Istri Kecil Tuan Ju

Menyerah Pada Tuan Nafsu.



Menyerah Pada Tuan Nafsu.

0Setelah mendapat persetujuan dari Qiara. Julian pun langsung menjalankan mobil nya untuk menuju penginapan yang tidak begitu besar tapi sangat dekat dari tempat nya.     
0

Malam semakin larut, jalanan yang sepi dan udara dingin yang menyengat membuat Julian dan Qiara berpegang tangan waktu mereka keluar dari mobil.     

"Ahhh ... Akhirnya kita sampai juga!" ucap Julian sambil bernafas lega.     

"Iya. Kalau begitu ayo kita pesan kamar langsung karena udara semakin dingin!" Sahut Qiara dengan bibir yang bergetar karena malam ini begitu dingin.     

"Baiklah!" Jawab Julian.     

Setelah itu mereka berdua masuk untuk memesan dua kamar. Akan tetapi, hanya ada satu yang tersisa sebab malam ini banyak tamu yang menempatinya.     

"Apakah tidak apa-apa jika kita tidur di satu kamar?" tanya Julian dengan ragu.     

"Aku fikir tidak apa - apa. Karena, kita kan sebelum nya sudah tidur bersama. Dari pada kita harus mencari penginapan lain." Jawab Qiara tanpa ragu. Julian pun mengangguk setuju.     

Setelah itu mereka mengambil kunci dan bergegas menuju kamar mereka. Saat membuka kamar. Qiara terkejut karena menemukan tempat tidur yang tidak sebesar tempat tidur mereka di rumah.     

"Kenapa kamarnya kecil banget?" tanya Qiara dengan ekspresi yang buruk.     

"Memang begini adanya kalau di tengah area perkampungan. " Jawab Julian sambil duduk di tempat tidur.     

Qiara menarik nafas dalam dengan cemberut dia berkata.     

"Sudahlah! Kita tidur saja. Nanti, yang jadi penghalang adalah bantal nya." kata Qiara.      

"Baik. Ayo kita tidur! " Jawab Julian sambil merebahkan tubuh nya di bagian kanan tempat tudur.     

Seketika itu, Julian tiba-tiba dia merasa kepanasan melihat Qiara tidur sangat dekat dengannya. Ia pun menjadi gugup padahal ia sudah sering tidur bersama.     

"Aku akan ke kamar mandi dulu karena badanku gerah!" Kata Julian seraya bangun dari tempat tidurnya. Qiara hanya mengangguk lalu memejamkan matanya tanpa berkata apapun. Entah kenapa Qiara tiba - tiba merasa gugup sehingga ia berusaha tertidur sebelum Julian keluar dari kamar mandi. Sayangnya sampai Julian keluar, dia malah masih belum bisa tidur.     

Tidak lama setelah itu, Julian keluar dari kamar mandi. Setelah itu, dengan pelan Julian membaringkan tubuhnya di dekat Qiara. Walaupun sudah selesai mandi. Tapi, Julian tetap saja merasa tidak nyaman. Merasakan suhu hangat tubuh Julian yang tidur tanpa mengenakan baju karena dia masih gerah walaupun baru selesai mandi.     

Qiara pun melotot, darahnya terasa naik ke ubun-ubun saat Julian melingkarkan tangan nya di tubuh Qiara. 'Ya ampun apa ini? Kenapa perasaanku seperti ini ? Tiba - tiba udara sangat panas.' Batin Qiara sambil menggigit jarinya. Tidak terkecuali dengan Julian.     

Ketika ia membuka matanya lalu melihat leher Qiara, seketika itu Julian merasa semakin kepanasan. 'Ahhh ... Kenapa udaranya disini sangat panas? Tempat tidurnya kecil lagi. Bisa-bisa aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuh Qiara kalau begini. Apa aku harus tidur di mobil aja?' Batin Julian.     

Tidak lama kemudian, keadaan menjadi hening, itu sudah pukul 01 :00 malam. Qiara yang tidak bisa tidur pun menoleh kearah Julian. 'Uhhh ... Syukurlah kalau dia sudah tidur.' Batin Qiara yang menganggap Julian sudah tertidur akibat memejamkan mata nya. "Kenapa kamu belum tidur?" Mendengar pertanyaan itu. Qiara langsung kaget lalu memalingkan wajahnya dari Julian karena ketahuan menatapnya.     

