Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 22 ( Pengawal Pribadi )



Chapter 22 ( Pengawal Pribadi )

0  Lantas apa ini? Kejadian itu seolah tidak ada dalam cerita aslinya dan kini si pembuat onar itu datang kemari mengucapkan selamat hari pernikahan padanya? Hal yang bahkan belum pernah terjadi saat ia telah menikah dengan Putra Mahkota dulu untuk waktu yang cukup lama.    
0

  Cattarina dan Neil memang dulu jarang sekali berkomunikasi. Jika bukan karena adanya beberapa hal yang penting dan saling berurusan, Neil tidak mungkin akan mengajaknya bicara. Jangankan bicara, memandang wajah Cattarina saja Neil sudah ogah, apalagi harus beramah-tamah dengannya?    

  Dan lihat sekarang, bukankah kehadiran pria itu memunculkan spekulasi Cattarina soal sandiwara keduanya yang terlihat jelas saat itu telah berbohong dengan mengatakan ada semacam perkelahian di area basecamp mereka?    

  Walaupun Monna sendiri tidak tahu kenapa Putra Mahkota tidak menggunakan alasan itu untuk mangkir dari acara pernikahan yang mengganggunya ini, Monna terpaksa hanya bisa memutar bola matanya dengan malas.    

  Terlalu banyak kejadian yang berubah seiring berjalannya waktu Monna menjalani hari-harinya sebagai Cattarina.    

  Ia sampai mulai meragukan ingatannya sendiri tentang semua kejadian yang pernah ia alami itu. Segalanya seolah terjadi dengan berbagai hal baru yang tidak sesuai dan tidak terduga.    

  Sekali lagi. Tak peduli bagaimana dan mengapa semua perubahan itu bisa terjadi, Monna memilih untuk bersikap santun padanya.    

  Sama seperti ia mencoba memperlakukan Putra Mahkota Belhart dengan baik, ia juga akan memperlakukan Barron Neil dengan bijaksana. Tanpa membuat kesan yang bisa dibenci siapapun.    

  Ketika akhirnya Neil mulai memperkenalkan dirinya dengan baik dan mengucapkan salam, Monna memilih membalas salam itu dengan cukup sopan.    

  "Suatu kehormatan bagiku bisa bertemu dan menerima ucapan selamat dari Kepala Kesatria Pengawal Kerajaan yang hebat. Desas-desus soal taktikmu bersama Yang Mulia Putra Mahkota dalam berbagai peperangan, sudah didengar hampir di seluruh penjuru negeri. Karenanya, Gelardy beruntung memiliki orang kepercayaan yang menjanjikan sepertimu di negaranya," puji Monna tulus.    

  Ada sedikit keterkejutan yang terlampir dalam wajah Neil ketika ia mendengar Cattarina mengucapkan hal-hal yang tidak ia duga. Tentu saja, karena selama ini desas-desus soal Cattarina yang memiliki perangai yang unik jelas sudah sampai di telinga berbagai pihak. Bahkan tidak terkecuali di wilayah Kesatriaan Kerajaan.    

  Dengan terus mengulaskan senyum yang ramah, Monna mengabaikan senyuman tipis yang disembunyikan Belhart darinya. Dan walaupun ia sempat bingung dengan sikap Belhart itu, Monna memilih untuk menatap Neil dan berkata kembali.    

  "Sepertinya kalian ingin berbicara berdua. Karena itu, aku akan undur diri dan menyambut tamu yang lain. Silakan kalian lanjutkan obrolan kalian," seru Monna sambil memberi hormat pada keduanya. Dan berlalu pergi.    

  Tepat ketika Cattarina menjauh, Belhart langsung melirik kesatrianya.    

