Istri Kecil Tuan Ju

Berhati - Hatilah!



Berhati - Hatilah!

0Natan terdiam ketika mendengar kata- kata Qiara yang menurutnya ada benarnya. Karena selama ini dia terlalu takut akan kehilangan fasilitas dan di buang oleh keluarganya jika ia tetap bertahan meraih mimpinya.     
0

Tanpa mengatakan apapun. Natan meninggalkan Qiara sendiri di dalam ruang musik itu. Ia tidak berfikir untuk melanjutkan obrolan bersama Qiara. 'Ummm ... Dasar anak manja. Gini nih kalau anak orang kaya. Dia tidak akan pernah tau bagaimana rasanya berjuang hanya untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Sudahlah, aku tidak ingin mengurus hal receh seperti ini. Biarkan kakak nya yang mengurus.' Batin Qiara sambil tersenyum lega.     

Tidak lama setelah itu ia pun keluar dari ruang musik. Tepat saat itu suara ponselnya berbunyi. Qiara pun berhenti lalu mengambil ponselnya di tas.     

"Halo ... " Sapa Qiara lebih dulu setelah menggeser icon hijau di ponselnya. Ia juga asal angkat tanpa melihat ID pemanggil. "Apa kamu sudah selesai ujian? " Tanya suara akrab itu dari seberang telpon.Mendengar suara itu. Qiara cemberut dibalik senyum yang dia sembunyikan.     

"Kenapa kamu bertanya aku sudah selesai ujian apa tidak? Memangnya kamu mau apa? Ini masih pagi, apa kamu tidak ada kerjaan makanya kamu menelpon aku?" Sahut Qiara dengan ketus.     

"Aku cuma mau memastikan kalau kamu sudah selesai ujian. Bagaimana? Apakah sulit?" Tanya Julian dengan ramah.     

"Ha ha ... Apa kamu mencuri soal ujian? Kenapa semua yang kamu prediksi keluar. Aku sampai kaget ketika melihat soal itu. Tapi, aku tetap tidak percaya diri dengan jawabanku. Bagaimana kalau aku tidak lulus? Aku tidak mau sampai tidak lulus." Jawab Qiara dengan cemberut.     

"Percaya saja kalau kamu pasti lulus. Kan, kamu sudah belajar keras. Oh iya, kamu lagi apa? Apa masih di kampus? Atau, apa kita perlu makan bersama hari ini? Adakah Restauran yang ingin kamu datangi?" Lanjut Julian menyemangati Qiara.     

"Aku baru saja memberikan adikmu pelajaran. Oleh karena itu, aku merasa malas ngapa-ngapain. Dia tidak menyenangkan. Meski begitu, aku berharap dia tidak tumbuh menjadi lelaki mesum sepertimu. " Jawab Qiara lagi dengan malas.     

"Apa kamu menggangu Natan? Dia baru kembali dari Mexico, setelah ia kabur dari Papa. Kurang lebih setahun dia tidak mau pulang. Tapi, jika kamu membuatnya kesal, maka kehidupanmu di kampus bisa jadi tidak akan aman. Oleh karena itu kamu harus berhati-hati. He ... " Jelas Julian yang mencoba mengingatkan Qiara siapa adiknya.     

"Ha ha ... Aku rasa. Aku tidak hanya membuatnya kesal, melainkan membuatnya membenciku. Ya sudah, aku akan tutup dulu karena aku ingin merasakan makan siang di kantin kampus ini." Setelah mengatakan itu, Qiara menutup telpon tanpa menunggu apa yang akan dikatakan oleh Julian.     

'Dasar gadis kecilku. Sepertinya dia musuh yang seimbang buat Natan. Akan aku biarkan mereka saling adu mulut. Aku ingin melihat bagaimana cara Qiara menangani anak itu.' Batin Julian sambil tersenyum. Setelah itu ia kembali bekerja karena memang dia hanya istirahat sebentar dan kembali bekerja setelah ia ngobrol dengan Qiara.     

Tidak lama kemudian, Qiara sampai di kantin mewah itu. Ia duduk dengan santai dan memesan beberapa makanan dan minuman yang terlihat enak. Ia tidak kaget melihat harga makanan dan minuman itu, karena dia sudah berniat akan menghabiskan uang Julian.     

