Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 33 ( Dalang Atas Pendustaan )



Chapter 33 ( Dalang Atas Pendustaan )

0  Apa yang dilakukan Cattarina? Dia mempersilahkan seorang bawahannya untuk minum teh bersama dengan mereka tanpa persetujuan darinya sama sekali?    
0

  Wah.. sungguh sebuah kemajuan dari segala tindakannya yang tidak-masuk-akal!    

  "Semakin banyak yang berkumpul akan semakin baik. Lagipula anggaplah ini sebagai balas budi karena kau telah pernah menolong Yang Mulia Putra Mahkota waktu itu. Aku yakin Yang Mulia tidak akan mungkin keberatan," ujar Cattarina dengan sangat yakin tanpa menyadari segala ekspresi tidakrela Belhart yang sangat jelas terlukis di wajahnya.    

  Belhart terus menatap Cattarina dengan sudut yang paten.    

  Apa Cattarina tidak bisa membaca raut wajah tidak setuju-nya ini? Mengapa dia begitu antusias ingin agar ada oranglain di tengah-tengah mereka? Lalu, balas budi macam apa yang dia sebutkan?!    

  Bukankah dengan menunjuk Alliesia sebagai dokter istana dan memberikannya gelar bangsawan sudah merupakan bentuk balas budi yang lebih dari cukup untuknya? Lantas untuk apa lagi Belhart masih harus memberikan bonus tambahan padanya?    

  Terlebih lagi, dengan mengadakan sebuah perjamuan minum teh bersama dengan mereka? Oh, yang benar saja! Sebenarnya ada apa dengan Cattarina? Mengapa Belhart seolah tidak pernah mengenalnya sekalipun mereka kini sudah menikah dan hidup bersama?    

  Belhart terus menunjukkan ketidaknyamanannya dengan berwajah muram, semuram mungkin. Sehingga Alliesia yang menyadari itu, berusaha untuk menolak Cattarina.    

  "Maaf, Yang Mulia. Em.. sepertinya itu tidak mungkin. Saya datang kemari karena saya dengar Anda mencari saya. Tapi karena saat ini Anda sedang bersama dengan Yang mulia Putra Mahkota. Saya akan menemui Anda nanti jika waktu Anda bersama dengan Yang Mulia Putra Mahkota telah berakhir. Kalau begitu sampai bertemu kembali lagi nanti, Yang Mulia."    

  Alliesia cepat-cepat memberi salam perpisahannya sebelum ia mendapat tatapan yang lebih kejam dari Belhart.    

  Seolah ia telah menemukan seekor binatang buas yang siap menyerangnya kapanpun, seandainya saja ia tidak kunjung juga pergi dari sana secepat mungkin.    

  Alliesia dengan segala kesempatan yang ia punya dan harapan yang ia panjatkan, buru-buru pergi untuk menyelamatkan dirinya dari segala macam serangan yang mungkin akan menyerangnya tanpa bisa ia prediksikan dengan apa dan bagaimana prosesnya.    

  Monna yang menyadari Alliesia seakan berjalan dengan cepat dan terbirit-birit mengerutkan kening.    

  Apa ada sesuatu mendadak yang harus dikerjakan Alliesia? Mengapa dia begitu terburu-buru sekali ingin meninggalkan mereka? Padahal menurut Monna, ini adalah kesempatan yang bagus untuknya dan Putra Mahkota bisa bersama. Tapi apa itu tidak pernah terpikirkan oleh Alliesia?    

  Belhart membuyarkan lamunan penuh ketidak-mengertian-nya Cattarina dengan suaranya yang dalam dan juga menekan.    

  "Kudengar kau sempat bertanya pada Hulck soal gosip tentang keluargamu yang beredar di kalangan para bangsawan?" tanya Belhart memecah keheningan sambil menatap Cattarina dalam-dalam. Sikap yang merubah atmosfer membuat Cattarina mulai merasa tidak nyaman.    

  Apa dia marah padaku karena aku mencari tahu soal masalah itu?, Monna mencoba menebaknya.    