  "Bukankah dia terlihat cukup berbeda? Jika itu adalah Cattarina yang dulu, dia pasti sudah akan memandangmu sebelah mata. Dia tidak akan memujimu dengan begitu lancar dan sangat senang seperti itu. Tidakkah itu sedikit terlihat aneh dan sedikit sukar untuk dimengerti?" ujar Belhart pada Neil sambil terus menelusuri sosok Cattarina yang semakin menjauh dan tertutupi oleh beberapa kerumunan.     

  Neil tidak mengatakan apapun. Ia hanya memikirkan sejenak ucapan Putra Mahkota. Putri Mahkota sudah berubah?!    

  ***    

  "Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?" tanya Cattarina dengan cukup heboh ketika ia masuk ke tempat kerja Belhart, dan menemukan pria itu tengah sibuk menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan.    

  Karena sudah menduga Cattarina akan datang menghampirinya, Belhart bersikap setenang biasanya. Ia melirik Cattarina sekilas, lalu kembali menunduk.    

  Monna menatapnya tidak puas. Sambil bertopang tangan, ia mengajukan protes.    

  "Kenapa Neil Rudwig harus menjadi pengawalku? Apa aku perlu untuk diawasi?" tanya Monna dengan sedikit menaikkan nada bicaranya karena ia sedang sangat butuh perhatian dari Putra Mahkota yang saat ini sedang sangat mengacuhkannya.    

  Tak selang dari 10menit yang lalu, Monna mendengar dari dayangnya bahwa Barron Neil Rudwig akan ditugaskan untuk menjadi pengawal pribadinya hari ini tanpa sepengetahuannya.    

  Bukankah ini sangat berbeda jauh dengan kejadian yang pernah terjadi dulu saat ia pernah menikah dengan Belhart Dominic sebelumnya?    

  Belhart tidak pernah satu kali pun menugaskan orang untuk menjaganya.    

  Tapi apa ini? Ia dikawal oleh Kepala Kesatria Pengawal Kerajaan yang seharusnya memiliki tugas lain yang harusnya ia kerjakan?    

  Apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran pria itu? Kenapa dia banyak sekali melakukan hal yang tidak bisa Monna prediksikan? Apa ada sesuatu yang telah ia lewatkan kembali?    

  Belhart menghentikan pekerjaannya dan menatap Cattarina. Sang istri yang baru dinikahinya satu hari yang lalu. Sambil menimbang sesuatu, Belhart menatap Cattarina dengan matanya yang awas.    

  "Apa kau tidak senang karena dia bukan berasal dari keluarga bangsawan? Karena itu, kau tidak setuju jika orang selevelnya bekerja padamu?" tanya Belhart yang spontan membuat Cattarina terkejut.    

  "Tentu bukan itu yang aku maksudkan. Dia adalah Kepala Kesatria Kerajaan. Bagaimana mungkin dia diberikan tugas untuk menjagaku? Ketimbang seharusnya dia menjaga dan melindungi Kaisar Dominic atau Yang Mulia Putra Mahkota? Ini jelas tidak benar!" balas Monna frustasi.    

  Sekalipun Barron Neil bukan berasal dari keluarga bangsawan, semua orang tahu betapa besar dan hebat kemampuan yang dimilikinya. Penyangkalan Monna jelas bukan dibuat-buat.    

  Belhart menjawab Cattarina dengan santai.    

  "Ayahku telah memiliki pengawalnya sendiri. Dan aku, aku tidak butuh penjagaan. Kemampuan seluruh kesatria di kekaisaran ini walaupun digabungkan, semuanya berada di bawahku. Karena itu, aku tidak butuh mereka." Jelas Belhart yakin.    

  Jadi oleh sebab itu, kau ingin membuangnya padaku?, batin Monna.    

  Penjelasan Putra Mahkota mungkin memang logis. Tapi Cattarina tidak mau mati dengan cepat di tangan manusia kaku satu itu! Ia tidak mau semakin banyak berurusan dengan orang-orang yang akan membuat hidupnya semakin sulit ke depannya.    

  ***


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.