Dengan tersenyum nakal. Julian menarik tubuh Qiara sehingga Qiraa menempel di tubuh Julian. Seketika itu Qiara merasa semakin kepanasan dengan degupan jantung yang sangat kencang. Tanpa sadar, Qiara menyentuh dada bidang Julian yang telanjang. Julian semakin kepanasan ketika mersakan sentuhan tangan Qiara.     

Namun dia berusaha menahanya sekuat tenaganya. Julian pun, memeluk erat Qiara karena mulai tidak bisa mengendalikan perasaan nya. Merasa nyaman dipelukan Julian. Tiba-tiba Qiara mendongak menatap Julian.     

"Julian ... " Panggil Qiara. Mendengar suara lembut dan menggoda itu, Julian pun langsung menatap Qiara. Tepat saat itu Julian tidak bisa mengendalikan keinginannya lagi saat melihat bibir lembut Qiara. Tanpa berkata atau menunggu apa yang ingin dikatakan Qiara. Julian pun langsung mencium bibir Qiara dengan lembut. Seketika itu Qiara mengedip-ngedipkan matanya, jantungnya berpicu lebih cepat, nafsunya mulai memburu di dalam hati.     

Keadaan dan suasana yang mendukung membuat akal sehat Qiara melayang sehingga ia menyerahkan diri pada Julian. Qiara mulai tenggelam dalam kelembutan yang di ciptakan Julian disetiap ciuman nya. Menyadari Qiara membalas ciumanya, itu membuat Julian seakan mau gila. Julian pun juga akhirnya mengalah pada nafsunya. Setelah itu ia menutup kembali matanya lalu menarik pinggang Qiara sambil meraba seluruh tubuh Qiara. Dan semakin lama ciuman Julian semakin buas. Merasakan ciuman yang menggairahkan, dengan sentuhan demi sentuhan yang diberikan Julian.     

Gadis polos yang tidak pernah merasakan sentuhan lelaki itu pun semakin mengeratkan pelukan tanganya di leher Julian walaupun dalam membalas ciuman, dia tidak pandai. Namun, flim yang dia tonton di YouTube cukup membuatnya belajar bagaimana cara bercinta itu. Kini, bayangan ketakutan akan rasa sakit yang disebabkan oleh bercinta hilang seketika saat nafsu menjadi tuan nya.     

Hasrat Julian yang sudah lama di simpannya, kini dia lampiaskan tanpa tersisa sedikitpun. Setelah puas berciuman, Julian segera melepas pakaian Qiara. Sedang Qiara hanya bisa pasrah karena dia pun tidak bisa lari dari nafsunya. Dari sinar lampu yang remang - remang. Qiara merasa tersihir lagi ketika melihat dada bidang Julian yang putih dan lembut, seketika itu Qiara merasa gila dan ingin segera memeluk dan mencium tubuh itu.     

Setelah semua penutup tubuh Qiar terlepas, Julian pun langsung merayapi tubuh itu dengan menggila. Hingga mereka pun sama-sama menjadi semakin gila karena nafsu benar-benar menguasai fikiran dan hati mereka. Walaupun Qiara berteriak saat merasakan sakit yang luar biasa, tapi Julian tidak bisa berhenti sampai dia menutup mulut Qiara dengan tangan nya. Malam ini mereka tidak terkendali, dan malam yang menggairahkan yang harusnya terjadi saat malam pertama akhirnya terlaksana juga. Qiara tak lagi polos akan bercinta. Julian pun berusaha memberitahunya kalau bercinta tidak seburuk yang ia fikirkan.     

Hari menjelang siang, sinar mentarai terasa begitu menyengat menyelinap dari balik celah-celah. Yang menunjukkan kalau matahari sudah sangat meninggi. Qiara terbangun dari tidurnya dan saat membuka mata Qiara terkaget karena menemukan kepalanya bersandar di dada bidang Julian tanpa busana. 'Ya ampun, apa yang terjadi semalam? Ahh ... ?' Batin Qiara sambil mengintip dari balik selimut bercak darah dan rasa ngilu di bagian tertentu.     

Tepat saat itu, Qiara pun mengingat apa yang terjadi semalam. Ia pun menutup mulut nya karena kaget kalau dia akhirnya menyerah pada Tuan Nafsu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.