Istri Kecil Tuan Ju

Cerita Yang Memotivasi



Cerita Yang Memotivasi

0"Tentu, karena para penggemar anda juga tidak sabar menunggu cerita anda. Dan saya yakin, ini pasti akan memotivasi banyak orang juga. "Jawab pembawa acara itu seraya mengedarkan pandangan kearah para penononton yang juga merasa penasaran.     
0

Mendengar permintaan pembawa acara itu. Julian menatap tajam kearah Tv menunggu apa yang ingin di ceritakan oleh kakak nya. 'Apa yang kakak lakukan? Jangan ceritakan hal yang tidak penting! Ini demi kebaikan kakak dan Papa.' Batin Julian dengan tetap tenang. Karena dia bukan tipe orang yang mudah goyah atau hilang ketenangan saat menghadapi suatu masalah.     

Sementara itu. Jasmin menatap tajam kearah Tv, ia bisa menduga kalau Papa dan adik nya sedang menonton. 'Apa kalian melihatku? Baiklah! Aku akan memberikan kalian sebuah kejutan yang tidak akan pernah bisa kalian lupakan. Papa, lihatlah aku!' Batin Jasmin sambil tersenyum licik kearah kemera. "Nona Jasmin ... Apa anda siap untuk bercerita?" Tanya pembawa acara itu lagi ketika melihat Jasmin tidak bergeming.     

"Ahhh ... Iya. Tapi, saya ingin memastikan apakah benar para penonton ingin mendengar ceritaku." Sahut Jasmin sambil melemparkan pandangannya ke studio untuk memastikan apakah penonton juga penasaran dengan ceritanya.     

Tidak lama setelah ia berkata begitu, penonton terlihat bertepuk tangan dan meminta Jasmin untuk bercerita. Seketika itu studio menjadi riuh.     

"Ummm ..., baiklah, aku akan bercerita sekarang juga. Jadi, pasang telinga kalian!" Kata Jasmin sambil tersenyum simpul.     

"Nona Jasmin sepertinya akan membuat ulah lagi!" Kata Pelayan Mu tiba-tiba saat ia melihat acara itu di putar di TV. Tepat saat Qiara menikmati cemilannya sambil main game di ponselnya dan membiarkan TV yang menontonnya.     

"Aaa ... ? Apa yang pelayan Mu ini katakan tadi?" Tanya Qiara tanpa menoleh kearah pelayan Mu yang sedang berdiri di sampingnya setelah mengantar minuman padanya.     

"Di TV ada Nona Jasmin. Dia adalah kakak nya Tuan Ju. Apa anda tidak tau? "Jawab pelayan Mu tanpa ekspresi. Qiara menghentikan permainannya ketika mendengar penjelasan pelayan Mu.     

"Jasmin? Ohh ... Iya aku tau. Tapi, dia tidak datang di pernikahanku makanya aku belum bertemu dia. Emangnya ada apa dengannya?" Jelas Qiara dengan sedikit terbata-bata.     

"Anda bisa tonton di Tv!" Jawab pelayan Mu seraya mengarahkan Qiara ke TV. Dengan patuh, Qiara pun menatap layar TV. Seketika itu ia terkagum-kagum melihat kakak iparnya yang sangat cantik menurutnya.     

"Cantik ya!" Ucap Qiara dengan tatapan yang berbinar.     

"Nona Jasmin memang simbol kecantikan kota A. Sama seperti suami anda. Jadi, anda harus berhati-hati karena banyak wanita yang mengincar Tuan Ju." Sahut pelayan Mu seraya memberikan nasehat pada Qiara.     

"Ummm ... " Qiara hanya berdehem menimpali apa yang pelayan Mu katakan. Setelah itu ia fokus pada layar kaca. Di Studio, Jasmin terlihat menarik nafas dalam. Setelah itu, ia pun mulai bercerita tentang kisah masa remajanya yang membuatnya termotivasi untuk menjadi orang besar.     

"Lepaskan!" Teriak seorang perempuan tepat saat Jasmin memulai ceritanya. Seluruh kru dan penonton di studio langsung di buat kaget. Bahkan orang yang sedang menonton di rumah ikut penasaran.     

"Siapa itu? Para Kru tolong amankan!" Kata pembawa acara itu dengan ekspresi panik. Jasmin hanya duduk tenang karena ia tidak begitu tertarik dengan keributan itu. Namun, ia harus tetap memasang wajah khawatir demi citranya.     

