Istri Kecil Tuan Ju

Merasa Gemas.



Merasa Gemas.

0Mendengar penjelasan Julian. Qiara langsung mengerti apa yang Julian maksud. Seketika itu tatapan nya langsung menyala dengan ekspresi yang gelap.     
0

"Julian ... Tidakkah kamu merasa terlaku vulgar hah? Itu terlalu memalukan untuk di pertanyakan. Sebaiknya kamu pergi mandi dengan cepat ! Karena aku sudah kelaparan." Ucap Qiara seraya menggertakan giginya.     

"Oke ... Oke ... Maafkan aku! Tadinya aku hanya khawatir padamu lalu membantumu mengecek nya. He ... " Kata Julian sambil tersenyum geli menatap Qiara.     

"Julian .... Kamu menjijikan ... Pergi!" Teriak Qiara karena tidak bisa lagi menahan emosinya. Menurutnya Julian sudah mulai keterlaluan.     

"Oke ... Aku pergi!" Ucap Julian sambil berlari ke kamar mandi. Entah kenapa ketidak sopanan Qiara membuat Julian gemas dan lucu. Qiara adalah obat stres sekaligus humor yang bisa dia nikmati dengan mudah. Cukup membuatnya marah, maka Qiara akan menunjukkan ekspresi menggemaskannya di depan Julian.     

Sebelum menikah, Julian berfikir pernikahan nya akan seperti neraka. Karena ia harus menepati janji pada dirinya sendiri sebagai ungkapan cinta nya pada Vania. Kalau dia akan menjaga Qiara sampai dia dewasa dan menemukan lelaki baik yang dia cintai.     

Walaupun ia harus rela hidup dengan gadis kecil yang tingkahnya tidak sesuai dengan standar nya. Namun, di tengah perjalanan. Justru, dia mulai betah dan terbiasa dengan sikap Qiara. Soal cinta atau tidak, dia pun belum bisa memutuskannya.     

'Ya ampun ... Gadis kecil itu masih saja sekasar itu. Aku merasa seusia dia. Sehingga ia boleh tidak sopan padaku. Tapi, dia sangat pandai menjadi istri yang sopan dan baik di hadapan orang tuaku. Dia itu unik, dan aku ingin mengenalnya lebih jauh. ' Batin Julian sambil tersenyum sebelum memulai mandinya. Seusai membatin, Julian pun langsung mengguyur dirinya dengan air untuk membersihkan dirinya.     

Sementara itu Qiara masih menggerutu di depan cermin karena pertanyaan Julian yang sangat memalukan baginya. Namun, tidak lama setelah itu ia tersenyum saat mengingat kalau dia diterima di Kemas dan akan tinggal di Asrama.     

'Mama .. .. Qiqi lulus di Kemas. Yaaa ... Walaupun yang bayar uang kuliah Qiqi adalah Julian. Tapi, Qiqi merasa bangga bisa masuk kampus itu dengan nilai tertinggi. Lihat saja nanti kalau Qiqi sukses dan menjadi pelukis terkenal. Aku akan mengganti semua biaya kuliah yang dia bayarkan. Ahhh ... Aku masih gak nyangka. ' Teriak Qiara dalam hatinya sambil tersenyum menatap cermin.     

Tidak lama setelah itu Julian keluar dari kamar mandi lalu menemukan Qiara masih duduk di depan cermin.     

"Qi ... Kenapa kamu masih duduk di depan cermin?" Tanya Julian seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk.     

Mendengar suara Julian. Qiara pun langsung menoleh kearah nya. Seketika itu Qiara kaget dan tidak bisa berpaling dari dada telanjang Julian yang masih basah.     

'Ummm ... Itu kenapa terlihat sangat manis ya? Rasanya aku ingin menyentuhnya bahkan ingin memeluknya. Ohhhh ... Bagus. Ummm ... Qiara apa yang kamu katakan! Kenapa kamu semakin mesum? Mama ... Ada apa dengan Qiqi? Apakah ini efek dari tinggal berdua dalam suatu ruangan? Aku ingat kata guru Agama ku waktu itu. Dia bilang kalau lelaki dan perempuan berduaan di tempat sepi maka yang ketiga adalah setan dan Itu artinya aku sedang diganggu sama setan? Makanya aku menjadi mesum begini.' Batin Qiara sambil menelan ludah nya dalam-dalam tanpa mengedipkan matanya dari tubuh indah dan perut kotak - kotak milik Julian suaminya.     

