Istri Kecil Tuan Ju

Di Buat Kesal.



Di Buat Kesal.

0"Cantik sekali ... " Bisik Julian sambil meniup telinga Qiara dengan nakal nya. Seketika itu Qiara merasa merinding dengan apa yang Julian lakukan.     
0

"Ahhh ... Terimakasih! Aku memang cantik kalau kata Mama dan Kakakku." Sahut Qiara sambil menunduk malu karena Julian adalah orang ke tiga yang memanggilnya cantik.     

"Perhisannya yang cantik ... Itu maksudku." Ucap Julian sambil tersenyum geli. Karena dia sudah mematahkan senyum Qiara yang baru saja terlukis di wajahnya karena di katakan cantik.     

Tentu saja Qiara langsung menatap sinis. Rasanya dia ingin mengunyah Julian hingga lembut lalu dia makan. 'Kalau saja kamu bukan orang. Sudah pasti aku akan mengunyah mu hingga halus di dalam mulutku. Dasar lelaki mesum.' Batin Quara seraya menyeringai kearah Julian.     

"Jangan ngedumel atau menyumpahi ku di dalam hatimu! Lebih baik kamu segera masuk ke mobil, karena kita sudah terlambat!" Ucap Julian setelah membuka pintu mobil dengan Qiara. 'Sabar Qiara ... ! Lebih baik mengalah untuk menang nanti di belakang nya.' Batin Qiara seraya masuk ke mobil.     

Setelah Qiara masuk ke dalam mobil, Julian pun menyusul nya untuk masuk ke dalam mobil. Seketika itu mereka duduk bersebelahan. Meski begitu Qiara masih terlihat kesal lalu memilih diam dan tidak mau bicara atau melirik Julian. Julian pun tidak berniat untuk menggangu Qiara, karena ia tau bagaimana menghadapi Qiara kalau lagi kesal.     

"Jalan pak!" Seru Julian pada sopirnya. Sang sopir pun langsung mengangguk dan menjalankan mobilnya menuju hotel tempat makan malam berslangsung.     

Beberapa saat kemudian, mobil Julian berhenti di depan sebuah hotel berbintang di pusat kota A.     

"Ayo turun!" Kata Julian setelah membukakan pintu mobil buat Qiara sambil menjulurkan tangan kanannya.     

"Bukankah ini hotel? Ngapain kita kesini?" Tanya Qiara dengan ketus sebelum dia keluar dari mobil.     

"Kita akan makan malam di sini. Di dalam sudah banyak makanan enak menunggu kita!" Jelas Julian. Dia tau betul kalau istrinya si tukang makan tidak akan menolak kalau dia sudah menyebut makanan enak.     

"Aku tidak lapar. Tapi, kalau kamu maksa, aku pun tidak berdaya selain menerima tawaran makan malam mu. " Sahut Qiara tanpa ekspreai.     

Setelah itu ia pun keluar dari mobil tanpa banyak tanya lagi. Julian mengerutkan keningnya sambil terdiam melihat kelakuan istri kecilnya yang menggemaskan itu.     

"Yaa ... Kenapa kamu diam saja di situ? Apa kamu tidak mau makan?" Tanya Qiara sambil menoleh kearah Julian yang tidak mengikutinya dari belakang.     

"Bagaimana kamu bisa pergi begitu saja tanpa berjalan dengan benar? " Kata Julian sambil tersenyum.     

"Maksudmu apa?" Tanya Qiara dengan ekspresi heran. Tanpa menjawab apapun, Julian pun tersenyum, lalu melangkah menghampiri Qiara yang sudah berada di depan pintu hotel.     

"Begini baru benar!" Ucap Julian setelah mengaitkan tangan Qiara ke lengannya.     

"O ... ?" Qiara tertegun sambil menatap tangannya.     

"Khem ... Saya sudah lapar ... Ayo masuk!" Lanjut Qiara dengan gugup.     

Setelah itu ia menarik Julian untuk melewati pintu utama hotel.Julian hanya tersenyum dan mengikuti Qiara dengan patuh. Tepat saat mereka sampai di tempat acara. Julian malah di sambut oleh rekan - rekan bisnisnya. Ia pun tidak punya pilihan untuk meladeninya. Qiara yang sudah mulai kelaparan itu, cemberut.     

