Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 43 ( Dua Ksatria yang Kuat dan Hebat )



Chapter 43 ( Dua Ksatria yang Kuat dan Hebat )

0Monna langsung menimpalinya.     
0

"Tidak bagus dalam hal apa dan karena apa?" tanyanya serius tidak mengerti dan luar biasa heran. Dimana dunia dalam novel ini kembali membuatnya terpukau.     

"Karena jika kau tidak bisa tidak mempan pada kekuatan Alliesia, itu artinya kau tidak akan mudah disembuhkan oleh berbagai macam kekuatan bila kau terluka,"     

Monna kemudian bergantian menatap Alliesia yang ikut memberikan suara ketika ditatap dengan sangat serius olehnya.     

"Dan ada baiknya juga, itu berarti kau juga tidak mempan pada kekuatan sihir, khusus atau semacamnya."     

Belhart langsung saja menatap Alliesia tajam.     

"Tapi dia bisa saja terluka parah bukan karena sihir dan tidak bisa disembuhkan,"     

Alliesia kembali mencoba mengingatkan.     

"Tidak ada yang abadi di dunia ini, Yang Mulia. Sekalipun kemampuanku bisa menyembuhkan. Namun setiap kemampuan khusus selalu punya batasannya," ucap Alliesia mengingatkan.     

Kepala Monna langsung berputar dengan cepat. Ingin mencerna dengan baik. Namun ucapan mereka yang terdengar sederhana seolah rumit untuk bisa dia mengerti.     

Sehingga Monna kemudian bertanya kembali.     

"Jadi sebenarnya ini adalah hal yang baik atau tidak?" tanya Monna luar biasa gagal paham.     

Belhart dan Alliesia kompak menjawa.     

"Tidak,"     

"Ya, sedikit."     

Timing yang pas. Namun jawaban yang saling bertolak belakang membuat Monna menatapnya secara bergantian. Menunggu sampai keduanya mengoreksi ucapan mereka masing-masing yang kiranya merasa salah satu diantara mereka ada yang salah.     

Namun tidak ada satu orang pun yang mencoba untuk mengoreksinya. Terlihat kompak namun sebenarnya tidak kompak. Monna semakin kehilangan kesabaran untuk memahami keduanya.     

"Jadi, yang ingin kalian sampaikan adalah. Aku kebal terhadap ilmu sihir? Tidak mempan bila dilukai dan disembuhkan dengan menggunakan sihir kasat mata," rangkum Monna dengan cepat yang kemudian bisa paham sedikit.     

Belhart hanya diam. Sementara Alliesia mengangguk pelan.     

"Sehingga, ada yang bisa menjelaskan padaku mengapa semua itu bisa terjadi?"     

Alliesia dengan lugasnya langsung menjawab.     

"Ini masih menjadi rahasia alam, Yang Mulia Putri. Dimana selama ini hanya terdapat segelintir orang yang memiliki kemampuan kebal ini. Karena hanya manusia pilihan yang diberikan keunikan tersebut," ucap Alliesia.     

Monna kemudian menimpali.     

"Termasuk juga kemampuan khusus yang kau miliki? Menyembuhkan luka, hingga memberikan energi positif pada orang lain. Aku juga secara khusus memiliki kemampuan untuk tidak bisa menerima energi tersebut bagaimana pun caranya?"     

Wajah pucat yang semula Monna munculnya hilang seketika. Bukan karena kondisinya menjadi jauh lebih baik. Namun karena fokusnya yang kini sudah teralihkan dari rasa gugup yang sempat menyerangnya.     

Monna jadi melupakan sejenak kegundahannya sejak awal. Merasa cukup terkejut sekaligus tidak mengerti mengapa kejadian aneh ini bisa terjadi.     

Monna kemudian mengingat kembali masa lalu dan pengalaman dia membaca buku terkutuk itu hingga usai. Dalam cerita tidak pernah disebutkan bahwa Cattarina memiliki kemampuan khusus semacam itu.     

Karena seingat Monna, Cattarina pernah hampir keracunan akibat minumannya diberikan suatu ilmu hitam yang entah berasal darimana. Belum diceritakan secara lengkap bagaimana racun tersebut bisa berada di dalam minumannya. Dan bagaimana sebuah kejahatan itu bisa dilupakan begitu saja tanpa mencari siapa pelakunya.     

Monna sudah semakin ingin menyerah. Menyentuh keningnya yang mendadak terasa berat.     

