Istri Kecil Tuan Ju

Mulai Merasa Penasaran.



Mulai Merasa Penasaran.

0"Qiara ... Tolong kembalilah ke rumah bersama Eny menggunakan mobil yang di depan! Oke?" Seru Julian setelah mereka berada di pintu samping Bandara.     
0

"Bagaimana denganmu?" Tanya Qiara dengan khawatir.     

"Aku akan kembali ke pintu belakang. Di pintu depan sudah ada asisten ku yang menuggu. Tolong kabari aku jika kamu sudah sampai di rumah!" Jawab Julian sambil tersenyum.     

Setelah itu ia memeluk Qiara dengan hangat. Karena ia tau kalau Qiara mencemaskan nya.     

"Baiklah!" Setelah mengatakan itu. Qiara pun bergegas pergi bersama Eny menuju mobil yang sudah menuggu mereka. Sedang Julian dan satu orang pengawal nya kembali menuju pintu depan.     

Di dalam mobil, Qiara duduk di samping Eny.     

"Mbak bolehkah saya bertanya?" Mendengar pertanyaan itu. Eny pun tersenyum lalu mengangguk kearah Qiara.     

"Mbak sudah berapa lama kerja dengan Tuan Ju?" Tanya Qiara lagi dengan malu - malu.     

"Sudah 7 tahun kalau tidak salah ingat." Jawab Eny.     

"Ohhh ... Kalau begitu. Apa pendapat Mbak tentang dia selama menjadi pegawainya? " Tanya Qiara lagi karena dia mulai tertarik menyentuh kehidupan Julian yang sebanarnya. Eny tampak berfikir sejenak.     

Setelah itu ia menatap Qiara lagi sambil tersenyum.     

"Bos adalah makhluk langka bagiku. Dia mampu bersikap tenang dalam siatuasi seperti apapun. Dia sosok pemimpin yang tegas dan adil. Walau terkadang dia suka memutuskan sesuatu yang sangat berat bagi kami. Tapi, setelah melihat hasilnya, kami baru mengerti apa tujuan nya. Begitu misterius nya bos sehingga tidak ada satu pun yang bisa menebak isi hati nya." Jelas Eny.     

"Ohhh ... Begitu ya. He ... Maaf saya bertanya karena sejujurnya saya tidak begitu mengenalnya. Terimaksih karena sudah mau menjawab pertanyaan saya." Ucap Qiara dengan sopan.     

Mendengar penjelasan Enny tentang suamimya. Hati Qiara pun menjadi tersentuh sedikit tidaknya.     

"Tidak apa - apa Ny. Bos! Oh iya, anda sangat beruntung bisa menjadi istri bos. Karena banyak sekali wanita yang berusaha mengejarnya tapi, dia tidak meresponnya. Saya do'a kan Ny. Bos dan Bos tetap langgeng." Kata Eny dengan senyum tulus yang bisa dilihat oleh Qiara.     

"Panggilanya Qiara aja ya Mbak! Aplagi saya masih 18 tahun. Jadi, lebih enak di dengar aja." Pinta Qiara karena dia merasa risih di panggil Ny. Bos oleh Eny.     

"Baiklah. Qiara ... He ... " Kata Eny menuruti permintaan Qiara dengan patuh. Karena dia tidak ingin membuat istri bos nya itu marah apalagi ngambek. Setelah obrolan dengan Eny. Pandangan Qiara tentang Julian mulai sedikit berubah. Dari situ, ia memutuskan untuk lebih lembut lagi dengan Julian, karena dia mulai mengerti bagaimana harus menyikapi watak dan sikap Julian selama ia berstatus jadi istrinya.     

Tidak lama setelah itu ia pun sampai di rumah dengan selamat. Ia pun segera keluar dari mobil lalu masuk ke dalam rumah setelah berpamitan dengan Eny. Sedangkan Eny sendiri bergegas kembali ke kantornya. Tidak terasa malam pun tiba. Julian dan Qiara terlihat sedang bersantai di taman belakang rumah mereka sambil menikmati beberapa cemilan kesukaan Qiara.     

"Oh ya. Kenapa kamu lupa membelikan aku es krim? Apa aku yang harus membelinya keluar malam - malam begini?" Tanya Qiara ketika mengingat kalau es krim belum hadir diantara cemilannya.     

