Istri Kecil Tuan Ju

Merasa Tergoda.



Merasa Tergoda.

0'Ya ampun ... Jantungku rasanya mau copot. Ada apa ini? Kenapa aku gugup dan situasinya sangat canggung begini. Ahhh ... Dia memang pandai membuatku salah tingkah.' Batin Qiara sambil mengedipkan matanya berulang kali ketika tatapan nya beradu dengan tatapan Julian.     
0

"Gadis kecil ...Kenapa kamu tidak mengakui kalau kamu merindukanku? Jika tidak, mengapa kamu malah tidur di kamarku? Apa kamu sedang mimpi sambil berjalan? Yang terakhir, kenapa kamu tiba-tiba memelukku ketika kamu bangun tidur? Apa itu kebetulan?" Julian menyerang Qiara dengan pertanyaan yang banyak sehingga Qiara merasa kebingungan.     

"Aku ... Aku ... Cuma berfikir kalau kamar mu pasti lebih nyaman makanya aku masuk dan tidur di sana." Jawab Qiara sambil menunduk menyembunyikan apa yang ada di hati nya.     

"Apakah benar itu yang kamu fikirkan?" tanya Julian sambil memicingkan matanya.     

Mendengarkan perkataan Julian, Qiara langsung menutup wajah nya dengan kedua tangan nya, saking tidak taunya mau bilang apa.     

"Apa kamu sedang menutup pipimu yang memerah karena malu ketahuan merindukanku?" Lanjut Julian sambil menahan senyumnya untuk kesekian kalinya, mendengar godaan Julian, Qiara pun langsung menoleh dan menatap Julian dengan ekspresi kesal.     

"Ha ha ... Jangan menatapku seperti itu! Karena aku khawatir kamu bisa jatuh cinta padaku karena aku tidak akan melepaskanmu dengan mudah kok aku tau itu. " Julian semakin bersemangat menggoda Qiara yang sedang duduk di pangkuannya itu ketika melihat ekspresi Qiara yang terus kesal.     

"Jangan membuat kesimpulan dengan mudah! Aku khawatir kalau kamu akan kecewa." Ucap Qiara sambil menggertakan giginya karena merasa mulai kehilangan kata-kata. 'Kalau saja aku tidak terikat pernikahan dengan lelaki mesum ini. Kemungkinan habis dia oleh ku karena dia sangat berani membuatku merasa mati kutu oleh godaan nya.' Batin Qiara sambil tersenyum pahit lalu memalingkan wajahnya dari Julian.     

Percaya atau tidak, Julian merasa Qiara adalah hiburan terbaik yang mampu menghilangkan rasa lelah nya.Tidak lama kemudian, Qiara berhasil melepaskan dirinya dari cengkeraman Julian dengan kekuatan yang penuh.     

"Yaaaaa .... Julian ... ! Aku tidak akan membiarkanmu mengambil kesempatan lagi!" Lanjut Qiara sambil menunjuk kearah Julian yang masih duduk di lantai. Mendengar apa yang dikatakan Qiara, Julian pun menghelai nafas panjang lalu berdiri tepat di depan Qiara.     

"Jangan banyak bicara lagi! Lebih baik persiapkan dirimu sekarang karena besok kita akan berangkat ke Korea. Di sana, aku akan memberikanmu hadiah yang kamu butuhkan." Setelah mengatakan itu, Julian memasukkan kedua tangannya ke saku celana, lalu berbalik menuju kamar nya karena dia juga harus istirahat setelah melakukan perjalanan jauh.     

Sebenarnya, Julian sedang marah besar kepada beberapa Manager yang lalai pada tugas nya. Ia pun terpaksa mempercepat perjalanan nya agar dia pulang lebih cepat. Sesampainya dia di kantor. Tanpa banyak berkata, Julian memecat tiga orang Manager yang bermasalah. Selain itu, dia juga pulang ketika mengingat kalau hari ini adalah pengumuman Qiara. Qiara cemberut mendengar apa yang Julian katakan.     