"Tolong jangan ribut dan keluarlah! Jika tidak, kami akan menelpon polisi untuk menyeret anda!" Kata salah seorang Kru yang menahan wanita itu. "Sayang, tolong jangan kayak begini! Kamu hanya salah faham. Pengawal, tolong cepat bawa istriku ke mobil!" Kata suami perempaun itu yang berusaha menahan nya. "Lepaskan aku! Aku ingin membuat perhitungan kepada wanita jalang yang sudah mengacaukan rumah tangga kita!" Tenaga perempuan itu sangat kuat sehingga ia berhasil lolos dari pegangan suaminya sebelum para pengawal tiba. Sang suami merasa frustasi karena jika istrinya membuat ulah, tentunya dia dan perusahaannya akan kena batu nya. Julian pasti tidak akan tinggal diam demi kelancaran proses pemilu untuk Papa nya.     

"Hei ... Artis jalang! Turun kamu dari atas panggung sebelum aku menjambak rambutmu!" Kata perempuan itu sambil menunjuk kearah Jasmin.     

"Tolong maafkan istriku! Dia agak sedikit gila makanya dia berani bicara begini." Kata sang suami yang berusaha menahan istrinya lagi.     

"Aku gak gila ... " Teriak perempuan itu lagi seraya berusaha melepaskan diri dari suaminya dengan usaha keras.     

"Diam kamu! Sekarang juga kamu harus pulang ke rumah. Bukan di sini! Kalau perlu aku akan membawamu ke rumah sakit jiwa." Teriak lelaki itu seraya menyeret istrinya dengan kasar.     

"Tidak! Aku tidak gila! Aku tidak gila! Lepaskan aku!" Teriak perempuan itu dengan meneteskan air mata.     

"Tunggu dulu! Lepasin dia!" Kata Jasmin yang sudah mulai tidak tahan melihat wanita di seret serat di perlakukan buruk. Semua sorotan kamera langsung tertuju pada Jasmin. Perempaun itu pun langsung diam dan suami nya juga melepaskannya. Melihat itu, Jasmin pun turun dari panggung lalu menghampiri wanita itu dengan di kawal para Kru.     

"Kamu telah menggoda suamiku sehingga ia ingin menyingkirkan ku." Kata perempuan itu dengan tatapan tajam.     

"Apa kamu punya bukti?" Tanya Jasmin sambil menatap tajam kearah perempuan itu.     

"Tentu aku punya buktinya. " Sahut perempuan itu lagi sambil mengambil ponselnya. Tepat saat itu sang suami menerima telpon dari nomer yang tidak di kenal. Dengan ragu ia mengangkatnya.     

"Halo?" Sapa lelaki itu setelah menggeser icon berwarna hijau di ponselnya. "Bawa istrimu segera pergi dari tempat itu. Jangan sampai ia memperlihatkan sesuatu yang akan membuatku murka. Jika tidak, kamu akan tanggung akibatnya." Kata orang dari seberang telpon. Mendengar suara dingin dan mengerikan itu. Ia pun gemetar karena dia bisa menebak kalau itu adalah suara Julian.     

"Baik Tuan Ju! Lagi pula, dia hanya cemburu karena melihat fotoku sedang ngobrol dengan Nona Jasmin." Kata lelaki itu dengan gemetar.     

Tanpa mengatakan apapun. Julian, langsung menutup telponnya. Setelah itu sang lelaki langsung menyeret istrinya pergi.     

"Yaaa ... Lepasin!" Teriak wanita itu lagi sambil menunjuk kearah ponselnya yang jatuh.     

"Bawa dia pergi!" Seru lelaki itu sambil menyerahkan istrinya ke tangan anak buahnya. Perempuan itu terus-terus san berteriak hingga ia lenyap dari balik pintu studio.     

"Nona, tolong maafkan saya! Ini semua karena ulah saya. Untuk yang kedepan saya tidak akan membiarkan ini terjadi lagi! Kalau begitu saya akan pamit dulu!" Setelah mengatakan itu sang lelaki pergi dari studio menyusul istrinya.     

Jasmin mengepalkan tinjunya melihat orang itu pergi begitu saja. Namun, ia tau betul siapa yang menelpon lelaki tadi sehingga ia terlihat ketakutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.