Monna juga kemudian sibuk berpikir dengan keras, bagaimana semua ketidak masuk diakalan ini bisa terjadi. Maka jika dipikirkan ulang, mungkinkah karena jiwa Monna yang ada di dalam tubuh Cattarina yang membuat segala sihir dan kemampuan khusus itu tidak bekerja padanya?     

Karena jiwanya bukan bagian dalam dunia ini. Karena itu segala kekuatan aneh tidak mempan padanya? Tidak bisa mempengaruhinya dan tidak memiliki obat juga bila dia sampai terserang sakit.     

Monna kembali mengingat bagaimana kondisi tubuh lemah Cattarina bisa berubah menjadi sangat sehat. Tidak memiliki pantangan dan tubuhnya kini menjadi sama seperti tubuh manusia lainnya di dunia ini.     

Monna nampaknya bisa mengaitkan hal tersebut dengan hal itu.     

Dan Alliesia yang melihat kebingungan Cattarina langsung saja menyuarakan kembali pendapatnya.     

"Tenanglah, Yang Mulia Putri. Jangan terlalu mengkhawatirkan masalah ini dan jangan terlalu mendengarkan perkataan Yang Mulia Putra Mahkota dengan sangat serius melebih apa yang mungkin saja terjadi ke depannya,"     

Belhart kemudian melirik Alliesia dengan tatapan datarnya. Merasa pengaruh kekuasaan dan diktaktornya sangat rendah sehingga Alliesia sama sekali tidak takut padanya. Bebas berpendapat dan bebas mengatakan apapun yang dia inginkan.     

Wanita itu seolah tidak takut pada hukum istana dan menganggap Yang Mulia Putra Mahkota-nya tidak akan memberikan hukuman karena kelancangannya.     

Alliesia dengan santai kembali menambahkan kepercayaan dirinya dalam mengemukakan pendapat.     

��Terlebih lagi, bukankah saat ini di sisi Anda sudah berdiri dua orang ksatria yang paling kuat dan hebat di sentaro negeri Geraldy ini? Yang Mulia Putra Mahkota Belhart Dominic Gelard. Berserta dengan Barron Neil Rudwig. Pengawal nomor satu Anda. Jadi siapa yang bisa dan berani akan mencelakai Anda? Bila mereka berdua bersedia mengorbankan nyawa mereka demi Anda,"     

Jika bukan karena saat ini pembicaraan mereka adalah sebuah pembicaraan yang serius. Monna sudah pasti akan terbatuk dengan sangat kencang mencerna setiap ucapan Alliesia yang tidak masuk diakal.     

Mengorbankan nyawa mereka demi dirinya? Demi tuhan! Jika bukan karena perlakukan Cattarina yang sudah jauh lebih dari baik, Belhart, sang Putra Mahkota yang Alliesia Agungkan, pasti sudah akan membunuhnya dengan menghunuskan pedang.     

Seperti yang pernah terjadi di masa lalu dan mungkin masa depannya kelak bila dia tidak berhati-hati.     

Kedua pria itu pastinya tidak akan sampai mengorbankan jiwa dan raga mereka untuk seonggok tokoh antagonis dalam cerita kehidupan mereka. Hanya menjadi pelengkap untuk bisa melihat bagaimana kelebihan dan keistimewaanmu!     

Mereka tidak akan mungkin menyia-nyiakan hidup mereka hanya demi aku!, ucap Monna meruntuk dalam hatinya.     

Monna kemudian mencoba berpikir jernih kembali.     

Dimana logika seharusnya lebih dia depankan dan perkataan terlalu manis dan tidak akan terbukti sebaiknya tidak dia dengarkan.     

Sementara Neil mungkin akan melindunginya secara penuh karena pria itu sangat patuh pada titah hingga perintah kekaisaran sampai ke seluruh keturunannya.     

Namun Neil Rudwig juga tidak akan mungkin mengorbankan nyawanya untuk Cattarina. Wanita yang paling dia ragukan bisa bersanding dengan Yang Mulia Putra Mahkota dan menjadi Putri Mahkota.     

Monna hanya bisa menghela napas cukup panjang ketika dia menyadari bahwa hanya keluarganya yang paling setia dan tulus mengorbankan apapun. Sehingga pada kehidupan dan kesempatan kedua ini, Monna berjanji pada dirinya sendiri dan juga keluarganya.     

Bahwa dia akan selalu melindungi mereka apapun yang terjadi. Tidak akan membiarkan mereka terluka atau sampai dihukum mati.     

Tatapan Neil yang bingung sudah membuyarkan lamunan Monna yang semakin jauh. Tahu bahwa pria itu sering menangkapnya sedang melamun dan berpikir yang tidak-tidak.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.