karena saya masih dalam proses belajar dan hanya dianugerahi kemampuan khusus yang tidak semua orang memilikinya. Saya hanya sekedar terlihat sedikit berbeda,"     

Lomus Dominic langsung saja mengagumi kerendahan hati Alliesia. Tidak hanya terlihat ramah, sopan, juga punya kemampuan yang tidak sembarangan orang yang memilikinya. Alliesia ternyata juga memiliki kerendahan hati yang tinggi.     

Sehingga Lomus Dominic kemudian tersenyum kecil menatap wanita mungil itu.     

"Kau pintar merendah, Nona. Dan kau juga enggan untuk mengakui kemampuanmu yang memang hebat," ucap Lomus tanpa berniat meninggikan atau merendahkan seseorang pada kemampuan yang memang dia miliki.     

Alliesia kini ikut tersenyum kecil dengan malu-malu untuk meredam kesenangan hatinya setelah dipuji secara berkala. Sudah pernah mendengar dan mengetahui bahwa Baginda Kaisar Geraldy adalah pria yang ramah dan juga separuh senang bercanda.     

Alliesia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan bisa bertemu dengan Baginda Kaisar dalam waktu yang secepat ini. Hanya dalam kurun waktu satu setengah bulan. Dan hanya karena kebetulan dia yang dipanggil untuk mengecek kesehatan Yang Mulia Putri Mahkota.     

Alliesia akhirnya bisa bertemu dengan orang yang paling Diagungkan oleh seluruh rakyat yang ada di negeri-nya. Karena tidak bisa sembarangan orang bisa bertemu dengan Kaisar mereka. Alliesia kini bisa menganggap hal ini sebagai sebuah keberuntungan juga baginya.     

Semenjak menolong putranya dan semenjak diangkat sebagai dokter istana. Alliesia tidak pernah membayangkan bahwa hidupnya akan sesibuk ini.     

Mengagumi seluruh keluarga kerajaan berserta dengan menantunya. Alliesia Nampak bisa berkeyakinan bahwa dia akan betah berlama-lama tinggal di istana ini.     

Lomus Dominic kemudian bertanya sekali lagi pada sumber yang dapat dipercaya.     

"Maka kali ini, bisa kau katakan dengan lebih jujur apa yang terjadi pada Putri Mahkota? Dia sakit? Terluka karena sesuatu? Atau kita perlu melakukan penanganan khusus padanya? Hingga mencari dalang yang menyebabkan dia bisa sampai seperti ini,"     

Monna spontan saja menyeka keringatnya yang sama sekali tidak ada. Frustasi hanya karena sebuah kejadian kecil yang malah jadi dibesar-besarkan. Monna kemudian menyela dengan cukup berani untuk tidak semakin menimbulkan salah paham yang berkepanjangan.     

"Saya baik-baik saja, Yang Mulia. Tidak terluka dan sekarang hanya…"     

Belum selesai Monna melengkapi kalimatnya, Yang Mulia Baginda Kaisar sudah langsung saja menahannya.     

Mengangkat tangan kirinya ke atas untuk meminta Cattarina diam sejenak. Monna kemudian melirik Belhart dengan cemas lalu berpindah pada Alliesia.     

Merasa tidak enak dan tidak ingin menimbulkan masalah. Monna kemudian memberikan kode pada Alliesia untuk tidak mengatakan apapun yang akan membebankan pikiran Yang Mulia-nya.     

Dan Alliesia yang berhasil menangkap dengan baik arti tatapan dan kode yang diberikan oleh Cattarina. Menatap Yang Mulia Bagindanya dengan yakin.     

"Semuanya baik, Yang Mulia. Tuan Putri hanya kelelahan seperti yang, Yang Mulia Putra Mahkota katakan. Anda tidak perlu cemas. Kondisinya sekarang sudah membaik. Dan hasil pemeriksaannya juga semua baik,"     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.