Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 39 ( Gagal Menyalurkan Energi )



Chapter 39 ( Gagal Menyalurkan Energi )

0Sehingga perlukah Belhart menyuruh seseorang untuk memberikannya privat khusus soal tata krama dalam istana dan bagaimana berkelakuan yang layak?     
0

Dimana berbagai tekanan kini ikut menyebar ke arahnya.     

"Aku tidak pernah melakukan apapun padanya. Cattarina sendiri yang mendadak menjadi aneh dan frustasi seorang diri. Aku jelas sudah tahu akan hal tersebut. Namun kau masih juga ingin menanyakan perihal tersebut padaku. Kau ingin mengejek? Atau kau sedang ingin menyindirku?"     

Ucapan Belhart yang begitu dingin namun cukup santai membuat banyak pasang mata memperhatikannya. Tidak menduga bahwa Belhart akan berucap sesantai itu pada bawahannya dengan tidak menggunakan bahasa formal kerajaan.     

Belhart mendadak terlihat akrab dengan Alliesia. Sejak kapan dan bagaimana?     

Monna buru-buru mengabaikan rasa penasarannya. Menantikan jawaban Alliesia terhadap tuduhan balik Belhart.     

"Saya sama sekali tidak bermaksud mengejek atau menyindir Anda, Yang Mulia. Saya hanya tidak sekedar bertanya. Tidak bermaksud buruk dan tidak ada niatan jelek untuk menegur Anda. Saya hanya bertanya saja. Apa itu tidak diperbolehkan?"     

Monna langsung menatap dengan heran. Sulit mencerna isi percakapannya keduanya dan tidak mengerti dengan suasana apa yang sebenarnya sedang terjadi.     

Saling melemparkan sendirian dan gurauan untuk satu sama lain. Mungkinkah apa yang Monna lihat adalah salah? Kurang tepat dan hanya halusinasi semata?     

Monna berulang kali mencerna. Berulang kali mencari pembenaran. Dan berulang kali, bertanya-tanya dalam hatinya. Menahan diri untuk tidak bertanya sekalipun keinginan terbesar sudah berada di ujung mulutnya.     

Belhart kemudian bertanya sekali lagi pada Alliesia dengan lebih serius ketika dia sempat melirik Cattarina sekilass menggunakan tatapan yang sangat serius dan cemas.     

"Dia mengalami stress yang cukup serius dan apa kau bisa menjelaskan kondisinya dengan lebih rinci hingga mengobatinya?"     

Alliesia langsung saja membalasnya.     

"Saya tidak bisa membantu banyak, Yang Mulia. Jika permasalahan yang terjadi pada Yang Mulia Putri Mahkota adalah akibat pikiran dan kegundahannya sendiri. Saya sebagai pengobat sama sekali tidak bisa banyak membantu,"     

Aura Belhart seketika itu menjadi semakin suram. Namun Alliesia masih melanjutkan perkataannya.     

"Namun saya bisa memberikan beberapa energi tambahan. Menyalurkan energi positif untuk Putri Mahkota dan membuatnya lebih bertenaga kembali,"     

Belhart kemudian dengan tidak sabaran langsung saja menyelak tawaran Alliesia.     

"Lakukan itu dan laksanakan sekarang? Kau, menunggu apa lagi?" tanya Belhart yang kini heran mengapa Alliesia hasil perlu mengulur waktu untuk menyembuhkan Cattarina.     

Padahal dia bisa memberikan paling tidak energi positifnya itu untuk menyembuhkan Cattarina. Alliesia yang diberi perintah secara langsung, segera saja membalasnya.     

"Ya. Sedang saya lakukan," ucap Alliesia pendek kata dan langsung saja menyalurkan energi tersimpannya dalam tubuh Cattarina.     

Membuatnya jauh merasa lebih baik dan sedikit mengangkat arah pikiran negatifnya. Monna terus mengamati keajaiban itu dengan mata yang benar-benar dia buat terbuka sangat lebar. Tidak pernah melihat secara langsung bagaimana sebuah 'sihir'?     

Entahlah. Monna kurang mengetahui bagaimana dirinya bisa begitu terpukau pada kemampuan Alliesia yang kasar mata. Tidak melihat adanya pendar-pendar energi khusus yang bisa Monna lihat melalui tangan mungilnya yang menyentuh tangannya.     

Monna dibuat luar biasa tidak mengerti dan kebingungan. Hanya bisa menilai dari sudut pandangnya yang pernah membaca, menonton atau pernah mendengar segala cerita fantasy yang ada dalam berbagai macam buku atau film dan sejenisnya.     

