Istri Kecil Tuan Ju

Merasa Ada Yang Hilang.



Merasa Ada Yang Hilang.

0Setelah puas berada di pinggir pantai. Qiara pun segera kembali menuju ke kamarnya untuk mengambil ponsel nya lalu beres -beres dengan segera karena dia ingin cepat pulang melupakan tempat itu dengan kenangan dan kemarahan Julian yang semalam.     
0

Tidak lama kemudian ia keluar dari kamar tanpa menghiraukan para pelayan yang sedari tadi menunggunya bahkan terus memanggil nya. 'Aku harus cepat pergi dari tempat ini! Karena aku tidak mungkin diam disini sendiri tanpa teman atau kerabat. Jika Julian meninggalkan aku dengan cara begini, maka baiklah! Aku pun tidak akan menghubunginya duluan!' Batin Qiara sambil menghapus nomer Julian dari kontak ponselnya saking kesalnya.     

Tidak lama setelah membatin. Qiara pun melanjutkan langkahnya untuk menemukan sopir yang sudah disiapkan Julian.     

"Selamat pagi Ny Ju!" Sambut sopir Julian yang akan membawa Qiara pulang. Dia yang datang menghampiri Qiara terlebih dahulu, karena Qiara memang tidak akan mengenalinya sebagai sopir. Oleh karena itu dia memilih untuk menyapanya duluan.     

"Ahhh ... Iya, ini dengan saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Qiara yang merasa baru pertama kali melihat lelaki itu.     

"Kenalkan! Saya Todi, sopir Tuan Ju yang di tugaskan untuk membawa anda pulang dengan selamat. Apa anda akan pulang sekarang?" Jawab pak sopir dengan penuh hormat setelah ia memperkenalkan dirinya pada Qiara.     

"Ohhhhh .... Jadi, anda adalah sopir Taun Ju Iya, saya adalah istri Tuan Ju dan saya ingin segera pulang." Jawab Qiara dengan ramah meskipun perasaannya kurang baik.     

"Baik. Saya akan membawa anda pulang sekarang. Kalu begitu, silahkan masuk Ny. Ju!" Kata sopir itu setelah membuka pintu mobil buat Qiara dengan senyum yang mengembang di wajahnya. Tanpa mengatakan atau bertanya apapun lagi. Qiara mengangguk masuk ke mobil.     

Tidak lama setelah itu, mobil yang Qiara tempati melaju kencang meninggalkan area tempat itu. Sepanjang perjalanan, Qiara termenung menikmati jalanan yang indah dibalik kaca mobil.     

'Aku masih belum mengerti dengan hal ini. Kenapa dia harus pergi dengan cara kekanakan seperti ini! Tidak bisakah dia pamit agar tidak membuatku merasa bersalah. Pokoknya aku benci sama Julian.' Batin Qiara seraya menggertakan giginya.     

Setelah menempuh perjalanan jauh. Qiara akhirnya sampai di rumah. Ia pun langsung masuk ke kamarnya lalu merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Hari ini cukup berat bagi Qiara, hingga hari setelah nya ia masih murung karena belum juga ada kabar dari Julian.     

Dua minggu berlalu. Qiara melewati hari - harinya tanpa Julian. Ia merasa ada yang hilang dan hidupnya tidak seru karena emosinya terjaga dengan baik. Tidak ada komonikasi atau pesan masuk dari Julian padahal Qiara menunggu dengan penuh harap hanya untuk mengetahui kabar dan perasaan nya. Apakah dia masih marah atau tidak.     

'Ya ampun ... Hari yang aku tunggu sudah tiba. Aku deg - degan. Semoga aku lulus agar Mama bahagia mendengarnya. Anak nya yang suka di hina akhirnya bisa kuliah di universitas ternama di kota A. Pokoknya aku harus lulus!' Batin Qiara sambil menyisir rambutnya di depan cermin.     

Dia tampak percaya diri meskipun wajahnya masih cemberut karena khawatir kalau hasilnya tidak sesuai harapan. Hari ini, adalah pengumuman hasil tes mandiri universitas Kemas. Qiara tampak tidak semangat karena ia tidak bisa menyombongkan hasilnya pada Julian atau menangis di bahunya bilamana ia tidak mendapatkan nilai yang bagus atau tidak lulus. Setelah rapi, Qiara pun bergegas keluar karena taxi pesanannya sudah menunggu di depan gerbang rumah Julian. Seperti biasa Qiara tidak ingin diantar sopir karena dia tidak mau terlihat mencolok.     