Tepat saat itu, ia melihat Natan datang ke kantin bersama tiga orang sahabatnya. Seketika itu kantin menjadi heboh terutama para mahasiswinya. Siapa yang tidak kenal Natan. Dia sangat populer di kalangan perempuan. Tidak hanya di kampus, tapi juga di luar kampus.     

Bagi perempuan yang melihatnya. Natan adalah seorang pangeran yang sempurna. Siapapun yang dapat dekat dengannya dan menjadi kekasihnya adalah orang yang paling beruntung. Karena Natan tidak hanya tampan melainkan anak kolomerat ternama di kota A. Tidak ada yang tidak mengenal Natan. Hampir semua wanita di kalangan mahasiswa sudah tahu siapa pemuda itu dan bagaimana bentuk rupa wajahnya. Sayangnya, Natan tidak termasuk pemuda yang ramah. Dia dingin dan angkuh, Natan juga sangat jarang tersenyum.     

Dimana pun ia berada, ia selalu mendapatkan banyak kiriman hadiah. Seperti, mengirimkannya surat cinta, coklat, bunga, dan lain-lain.     

Selain itu, hidup Natan tidak berfokus pada cinta atau wanita karena uang paling penting baginya hanyalah mimpinya dan mampu menaklukkan Papa nya. Itu sebabnya dia tidak pernah tau bagaimana rasanya patah hati. Dia menghabiskan waktunya bersenang-senang setiap hari bersama sahabatnya.     

"Haduhhh ... Entah kenapa takdir sepertinya mempermainkan aku. Sehingga aku sangat sering bertemu dengan lelaki ini." Ucap Qiara dengan pelan seraya memalingkan wajahnya.     

"Jhonatan ... !" Panggil seorang wanita sambil mengedip - ngedip kan matanya dengab genit.     

"Hey ... " balas Natan tanpa menoleh kearah gadis itu.     

"Aku merindukanmu!" lanjut wanita itu lagi seraya berkedip. Tanpa aba-aba, gadis itu langsung memberikan ciuman di pipinya. Semua orang yang di kantin langsung merasa iri karena mereka juga ingin bisa memeluk Natan. Apalagi ingin menciumnya.     

"Sampai kapan kamu akan begini?" tanya gadis itu dengan kesal karena Natan menjauhkan wajahnya dari gadis yang tadi berhasil menciumnya.     

"Betul itu. Kita sudah dewasa dan sudah sebaiknya memiliki wanita di sampingnya. Jangan menjomblo terus, karena itu bisa mendatangkan stres." Kata teman - teman nya yang sedang duduk menunggu pesananya.Mendengar perkataan temannya. Natan terdiam sejenak, karena dia muak dengan kalimat itu.     

"Ayolah Natan! Jangan tahan dirimu untuk bisa mendapatkan pacar yang cantik itu sangat mudah bagimu. Kecuali kamu tidak menyukai wanita. " Lanjut sahabatnya yang satu lagi." Siapa bilang aku jomblo?" Tanya Jhonatan setelah lama terdiam, tepat saat ia menyadari keberadaan Qiara di kantin itu.     

"Masak? Apa kamu benar - benar serius?" Tanya sahabatnya dengan tidak percaya. Gadis yang mencium nya tadi juga bereaksi dan tidak akan bisa percaya. Sebab ia bertahun-tahun mengejarnya tapi tidak dapat juga. Tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya. Natan bangun dari duduknya. Namun, sebelum dia melanjutkan langkahnya. Ia berhenti lalu menoleh kearah sahabatnya lagi.     

"Aku akan menunjukkan siapa pacarku sekarang. Jadi, perhatikanlah!" Setelah mengatakan itu, Natan melanjutkan kembali langkahnya menuju meja Qiara yang lagi asik menyantap spageti nya.vMendengar apa yang Natan katakan, mereka semua langsung mengikuti kemana Natan pergi.     

"Sayang ... Apa kamu mau bergabung denganku dan sahabatku di meja sebelah sana?" Mendengar pertanyaan itu. Qiara menghentikan mengunyah makanannya lalu menoleh kearah Natan dengan tatapan sinis, untuk sesaat Natan bergidik ngeri melihat tatapan itu.     

'Kenapa dia menatapku seperti itu? Apa dia marah aku panggil sayang? Gadis ini memang mengerikan. Tapi, dialah gadis yang tepat untuk dijadikan pacar bohongan.' Batin Natan sambil tersenyum membalas tatapan mengerikan dari Qiara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.