"Aku akan meminta pelayan untuk membelikannya untukmu. "Jawab Julian tanpa meliat kearah Qiara.     

"Katanya kamu suamiku. Masak, di minta untuk membelikan es krim saja kamu malah minta orang lain. Tidak bisa di percaya." Kata Qiara seraya menyeringai kearah Julian.      

"Baiklah! Tunggu sebentar saja! Aku akan keluar sekarang. Apa kamu mau coklat atau apa?" Kata Julian yang langsung berdiri dengan segera ketika mendengar sindiran Qiara.     

"Coklat. " Jawab Qiara tanpa melihat Julian.     

"Oke. Aku akan berangkat sekarang!" Setelah mengatakan itu, Julian langsung mengambil mantel nya dan bergegas pergi keluar untuk membelikan Qiara es krim. Karena dia tidak suka es krim makanya dia tidak pernah menyimpan es krim di kulkasnya.     

Beberapa menit kemudian. Qiara merasa bosan karena Julian keluar sudah hampir 30 menitan.     

'Aisss ... Tuh orang beli es krim nya di mana sih? Lama banget.' Batin Qiara dengan kesal.     

Tepat saat itu, Julian datang menenteng kresek yang berisi begitu banyak es krim dengan segala rasa.     

"Apa kamu lelah menunggu? " Tanya Julian pada Qiara yang sedang bersandar di kursinya itu. Mendengar suara itu, Qiara pun menoleh kearah sumber suara dan menemukan Julian sudah berdiri di samping nya.     

"Kenapa lama sekali? Apakah kamu membeli es krim ini di Cina? Tidakkah kamu tau kalau seseorang terus saja gelisah menunggu es krim nya. " Tanya Qiara dengan ketus. Julian hanya tersenyum mendengar protesan Qiara. Tanpa mengatakan apapun, Julian berjalan menuju tempat duduk nya yang semula sebelum dia pergi keluar.     

"Aku membelikanmu es krim berbagai macam rasa. Aku fikir kamu bisa memilihnya sendiri." Ucap Julian sambil meletakkan kresek berisi es krim itu.     

"Waoo ... Banyak banget. Kenapa kamu tidak membeli sekalian saja dengan tempatnya." Kata Qiara seraya bercanda lalu tersenyum.     

"Aku sudah merencanakannya. Jadi, jika kamu ingin makan es krim kamu tinggal ambil tanpa harus keluar untuk membelinya." Kata Julian tanpa ekspresi.     

"Ukhuk ... Ukhuk ... " Qiara tersedak mendegar apa yang Julian katakan. Ia tidak menganggap Julian akan serius menanggapi percandaannya.     

"Aku cuman bercanda. Nanti, kalau kamu membelinya bisa jadi aku di fikir mau jualan es krim." Kata Qiara dengan pelan.     

"Tapi, aku serius. Aku hanya ingin kamu merasa nyaman tinggal di rumah kita. Juga, aku tidak ingin kamu kekurangan apapun. Jadi, apapun yang kamu butuhkan akan aku penuhi. Asalkan, kamu mau tinggal di rumah ini tanpa harus berfikir pindah ke asrama setelah kamu resmi masuk kuliah." Jelas Julian     

"Makanlah! " suara Qiara membuat julian mengutarakan keinginan nya terhadap Qiara. Mendengar perkataan Julian. Qiara menatapnya penuh arti. Dia memandang Julian dengan sinis yang hanya fokus ke ponsel nya itu.     

Tidak lama setelah itu, ia menarik nafas dalam setelah itu ia membuka mulutnya dengan melirik Julian lagi.     

"Aku fikir kamu sudah setuju jika aku tinggal di Asrama kampus. Tapi, kenapa sekarang kamu membahas itu lagi? Apa kamu mau mengikatku di rumahmu ini? Apa kamu ingin mengekang kebebasanku sebagi seorang remaja?" Ucap Qiara dengan ketus. Mendengar perkataan Qiara. Julian pun meletakkan ponsel nya diatas meja.     

Setelah itu ia menoleh kearah Qiara dengan tatapan membunuh. Seketika itu, Qiara bergidik ngeri lalu menunduk karena tidak berani menantang tatapan Julian.     

"Jangan banyak bicara lagi! Sekarang kamu lebih baik makan es krim mu. Sebelum semu nya meleleh!" Kata Julian dengan nada suara yang lembut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.