Istri Kecil Tuan Ju

Aku Disini Karena Kamu!



Aku Disini Karena Kamu!

0Qiano adalan lelaki yang cool, dan cuek, tapi entah mengapa banyak wanita yang jatuh cinta dengannya. Mungkin karena Prestasi dan ketampanannya. Itu menurut Qiara yang mengenalnya.     
0

"Sekali lagi aku minta maaf, aku kan sudah bilang padamu aku tidak sengaja menabrakmu. Lalu, kenapa kamu kembali lagi menyapaku?" Tanya Qiano sambil tersenyum menatap Qiara yang masih tertegun karena tidak menduga akan bertemu Qiano di kota A terlebih di kampusnya.     

"Qiano ... Kenapa kamu ada di sini?" Tanya Qiara setelah selesai dengan keterkejutannya.     

"Ayo tebak ... Kenapa aku bisa di sini?" Tanya Qiano balik. Qiara pun terdiam karena ia tidak pandai dalam permainan tebak - tebakan.     

"Qiara ... Apa kamu kenal sama pemuda tampan ini?" Tanya Orlin yang merasa malu - malu melirik Qiano. Dia sangat tertarik padanya melebihi ketertarikan nya pada Jhonatan si bintang kampus.     

"Ya. Aku kenal, emangnya kenapa?" Jawab Qiara masih dengan ekspresi bingung.     

"Kemarin kamu terlibat dengan Jhonatan yang setiap orang bermasalah dengan nya juga pasti masalahnya panjang lebar. Dan aku lihat, sepertinya dia tertarik padamu. Terbukti saat dia menanyakan tentangmu padaku. Tapi, sekarang kamu mengenal pemuda tampan ini yang sepertinya sangat dekat denganmu. Tidakkah kamu takut Jhonatan akan marah?" Jelas Orlin dengan ekspresi yang rumit.     

"Dia teman SMA ku. Jadi, bagaimana mungkin aku tidak kenal. Soal Jhonatan, kamu terlalu berlebihan." kata Qiara dengan santai tanpa memalingkan pandangannya dari Qiano.     

"Ohhh ... Begitu. Maaf jika aku berlebihan!" Sahut Orlin dengan perasaan lega. Dia menyukai Qiano sejak pandangan pertama, itu sebabnya ia ingin memastikan hubungan Qiano dulu sama Qiara. Agar dia tidak kesulitan untuk dekat.     

"Ra, apakah kita bisa bicara berdua sebentar? Aku akan menjawab pertanyaanmu." Kata Qiano lagi setelah terdiam beberapa saat.     

"Ohhh ... Oke. Tapi, kenalin dulu temanku! Namanya Orlin, dia anak seni musik dan mahasiswi baru juga." Kata Qiara sambil memperlihatkan Orlin pada Qiano.     

"Hai . Orlin! Aku Qiano teman SMA nya Qiara." Sapa Qiano dengan ramah. Senyum khasnya mampu membuat jantung Orlin berdetak tidak karuan.Orlin kaget mendengar nama mereka mirip. Ia tidak menyangka akan mendengar nama yang beda sedikit itu.     

"Waoo ... Bagaimana mungkin nama kalian begitu mirip. Qiano dan Qiara. Apakah orang tua kalian sudah janjian?" Tanya Orlin sambil tersenyum manis kepada Qiano.     

"Kemungkinan jodoh ..." Mendengar jawaban Qiano. Seketika itu Qiara menoleh kepadanya sambil mengerutkan keningnya. Orlin juga ikut termenung mendengar apa yang dikatakan oleh Qiano. Dia tidak menyangka dua kata itu meluncur begitu saja.     

"Hahahaha ... Kamu bisa saja. Sebenar nya kami itu musuh bebuyutan. Tapi, semenjak kita sudah lulus, kita pun mengakhiri permusuhan itu karena capek. Namun, sewaktu - waktu kami pun bisa meledak satu sama lain jika salah satunya membuat kesal." Kata Qiara sambil tertawa untuk menghilangkan kecanggungannya mendengar dua kata yang baru saja di ucapkan oleh Qiano.     

"Oh begitu. Tapi, dia tampan banget ... Aku suka padanya." Bisik Orlin dengan keranjingan dan menatap malu kepada Qiano.     

"Hahaha ... Iya. Kalau begitu, aku akan bicara sebentar dengannya. Kamu duluan aja ya!" Seru Qiara sambil terkekeh.     

"Oke. " Sahut Orlin.     