Setelah lama terdiam ia pun segera masuk ke kamar nya, untuk melakukan persiapan sesuai perintah Julian karena dia juga butuh liburan. Di waktu yang sama. Julian langsung mengeluarkan ponselnya untuk membuat panggilan ke Eny sekretaris nya.     

"Halo bos!" Suara Eny terdengar sangat tegas menerima telponan dari sang bos.     

"Batalkan semua janji temu ku besok hingga seminggu ke depan! Pastikan semua berjalan baik selama aku tidak ada di kantor!" Seru Julian dengan nada suara dingin yang membuat Eny bergidik ngeri.     

"Baik bos!" Jawab Eny dengan tegas.     

"Aku akan menggunakan pesawat pribadi ku. Jadi, urus semua nya untuk ku! Besok pagi semua sudah harus siap di Bandara." Lanjut Julian dengan tegas.     

"Baik bos!" Sahut Eny sekali lagi. Tanpa mengatakan apapun lagi. Julian pun menutup telpon nya.     

Keesokan pagi nya. Julian keluar dari kamar nya dengan pakaian biasa. Namun, tetap terlihat keren. Ia berjalan menghampiri pintu kamar Qiara.     

"Yaaaa ... Kenapa kamu masuk tanpa mengetuk pintu?" Teriak Qiara yang baru saja mengenakan pakaian nya sehabis mandi. Tatapan nya sangat tajam sambil melindungi bagian dada nya dengan kedua tangan nya ketika melihat Julian tiba - tiba masuk ke kamar nya. Tanpa mengatakan apapun. Julian menarik lengan Qiara sambil tersenyum.     

"Yaaa ... Julian .... Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu menarik ku seperti anak kambing .. " Teriak Qiara lagi sambil mencoba menahan tarikan Julian. Namun, dia tetap saja kalah kuat dari Julian. Karena tidak cukup kuat. Qiara pun akhirnya mengalah lalu mengikuti Julian dengan kesal.     

Tidak lama setelah itu, Julian membawa Qiara ke sebuah Toko terbaik dan ternama di Kota A. Ia pun mengambil parkir tepat di depan pintu Toko. Melihat mobil Julian, sang satpam langsung membuat panggilan ke Manager toko.     

"Ayo keluar!" Kata Julian sambil menjulurkan tangan kanan nya. Qiara terdiam sambil memperhatikan toko yang cukup besar dan luas itu. Dari luar, toko itu terlihat seperti toko yang di peruntukkan kepada kalangan atas saja.     

"Kenapa kamu tidak bilang kalau kita mau ke Toko? Aku kan bisa berpakaian dengan layak. Juga, aku tidak membawa dompet." Ucap Qiara dengan cemberut.     

"Keluarlah! Jangan banyak fikir lagi, karena kita harus cepat!" Jawab Julian seraya menarik lengan Qiara yang tidak mau meraih tangan nya.     

"Yaaaa ... " Qiara lagi - lagi di buat kesal oleh Julian. Namun, dia tetap saja tidak bisa melawannya. Ia pun mengikuti Julian dengan patuh.     

"Selamat pagi Tuan Ju!" Sapa satpam itu dengan penuh hormat. Qiara menatap satpam itu dengan heran karena dia kenal Julian. Tapi, dia tidak berani bertanya. Sedang Julian tidak menoleh kearah siapa pun dan berjalan lurus masuk ke dalam toko membawa Qiara.     

"Selamat datang Tuan Ju!" Sambut Manager Toko itu yang baru saja keluar dari kantornya ketika tau Julian datang.     

"Aku akan menggunakan toko ini berdua. Silahkan tutup Toko ini lagi sampai Akau selesai!" Seru Julian dengan ekspresi dingin yang menakutkan.     

"Tapi, kita baru saja buka dan ada beberapa pelanggan yang sedang menuju kesini! Kalau mereka ... " Belum sempat melanjutkan kata - kata nya, Julian menatapnya dengan sinis.     

"Tulis surat pemundur dirimu! Aku tunggu!" Setelah mengatakan itu Julian melanjutkan langkahnya seraya menarik Qiara yang sedari tadi bingung melihat sikap Julian.     

