Istri Kecil Tuan Ju

Ciuman Kasar



Ciuman Kasar

0"Apa kamu masih mau melawan?" Tanya Julian sambil berbisik ditelinga Qiara .     
0

"Aku benci sama kamu. Sebaiknya kamu ceraikan aku agar aku bebas darimu!" Ucap Qiara sambil menggertakan giginya.     

Mendengar perkataan Qiara. Julian tersenyum licik, lalu memutar kembali tubuh Qiara setelah itu ia memegang kedua wajah Qiara. Tidak lama setelah itu, Julian mencium bibir Qiara dengan kasar. Qiara terkejut ketika merasakan bibir Julian menempel dibibirnya. Seketika itu, Qiara langsung mencoba mendorong tubuh Julian. Sayang nya, dia kehilangan tenaga gara-gara jantungnya berdetak dengan cepat. Ciuman itu berlangsung beberapa menit hingga Qiara melunak dan membiarkan Julian menciumnya. Menyadari Qiara sudah tidak mengamuk lagi Julian langsung melembutkan ciumanya. Tanpa sadar Qiara memeluk pinggang Julian lalu menutup matanya.     

'Dia menciumku? Kenapa rasanya berbeda dari ciuman Qiano? Awalnya memang kasar tapi kenapa berubah lembut dan ... ' Batin Qiara sambil menikmati ciuman Julian.     

Sesaat kemudian Julian melepas ciumanya, lalu mendorong Qiara ke tempat tidur.     

"Apa yang mau kamu lakukan?" Tanya Qiara seraya menutup bagian dadanya dengan selimut. Mendengar pertanyaan Qiara. Julian menarik nafas dalam sambil melanjutkan membuka kancing kemejanya yang tersisa sambil menatap Qiara dengan nakal.     

"Julian tolong hentikan!" Lanjut Qiara lagi sambil bersembunyi di balik selimut dengan tangan gemetaran.     

'Ya Tuhan ... Qiqi benar-benar takut! kasihanilah Qiqi yang masih kecil ini Tuhan! Qiqi akan rajin sholat jika kau selamatkan aku dari sex ini! Ooohh ... Astaga ... Kenapa tangan dan kakiku mendadak lemas? Keringatku menjadi sangat dingin. Aaahhh ... Sial!' Batin Qiara sembari menggertakan giginya dibalik selimut.     

Melihat Qiara gemetaran di dalam selimut, Julian tidak bisa menahan senyumnya. Sebenarnya, ia tidak ada niat untuk melakukan apapun pada Qiara. Tapi, ia berfikir untuk sesekali memberikan pelajaran pada Qiara, agar tingkah dan perkataanya bisa di jaga dan menghargai orang lain. Beberapa saat kemudian, Kemeja Julian sudah terlepas. Setelah itu ia naik ke atas ranjang.     

Getarannya pun bisa di rasakan oleh Qiara. Seketika itu mata Qiara melotot.Tidak lama kemudian, jantungnya berdegup kencang saat merasakan tangan kokoh Julian melangkahi tubuhnya entah apa yang ingin di lakukan Julian.     

'Tuhaaaaannnn ... Qiqi takut! Aduh ... bagaimana ini? Jantungku rasanya mau melompat kesana-kemari. Aahhh ... persetan dengan cinta dan pernikahan pokoknya aku harus mengumpulkan tenaga melawan Julian. ' Batin Qiara. Setelah membatin, Qiara pun langsung menghitung dalam hatinya. Tepat pada hitungan ke tiga, ia membuka selimut yang menutupi tubuhnya dengan kasar. Sialnya, dia malah menemukan wajah Julian berada tepat di depannya. Tatapan Julian yang teduh dan karismatik membuat Qiara tertegun. Tubuh telanjangnya yang seksi cukup membuat Qiara berulang kali menelan ludah dalam-dalam. Matanya tak berkedip sedikitpun melihat bibir seksi Julian yang kemerah-merahan.     

"Apa kamu mau bermain?" Tanya Julian dengan senyum menghiasi wajahnya yang menawan.Tanpa bertanya balik, Qiara mengangguk dengan spontan. Seketika itu Julian langsung bangun lalu duduk di samping Qiara sambil menjulurkan tab yang baru saja dia ambil dari sebelah Qiara. "Katanya kamu suka game. Aku punya game baru, kalau kamu bisa menyelesaikanya maka aku akan mewujutkan semua keinginanmu. Bagaimana?" Lanjut Julian.     