Setelah itu ia pun langsung pergi meninggal Qiara dan Qiano berduaan.     

"Kita bisa bicara disini. Kebetulan jalan ini tidak banyak di lewati oleh Mahasiswa." Kata Qiara sambil mengajak Qiano untuk duduk di salah satu tempat duduk di sana. Qiano pun langsung duduk mengikuti Qiara dengan patuh.     

"No, sekarang katakan padaku kenapa kamu ada di kampus ini!" Tanya Qiara memulai pembicaraan.     

"Aku sudah memutuskan. Kalau aku akan mengambil jurusan arsitektur disini. Karena kebetulan aku belum menolak nya, jadi kemarin aku masih punya beberapa waktu untuk melakukan registrasi. Aku ingin memberitahumu, tapi nomermu tidak aktif." Jelas Qiano dengan senyum khasnya yang membuat Qiara mengenang perasaan yang lama pernah tumbuh.     

"Apa? Kamu pindah ke kampus ini semudah itu? Kamu harus nya bersyukur bisa kuliah di Maha University di saat banyak orang yang menginginkannya. " Kata Qiara dengan tidak habis fikir pada jalan fikiran Qiano.     

"Aku tidak biasa sekolah di tempat berbeda dengan mu. Jadi, aku pindah kesini karena lebih nyaman ada kamu disini." Ucap Qiano dengan santai.     

"Qiano ... Apa sih yang kamu fikirkan? Bukannya lebih baik kita berjauhan agar kita tau bagaimana rasanya jauh satu sama lain. Pokoknya aku tidak setuju kalau kamu pindah kesini. Juga, kamu kan sudah registrasi di Maha University. Jadi, sebaiknya kamu kembali ke sana!" Kata Qiara yang terus saja berusaha agar Qiano menuruti kemauannya. Karena jika Qiano ada di kota A. Sama artinya dia harus berusaha keras untuk menyembunyikan hubungannya dengan Julian. Tapi, apa kabar hatinya? Dia yang baru bisa membuka hati buat Julian malah terganggu lagi dengan kedatangan Qiano. Sungguh hal yang begitu rumit.     

"Ra, aku janji tidak akan mengganggumu atau membuat masalah denganmu. Aku tau kamu sudah lulus dari pihak tata usaha yang aku kenal. Kebetulan dia salah satu teman kakak iparku. Jadi, apa kamu ingin aku kuliah disini seakan kita baru kenal?" Ucap Qiano yang berusaha meyakinkan Qiara agar tidak memintanya pergi. 'Ra, tolong jangan usir aku! Bagaimana aku bisa merasa nyaman disaat aku terbiasa ada kamu di lingkungan ku. Tolong jangan tolak aku dan berikan senyum manis mu padaku sebagi tanda kalau kamu senang melihatku satu kampus dengan.' Batin Qiano dengan penuh harap. Mendengar perkataan Qiano. Qiara terdiam, karena dia bingung mengambil sikap seperti apa. Jika dia biarin Qiano ada di kota A. Maka, akan mudah bagi Qiano tau informasi tentang pernikahannya. Namun, jika dia maksa Qiano untuk pindah lagi, hatinya malah menyangkalnya.     

Sejujurnya dia senang satu sekolah dengan Qiano lagi. Tapi, keadaannya sungguh berbeda.     

"Ra, kenapa kamu diam saja? Apa kamu marah? Juga, apa kamu sedang mencoba menghindari ku? Kamu mengganti nomer mu setelah kita bertemu terakhir kali. Juga, kamu meninggalkanku di pantai sendiri tanpa pamit. Ada apa sebenarnya dengan kamu?" Tanya Qiano dengan bingung. Ia benar-benar merasa aneh dengan sikap Qiara.     

"Maafkan aku! Aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu satu persatu. Tapi, yang jelas aku tidak ada niat menjauhimu. Aku hanya berfikir kalau kamu lebih baik kuliah dengan tenang hingga kamu lulus tanpa harus terganggu oleh ku." Jelas Qiara seraya menyembunyikan suatu kebenaran lewat ekspresinya yang aneh.     

"Apakah itu benar? " Tanya Qiano yang merasa kalau Qiara memang sedang menyembunyikan sesuatu darinya.     

"Qiano ... Apa kamu mencurigai ku? Apa kamu tidak bisa percaya dengan semua alasan yang aku berikan?" Tanya Qiara balik dengan sinis karena dia kesal ketika seseorang meragukannya walaupun kali ini dia memang sedang berbohong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.