"Saya akan tutup sekarang Tuan!" Kata Manager toko itu dengan suara yang bergetar. Setelah itu ia memerintahkan pelayan toko untuk menitup pintu utama.     

Di saat yang sama. Julian membawa Qiara menuju tempat baju dan perlengkapan yang akan mereka pakai untuk liburan. Qiara tidak banyak tanya. Ia hanya mengikuti perintah Julian dengan mencoba beberapa pakaian serta aksesoris lain nya.     

"Bagus!" Ucap Julian sambil mengacungkan jempol nya dan tersenyum melihat Qiara mengenakan pakaian santai yang cocok untuk liburan.     

Setelah itu ia memakaikan topi di kepala Qiara.     

"Sekarang kita berangkat!" Kata Julian setelah mereka memilih barang - barang yang akan mereka bawa. Tidak lama setelah itu, mereka pun berangkat menuju Bandara dengan gembira. Liburan kali ini membuat Qiara cukup deg - degan.     

"Selamat datang Tuan Ju dan Ny. Ju! " Sambut para pramugari cantik itu ketika melihat Julian datang menggandeng Qiara. Karena Eny sudah memberitahu mereka tentang keberangkatan Julian dan istrinya itu. Mereka pun tidak perlu bertanya siapa Qiara. Mereka hanya sedikit heran dengan wanita pilihan Julian.     

"Ummm ... " Jawab Julian tanpa melirik kearah para pramugari itu.     

"Tunggu dulu! Kenapa kita tidak mampir di rumah dulu baru ke Bandara?" Tanya Qiara seraya berhenti.     

"Ngapain ke rumah lagi?" Julian balik bertanya kepada Qiara tanpa menjawab pertanyaan Qiara.     

"Kan barang - barang serta tas yang berisi ponsel dan perlengkapan ku lain nya masih ada di rumah. " Jawab Qiara.     

"Tidak perlu khawatir! Semua sudah ada di pesawat." Setelah mengatakan itu, Julian pun menarik Qiara kembali untuk segera naik ke pesawat. Qiara hanya menggeleng pelan mengahadapi tingkah dan sikap Julian yang aneh menurutnya itu.     

Tidak lama kemudian, pesawat itu lepas landas, segera setelah itu pesawat meninggalkan area Bandara.     

"Oh ya, kita mau ke Korea kan?" Tanya Qiara seraya mengunyah makanannya.     

"Lebih tepatnya kita ke pulau Jeju." Jawab Julian tanpa menoleh kearah Qiara.     

"Ukhuk ... Ukhuk ... " Qiara terbatuk mendengar kata Pula Jeju. Karena dia tau tempat itu sangat bagus.     

"Kamu serius kan kalau kita akan ke Jeju? " Lanjut Qiara lagi untuk memastikan apa yang baru saja dia dengar.     

"Betul. Memang nya kenapa? Apa kamu tidak suka?" Tanya Julian balik dengan ekpsresi yang rumit.     

"Suka banget ... He ... Baiklah kalau begitu, mari kita memulai liburan kita di pulau Jeju!" Ucap Qiara seraya mengenakan kaca mata hitamnya lengkap dengan dandanan nya yang centil dan seksi. Setelah di permak oleh Julian.     

"Tentu!" sahut Julian sambil tersenyum melihat ekpsresi Qiara yang sangat gembira dan tidak sabaran untuk segera sampai di Jeju Island yang kerap digadang-gadang sebagai "Hawaii-nya Korea" yang juga populer sebagai surganya untuk melihat-lihat lanskap yang indah, menikmati pemandangan matahari terbenam, berjemur di pantai, hingga menjelajah berbagai spot yang pernah dijadikan lokasi syuting K-drama.     

Qiara memang bukan penggemar Korea , tapi semua karena ulah Mia yang selalu menceritakannya tentang Negara Gongseng tersebut. Seiring berjalanya waktu, akhirnya Qiara dan Julian sampai juga di Pulau Jeju. Tanpa menunggu lama, mereka pun langsung cek in di salah satu hotel bintang lima di Jeju. Setelah mereka sampai di Hotel itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.