Namun Monna tidak pernah sama sekali menduga bahwa dia akan melihat 'sihir atau energi khusus' itu secara langsung. Sekalipun kehadirannya di dunia fiksi ini saja sudah merupakan sebuah misteri yang paling besar dan nyata dalam hidupnya.     

Tapi, merasakan adanya sesuatu yang berhembus masuk ke dalam ruas jari dan kulitnya. Monna sangat yakin bahwa Alliesia benar-benar memiliki sebuah kekuatan. Tidak bisa dianggap remeh dan tidak bisa dikatakan kurang memiliki kemampuan.     

Wanita muda ini memang benar-benar sakti. Dan Monna langsung saja mengucapkan rasa terimakasih.     

"Terimakasih, Alliesia. Aku sudah jauh lebih baik sekarang. Tidak perlu terlalu mencemaskanku dan aku minta maaf karena sudah merepotkanmu. Aku juga menganggumi kemampuanmu," ucap Monna dengan sekedarnya.     

Alliesia kemudian membalasnya.     

"Ya. Dan bukan masalah, Yang Mulia. Karena suatu kehormatan bisa membantu Anda walaupun sedikit," ucap Alliesia sangat santai.     

Sementara Monna hanya bisa meliriknya sedikit. Ragu dengan pendengarannya dan penglihatannya.     

Belhart kemudian maju ke depan untuk bertanya lebih jauh.     

"Kau sudah jauh lebih baik?" tanya Belhart dengan cukup mengejutkan menurut Monna. Tidak menduga bahwa pria itu akan menanyakan keadaannya.     

"Ya, Yang Mulia?" respon Monna terlambat.     

Monna dengan cukup sadar merasa ada yang tidak benar. Namun juga ada yang benar secara garis mata para dayang atau mungkin orang luar yang melihat pertanyaan Belhart cukup normal bisa diukur dari sudut seorang suami yang khawatir pada istrinya     

Namun berdasarkan pada sudut pandangan Cattarina dan Monna yang tahu dengan sangat jelas bagaimana pria itu membenci sosok Cattarina. Monna tentu sangat merasa aneh melebihi logikanya, pengalaman hidupnya sebagai Cattarina dan ingatannya perihal isi novel terkutuk ini.     

"Ya. Dan sebetulnya juga sejak awal saya sudah mengatakan bahwa saya baik-baik saja. Tidak perlu cemas dan hanya sedikit saja kurang sehat," ucap Monna.     

Belhart langsung saja membalasnya dengan cemoohan dan sangsi.     

"Tidak perlu cemas dan hanya sedikit kurang sehat katamu?" ulangnya.     

Monna dalam sekejap sudah menyadari bahwa dia nampaknya sudah sangat salah dalam mengungkapkan sesuatu. Hanya sekedar berkata untuk memberikan kesan baik. Namun ternyata, pembelaan tersebut sama sekali tidak disetujui hingga disukai oleh Belhart.     

Monna kemudian terus menatap Belhart tanpa berkedip.     

"Kondisi semacam ini yang kau katakan sebagai kondisi dimana kau benar-benar baik-baik saja dan tidak perlu dicemaskan?" Belhart kembali mengajukan protes hingga ketidakpercayaannya pada apa yang Cattarina ucapkan. Cattarina sudah langsung saja frustasi akut dibuatnya.     

"Jangan seperti itu dan membuatku takut, Bel-hart. Apa.. kata-kataku barusan adalah salah?" tanya Monna dengan luar biasa cemas. Namun dia tetap menjaga wibawanya di depan para dayang, Neil dan juga Alliesia yang masih berada di dalam kamarnya.     

Dimana Belhart bisa melihat kegetiran dalam tingkah lakunya. Yakin bahwa saat ini Cattarina sedang merasakan kecemasan dan ketakutan akibat dirinya. Belhart langsung saja menurunkan emosinya pada tingkat yang lebih rendah.     

"Syukur jika kau baik-baik saja. Namun..."     

Tepat ketika melirik Neil dan beberapa dayang. Seluruh orang yang tidak berkepentingan langsung mengajukan diri untuk undur diri. Termasuk dengan Alliesia yang cukup peka dengan ketegangan dan kondisi serius yang terjadi.     

Monna yang melihat spontan menahannya.     

"Tunggu. Kau ingin kemana?" tanya Monna separuh cemas dan tidak rela ditinggalkan ketika dia melihat Alliesia sudah akan beranjak dari sisinya.     

Alliesia yang melihat tingkahnya pun langsung saja terlihat bingung.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.