Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 36 ( Butterfly Killers )



Chapter 36 ( Butterfly Killers )

0Belhart tidak henti-hentinya terus menatap Cattarina dengan begitu minat dan peduli. Dimana Dia sangat yakin bahwa Cattarina bermaksud mengatakan dan menginformasikan sesuatu yang penting.     
0

Monna kemudian mencondongkan tubuhnya ke depan untuk bisa menyampaikan maksud pikirannya, juga kecurigaannya terhadap sesuatu. Sementara Belhart hanya sibuk memperhatikannya.     

"Saya akhirnya ingat sesuatu tentang pria suruhan yang bernama Berdten Argentio," ungkap Monna begitu yakin dan pasti.     

Berlhart terus menatapnya. Dan langsung kembali lebih memfokuskan perhatiannya secara menyeluruh dan bertanya.     

"Berdten Argentio?" ucapnya mengulang.     

Belhart menyadari bahwa kunci nama ini begitu menyita perhatian Cattarina. Sehingga bila saat ini Cattarina mendadak membicarakan pria itu, semuanya tidak akan menjadi aneh. Ketika mungkin saja tidak ada hal lain yang bisa mereka perbincangkan.     

Belhart sudah kembali mendengar keyakinan Cattarina.     

"Ya," balas Monna sembari mengangguk dengan yakin.     

Dimana Monna mengakui bahwa awalnya dia memang banyak melupakan, ah tidak, bukan melupakan. Melainkan hampir tidak mengingat namanya. Karena nama tesebut hanya ditulis sepenggal dalam cerita. Namun dia tahu dengan pasti siapa pria itu dan apa statusnya.     

Monna kemudian kembali melanjutkan.     

"Dia adalah kepala kelompok pembunuh bayaran," ucap Monna perlahan.     

Belhart spontan dibuatnya semakin terkejut namun tetap mengimbangi.     

" 'Butterfly killers' maksudmu?" balas Belhart mendadak.     

Sehingga kini giliran Monna yang menatapnya dengan terkejut dan bingung.     

"Kau sudah tahu hal itu? Bagaimana mungkin? Dan bagaimana ceritanya?" tanya Monna balik bertanya dengan terheran-heran dan takjub.     

Karena dalam novel yang dia baca, tidak banyak kelompok pembunuh ini disebutkan dalam cerita. Hanya menyebutkan sekilas bahwa kelompok pembunuh tersebutlah yang mencoba untuk membunuh beberapa kelompok bangsawan lain tanpa alasan yang jelas.     

Dan kelompok tersebut juga sering disebut sebagai 'shadow killer' atau 'winged killer'. Karena setiap mereka melakukan aksinya tidak ada banyak orang yang bisa menemukan jejak mereka bahkan menangkap mereka.     

Keberadaan dan pekerjaan mereka seolah seperti bayangan yang tidak memiliki bentuk fisik dan seolah seperti memiliki sayap sehingga belum ada satu orangpun yang bisa menangkap mereka.     

Dimana dalam cerita novel dituliskan bahwa kelompok ini hanya berulah dan berurusan dengan kelompok-kelompok yang bermasalah. Karena mereka dikabarkan hanya akan membunuh kelompok bangsawan yang menurut mereka memang pantas untuk dibunuh.     

Sehingga rakyat terkadang mendewakannya.     

Dan kekaisaran sendiri tidak memberikan tindakan yang serius apapun pada kelompok tersebut karena mereka belum terlalu mempermasalahkan perbuatan mereka. Akibat tindakan mereka yang selalu dikerjakan secara bersih dan rapih. Siapapun menjadi sulit untuk menemukan siapa pelakunya dan apa motifnya.     

Bagaimana pembunuhan yang dibuat berkesan bunuh diri bisa dilakukan. Dan siapa yang memerintahkan mereka hingga apa tujuannya, belum banyak yang bisa berspekulasi. Walaupun tentu saja, terkadang ada beberapa hal sederhana bisa diungkapkan. Namun siapa sebenarnya pemilik dari kelompok tersebut sangat menjadi rahasia.     

Bahkan Monna sangat yakin sang penulis cerita novel itu belum menemukan ide untuk mengupas tuntas kepemilikannya, kecuali melanjutkan sequel-nya.     

Namun kali ini, Belhart dengan sangat canggih dan tepatnya bisa mengetahui itu semua. Padahal dalam novel diceritakan bahwa pihak kekaisaran dan orang-orang di sekitar mereka tidak ada yang tahu menahu apapun soal kelompok yang menamakan diri mereka sebagai 'Butterfly'.     

Karena di tubuh korban selalu ditemukan stiker kupu-kupu hitam. Sebagai ciri khusus dari hasil perbuatan kelompok mereka.     