"Aku lapar!" Bisik Qiara dengan cemberut.     

Merasa tidak di dengar, Qiara pun pergi dari samping Julian diam - diam. Kebetulan tangannya sudah di lepas oleh Julian. Tanpa sepengetahuan Qiara. Julian mengetahui kepergiannya. Namun, ia tidak mencoba menghalanginya selain mengamatinya dari jauh.     

Tidak lama kemudian, Qiara pun berjalan menuju meja yang di atasnya sudah tersaji berbagai makanan. Dan tidak jauh dari meja makanan itu, sudah tersedia meja dan kursi putih yang di sediakan untuk tempat makan para tamu sambil menunggu acara di mulai.     

Melihat hidangan yang begitu banyak, mata Qiara melotot seakan mau melompat dari tempatnya. 'Ini baru namanya hidup! Makanan enak adalah kesukaanku. ' Batin Qiara sembari menjulurkan lidahnya.     

Setelah itu ia pun melirik ke kiri dan kanan. Ia melihat tidak ada orang yang memperhatikannya. Oleh karena itu, Qiara pun mengambil piring kecil sertak sendok yang sudah tersedia. Dengan cermat, Qiara mulai memilih beberapa makanan yang menurutnya enak. Namun, ia tidak lupa untuk mencicipinya sebelum meletakkannya di piring nya.     

"Qiara?" Mendengar namanya di panggil, Qiara pun langsung menoleh.     

"Ya?" Sahut Qiara tanpa ekspresi.     

"Kamu Qiara kan?" Tanya Feny lagi sambil memperhatikan Qiara dari atas hingga bawah.     

"Bukan ... Aku bukan orang, tapi si tukang makan." Sahut Qiara sambil memasukkan kue ke mulutnya dengan kasar saking kagetnya melihat Feny. Ia pun segera berbalik dengan ekspresi yang buruk karena dia takut kalau Feny akan tau kalau dia sudah menikah.     

"Aku tidak mungkin salah. Kamu Qiara kan? " Feny masih ngotot sampai dia menarik lengan Qiara untuk membuatnya berbalik menghadapnya.     

"Ternyata benar, kamu memang si Qiara. Uhhh ... Penampilanmu boleh juga. Tapi, yang namanya sampah akan tetap sampah. Seperti apapun ia di daur ulang. Juga, ngapain kamu disini? " Kata Feny setelah ia berhasil membuat Qiara berbalik ke arah nya. Qiara tersenyum kecut mendengar hinaan Feny. Ia pun meremas garpu yang ada di tangannya sambil menggerakkan giginya.     

Melihat ekspresi Qiara, Feny bergidik ngeri. Karena ia tau betapa kasarnya Qiara.     

"Qiara ... Ini tempat ramai. Dan disini ada banyak orang penting. Jika kamu menyakitiku maka kamu akan segera di penjara. Karena, Papa ku tidak akan meloloskan mu. Terlebih kamu ini tidak punya koneksi. Jadi, fikirkan sebelum kamu bertindak. Atau, kamu sebaiknya segera pergi dari tempat ini, karena kamu itu bau. Cara makan mu saja seperti ayam." Lanjut Feny yang semakin memanas - Manasi Qiara.     

Dia sengaja memancing amarah Qiara karena dia ingin Qiara menyerangnya agar dia mudah mempermalukan Qiara atau membuatnya masuk penjara.     

"Sayang nya ... Aku tidak punya waktu meladeni bibit sampah sepertimu. Jadi, menjauhlah karena mulutmu itu bau sehingga selera makan ku langsung hilang." Ucap Qiara sambil memainkan garpu yang ada di tangan kanan nya tanpa ekspresi.     

Ekspresi Feny menjadi gelap ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Qiara. Ia pun ke pancing emosi terlebih dahulu dari pada Qiara.     

"Yaa ... Perempuan sampah ... Berani nya kamu mengatakan aku ini bibit sampah dan sangat bau. Apa kamu bosan hidup di kota A ini hah?" Teriak Feny sambil menatap Qiara dengan tatapan berapi-api.     

Mendengar teriakan Feny, semua orang di acara itu langsung mengalihkan fokus mereka kepada Qiara dan Feny. Walaupun begitu, Qiara tidak gentar sedikit pun melihat Feny yang marah-marah. Dia malah tersenyum mengejek kearah Feny.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.