Tidak lama setelah itu, di kampus Kemas University, terlihat dua orang dengan senyum yang terpampang di wajahnya memasuki gerbang utama kampus.     

Sesekali keduanya tertawa dengan riangnya ditengah obrolan mereka. Mereka bahkan tak mempedulikan mahasiswa-siswi lain yang tengah memandang aneh keduanya.Ya, mereka adalah Qiara dan Orlin. Calon mahasiswi baru yang sedang berdebar - debar menunggu pengumuman ke lulusan nya.     

Seluruh mahasiswa dan mahasiswi lama serta baru berlalu lalang, seketika itu kampus menjadi sangat ramai.     

"Qiara ... Aku ingin ke toilet sebentar ya! Kamu tunggu di sini!" Kata Orlin dengan ekspresi yang menahan rasa sakit.     

"Baiklah! Aku akan menunggumu di sini!" Sahut Qiara sambil duduk di salah satu tempat duduk di kampus itu.     

"Iya. Pokonya kamu harus menungguku karena kita harus menyaksikan pengumuman bersama - sama." Setelah mengatakan itu, Orlin pun beralari menuju kamar mandi.     

Tidak lama kemudian. Orlin pun kembali dengan ekspresi lega. "Qiara ... Maaf aku lama! Sekarang aku udah lega. Ayo pergi!" Kata Orlin dengan suara lembut nya yang membuat Qiara tersadar dalam diamnya. Ia pun langsung mengembangkan senyum untuk Orlin yang di hadapannya.     

"Tak apa kok Orlin! Aku tak keberatan menunggu lama. Ummm ... Ayo kita pergi melihat pengumuman!" ucap Qiara sambil berdiri dengan senyum yang palsu karena fikirannya terus tertuju pada Julian yang tidak juga memberinya kabar.     

"Oke " Jawab Orlin sambil menggandeng lengan Qiara dengan gembira.Tidak lama kemudian, mereka ikut berdiri diantara kerumunan orang yang juga menunggu hasil pengumuman itu yang di siarkan secara langsung lewat layar lebar yang ada di Aula. Tepat saat itu, Dava dan Natan baru saja menyelesaikan satu mata kuliahnya, mereka menoleh kearah Aula yang luas itu.     

"Yaaa ... Natan? Bukankah itu gadis yang kemarin?" Kata Dava sambil menunjuk kearah Qiara.     

"Siapa?" Tanya Natan tanpa ekspresi.     

"Itu ... Gadis yang di Kantin kemarin. Masak kamu lupa?" Lanjut Dava sambil mengarahkan pandangan Natan menuju kearah Qiara.     

Mendengar penjelasan Dava, mata Natan langsung membulat sempurna karena dia masih dendam pada Qiara yang berhasil mempermalukan nya.     

'Gadis kasar dan tidak punya sopan santun itu ternyata Mahasiswi baru. Waoo ... Ini benar - benar kejutan bagiku. Tunggu saja sampai kita ketemu di ospek!' Batin Natan sambil tersenyum licik kearah Qiara yang tepat berada di bagian paling belakang bersama Orlin.     

"Natan ... Apa kamu melihat nya? Itu dia gadis kemarin! Akau yakin kalau dia adalah calon Mahasiswi disini sehingga ia berdiri disana menunggu pengumuman nya. Apa menurutmu dia akan lulus!" Lanjut Dava lagi sambil menyilangkan kedua tangannya ke dada.     

"Iya ... Bawel .. Aku memang melihatnya. Mau dia lulus atau tidak, aku akan membuat perhitungan dengan gadis itu. Sekarang kita pergi saja! Karena ada hal yang perlu aku lakukan!" Setelah mengatakan itu Natan pergi begitu saja tanpa menghiraukan yang lain.     

"Wahhh ... Sepertinya akan ada drama yang sangat menghebohkan di kampus ini jika gadis itu lulus. Apapun itu, aku menantikannya. Heee ... Natan, Tunggu aku!" Kata Dava sambil cengengesan. Setelah itu, ia mengikuti Natan dengan patuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.