  Walaupun ia tidak tahu siapa orang yang menyebarkan isu buruk tentang keluarganya. Tapi kemungkinan bahwa Putra Mahkota mungkin saja terlibat dalam isu itu, tidak pernah sekalipun menghilang dari benak Monna selama ini.    

  Sehingga dengan alih-alih ingin melakukan pernikahan yang bisa mencegah sebuah rumor buruk menyebar. Putra Mahkota mungkin saja memanfaatkan kesempatan ini untuk mengikat Cattarina kuat-kuat dalam genggamannya.    

  Tapi, apa pernah keluarga mereka membuat masalah atau bahkan berbelot pada kekaisaran? Mengapa mereka harus dijadikan target oleh sejumlah orang yang tidak bertanggung-jawab dan menerima kosekuensi atas perbuatan yang tidak pernah mereka lakukan?    

  Monna sama sekali belum menemukan jawabannya. Padahal ini jelas bukan masa dimana Putra Mahkota marah pada Cattarina yang sering mengganggu Alliesia dulu sebelum ia berenkarnasi. Sehingga kemungkinan untuk Putra Mahkota sengaja menyuruh orang untuk menyebarkan isu itu semakin besar.    

  Jadi apa yang sebenarnya sedang terjadi?    

  Tanpa menunggu jawaban Cattarina yang tidak kunjung ia dapatkan, Belhart melanjutkan kembali ucapannya.    

  "Jika kau punya pertanyaan seputar apapun, kau bisa menanyakannya padaku!" tutur Belhart dengan berbaik hati. Menuturkan apapun yang ada di kepalanya dengan sangat-sangat mengejutkan Monna.    

  Monna menatap Belhart dengan cukup serius.    

  "Saya boleh bertanya apapun pada Anda?" tanya Monna masih tidak yakin.    

  Tapi Belhart mengangguk dengan yakin.    

  "Ya. Itu pun jika aku bisa menjawab pertanyaanmu itu," terang Belhart halus tak seperti biasanya. Membuat Monna sempat ragu apakah ucapannya itu benar keluar dari mulut belhart sendiri atau tidak.    

  Monna kembali mengingat percakapannya dengan Hulck yang tidak berjalan dengan baik, sesuai dengan apa yang ia harapkan.    

  Karena Hulck sendiri belum menemukan informasi apapun yang berarti. Dan dia adalah kaki tangan sekaligus orang kepercayaan Belhart yang ditugaskan untuk mencari tahu segala hal yang mendetail tentang semua masalah menyulitkan keluarga Cattarina.    

  Monna selalu berpikir, bahwa Hulck dan Belhart memiliki pengetahuan yang hampir sebelah-duabelas soal isu miring tentang keluarganya. Atau bahkan justru Hulck yang lebih tahu banyak soal dirinya karena mungkin saja Belhart tidak terlalu peduli padanya.    

  Monna selalu berpikiran bahwa apa yang akan ditanyakannya pada Belhart, akan berakhir pada jawaban yang sama.    

  Tapi karena Belhart terlihat bergitu ingin diberikan pertanyaan. Monna, dengan menampilkan wajahnya yang bermuram durja, bertanya pada Belhart pada akhirnya.    

  "Apa kau sudah menemukan orang yang menjadi dalang atas kasus pendustaan terhadap keluargaku?" tanya Monna dengan langsung tepat pada intinya. Ia tak suka berbelit-belit padanya dan tidak ingin.    

  Belhart menatap Cattarina dengan sorot matanya yang gelap.    

  "Belum sepenuhnya. Tapi aku yakin, aku akan bisa menemukan mereka dalam waktu dekat ini. Jadi bersabarlah karena semua tentu perlu ada prosesnya," balas Belhart dengan datar berusaha meyakinkan. Tapi dalam hati, Belhart sejujurnya sedikit kesal karena penyelesaian masalah Cattarina malah berlangsung dengan alot dan lambat tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.    

  Sehingga walaupun Cattarina tidak menunjukkan kekecewaannya secara khusus pada lawannya, Belhart sudah melihat semua itu dari matanya.    

  ***


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.