"Apa kamu mau mengulang yang semalam? Sepertinya kamu sangat tertarik? Seingatku kalau kamu sangat suka menyentuh bagaian dadaku. " Bisik Julian yang tiba- tiba sudah ada di sampingnya.     

Qiara merinding ketika mendengar bisik-bisik Julian. Oleh karena itu ia segera menyadarkan dirinya agar tidak terus - terusan di ejek oleh Julian. Qiara pun langsung menunduk malu. Ia lagi-lagi ketahuan menatap Julian. Dan itu suatu kemunduran bagi Qiara.     

"Kita masih punya waktu. Jadi, apa kamu masih mau?" Bisik Julian lagi. Mendengar bisikan Julian lagi. Qiara langsung mendongak sehingga rambutnya langsung terlempar ke belakang dengan kasar. Sehingga rambutnya langsung berantakan.     

Setelah itu ia menoleh kearah Julian seraya menatap sinis dengan bibir yang di sunggingkan. Sehingga Julian langsung kaget dan bergidik ngeri melihat ekspresi menyeramkan dari Qiara.     

"Apa kamu gila? Yaaaa ... Julian ... Apa kamu mau cari mati? Tidakkah kamu tau aku suka tidak terkontrol jika perutku sedang lapar begini? Oleh karena itu menjauhlah! Jangan melewati batasmu!" Sahut Qiara sambil menggertakan giginya.     

"Oke. Aku akan siap - siap sekarang! Jadi, kamu harus tenang!" jawab Julian sambil menahan senyum nya.     

Setelah itu ia bergegas mengenakan pakaiannya yang sudah di ambilkan oleh pihak penginapan di dalam mobil nya.     

"Bagus. Jangan lama - lama!" Setelah mengatakan itu Qiara kembali menatap cermin.     

Tidak lama setelah itu. Mereka berdua pun sudah siap dengan gaya mereka masing - masing.     

"Ayo keluar!" Seru Julian seraya menjulurkan tangan kanan nya kepada Qiara.     

"Tidak perlu. Aku bisa keluar tanpa harus memegang tangan mu." Kata Qiara seraya melewati uluran tangan Julian.     

Setelah itu ia keluar duluan tanpa menunggu Julian. 'Dasar lelaki mesum. Dia fikir aku akan mudah apa di rayu sama dia. Berpegangan tangan? Tidakkah itu terlalu berlebihan? Tepatnya Sangat lebay.' Batin Qiara seraya menyeringai dengan cemberut.     

Sementara itu Julian pun segera menyusul Qiara setelah ia tersenyum. 'Dia masih saja malu - malu dan jual mahal. Haduhhh ... Kalau ingat dia semalam bikin aku gemas. Juga dia terlihat sangat menikmatinya. Lalu, kenapa dia masih begitu? Dasar Qiara ... ' Batin Julian seraya berjalan dengan anggun setelah mengurus pembayaran penginapan nya. Sekalian dia menghapus jejak nya dari penginapan itu. Demi kebaikan nya dan menghindari orang-orang yang suka main belakang dan ingin menjatuhkan nya.     

"Apa kamu sudah siap?" Tanya Julian pada Qiara ketika mereka sudah berada di dalam mobil.     

"Perutku sudah siap dari tadi. Jadi, jangan banyak tanya lagi! Lebih baik segera jalan kan mobil nya!" Jawab Qiara dengan kesal.     

"Oke. Kita akan sampai tidak lebih dari satu jam kok dari sini." Kata Julian lagi.     

"Ummm ... Bagus!" Sahut Qiara lagi seraya memalingkan wajah nya dengan segera. Karena setiap kali dia melihat Julian, ia pasti akan teringat akan kejadian yang semalam.     

Tidak lama setelah itu, mobil Julian meninggalkan area penginapan yang sudah membuatnya mendapatkan malam pertamanya bersama Qiara setelah menikah hampir setahunan.     

Sementara itu di sebuah tempat makan yang indah dan nyaman. Terlihat sosok seorang gadis yang cantik dengan rambut panjang sepinggang. Menggunakan gaun merah muda dan sepatu hak tinggi berwarna senada. Rambutnya sangat hitam dan lebat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.