Monna agaknya cukup terkejut bila Belhart juga sampai mengetahuinya. Namun bagaimana dan sejak kapan pria itu mengetahuinya, sangat menjadi tanda tanya yang besar bagi Monna.     

Mungkinkah karena Belhart sedang mengusut soal isu fitnah keluarganya, Belhart akhirnya menemukan beberapa informasi yang terkait?     

Melihat mata heran dan bingung yang terus mengarah padanya, Belhart merasakan hatinya berdesir. Karena untuk pertama kalinya wanita itu benar-benar melihatnya cukup lama. Sehingga perlukah Belhart mengulur waktu lebih lama untuk menjawabnya?     

Godaan demi godaan seolah terus berbisik di sampingnya.     

"Aku mengetahuinya karena sedang menyelidikinya juga," ungkap Belhart pendek kata.     

Dan Monna sangat tidak puas dengan jawabannya.     

"Menyelidiki untuk apa? Dan sejak kapan? Seingatku, itu tidak pernah ada dalam cerita dan ingatanku!" ucap Monna penasaran dan tanpa sadar mengatakan sesuatu yang aneh dan cukup tidak wajar.     

Belhart spontan mengerutkan keningnya dengan agak keras dan bertanya dengan bingung.     

"Cerita dan ingatan? Apa sebenarnya maksudmu?"     

Dimana Monna sontak menjadi panik. Ketika kesadaran telah melakukan sebuah kesalahan baru saja dia sadari.     

"Em, maksudku.. cerita orang-orang dan tentu ingatanku selama ini," jawab Monna dengan cepat membuat alibi.     

Dimana tidak hanya dalam cerita novel, namun berdasarkan ingatan di masa depan Cattarina, Monna sama sekali tidak pernah menemukan nama itu beredar di sekitarnya. Itu sebabnya juga, ketika dia bertanya tentang Berdten Argentio pada ayahnya.     

Tn. Shcoutz sama sekali tidak mengenal nama itu dan bahkan tidak merasa pernah mendengar nama tersebut dimanapun. Karena sosok misterius sang pemilik kelompok sedikit terkenal hanya akan muncul pada cerita akhir novel.     

Yang mana Berdten Argentio-lah pria yang akan mengeksekusi mati seluruh anggota keluarga Cattarina. Dimana Cattarina sendiri akan ditikam langsung oleh Belhart, suaminya.     

Kini segala bayangan buruk dan menyakitkan itu kembali terlintas dalam benaknya. Membuatnya sulit mengatur nafas dan hanya bisa memejamkan mata. Ketika satu per satu kejadian demi kejadian terulang dalam memori otaknya seperti sebuah tayangan tempo dulu.     

Belhart yang melihat kemudian bertanya dengan sangat khawatir.     

"Kau baik-baik saja? Dan ada apa denganmu?" tanyanya tidak paham dan tidak mengerti apakah ada lagi perkataannya yang salah sehingga kembali menyakitinya.     

Namun Monna dengan yakin menggeleng secara perlahan, membantah kekhawatiran Belhart.     

"Tidak apa-apa dan tidak masalah, Yang.. maksudku Bel. Aku hanya tiba-tiba saja pusing. Omong-omong, sampai mana kita bicara?"     

Monna berusaha terus mengalihkan perhatian Belhart agar tidak mengurusinya. Karena toh apapun yang dia lakukan dan tanyakan tidak akan memberikan banyak bantuan. Justru sebaliknya, karena dialah yang menjadi sumber masalah sakit yang Monna rasakan dalam otak Cattarina.     

Monna tidak ingin pria itu semakin memancing situasi yang hanya akan menjadi semakin bertambah parah karena ulahnya.     

Belhart kemudian menyuruh Cattarina untuk melakukan sesuatu.     

"Aku tidak yakin dengan kondisimu. Tapi bila menurutmu kau baik-baik saja. Minumlah sedikit, Catty. Itu akan membuatmu jauh lebih baik,"     

Monna agaknya sedikit bergidik ketika Belhart untuk pertama kalinya ( mungkin? Karena Monna baru memperhatikannya sekarang ), menyebutkan nama kecilnya dengan santai dan penuh niat. Padahal nama kecil itu hanya digunakan oleh keluarga intinya saja untuk menyebutkan kedekatan mereka.     

Namun Belhart memilih nama pangilan yang sama untuk dirinya? Dimana situasi ini merusak logika Monna. Namun karena suasana kepala dan hatinya seolah berkecamuk. Monna tidak banyak memberikan respon dan meminum saja teh jasmine hangat yang selalu menenangkannya dikala dia mengalami banyak sekali cobaan dan tekanan.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.