Wajah Qiara memerah menahan malu karena ia sudah berfikir yang tidak-tidak padahal Julian hanya ingin mengajaknya main Game. 'Siaaall ... Apa sih yang aku harapkan tadi? Apa ia hanya ingin menggodaku?' Batin Qiara.     

Setelah selesai bergumam. Qiara pun bangun lalu duduk disamping Julian seraya mengambil tab dari tangan Julian.     

"Tentu saja aku mau main. Dan aku tidak pernah terkalahkan biasanya." Kata Qiara dengan semangat.     

"Kalau begitu, mainkalah! Sementara itu aku akan mandi. Selamat berjuang!" Ucap Julian seraya turun dari tempat tidur. Setelah Julian masuk ke kamar mandi, Qiara langsung memainkan game itu. Ternyata game itu mampu membuat Qiara lupa perseteruan yang baru saja terjadi diantara dia dan Julian. Beberapa saat kemudian, Julian keluar dari kamar mandi seraya menatap heran kearah Qiara yang masih fokus bermain.     

'Anak ini kalau diam dan fokus begitu dia tampak lebih manis. Semoga saja pelajaran yang tadi membuat sikapnya lebih baik lagi. Vania, tolong perhatikan aku! Maaf, jika apa yang aku lakukan tadi membuatmu cemburu, sungguh aku hanya ingin memberinya pelajaran bukan karena cintaku padamu sudah berpaling.' Batin Julian seraya merapikan pakaiannya yang udah dia bawa dari copernya.     

"Yeee ... Aku menang ... !" Qiara berteriak gembira ketika dia berhasil menyelesaikan permainanya. Julian sedikit kaget mendengar suara teriakan Qiara. Kemudian dia yang sudah rapi duduk di samping Qiara.     

"Coba aku lihat!" Kata Julian.     

Qiara pun langsung memberikan tab itu pada Julian, seraya menikmati bau harum tubuh Julian dengan rakus. 'Sumpah ... Dia harum banget! Rasanya, aku ingin memelukny, he he.' Batin Qiara sambil mencuri pandang ke Julian yang tampak fokus memeriksa game yang sudah dia selesaikan.     

"Kamu mau apa?" Suara Julian memecahkan lamunan Qiara. Gadis remaja yang benar-benar tidak tau apa itu cinta kaget mendengar suara lembut Julian.     

"Ahh iya ... Aku ingin kamu mengajaku jalan-jalan seharian full, apa kamu bisa?" Jawab Qiara dengan semangat. Julian melirik Qiara sambil tersenyum, setelah itu ia mengangguk dan berkata, "Bersiap-siaplah! Aku akan menunggumu di ruang tamu!" Qiara bertepuk tangan kegirangan karena ia memang sangat ingin jalan-jalan.     

"Tapi ... Kamu kan baru sampai. Apa kamu tidak capek?" Tanya Qiara yang mulai khawatir. Tanpa menjawab pertanyaan Qiara. Julian berdiri lalu memasukkan kedua tanganya ke saku celananya.     

"Aku sudah istirahat di pesawat. Jadi, kamu sebaiknya segera siap-siap! Aku akan keluar sekarang!" Setelah mengatakan itu, Julian pun keluar dari kamar. Melihat Julian keluar. Dengan riang Qiara bangkit dari tempat tidur lalu segera mandi setelah itu bersiap-siap.     

Tidak lama setelah itu, Qiara keluar dari kamar lalu menemukan Julian duduk sendiri di ruang tamu sambil membaca koran.     

"Mama di mana?" Tanya Qiara seraya melempar pandangannya keseluruh tempat.     

"Mungkin, ada di kebun belakang." Jawab Julian datar.     

"Apa kita perlu pamit?" Tanya Qiara.Mendengar pertanyaan Qiara, Julian langsung berdiri dan menatapnya dengan aneh. Qiara yang tampak imut dengan celana jins dan baju kaos hitam dengan sepatu putih itu, nampak malu melihat Julian menatapnya.     

"Aku sudah memberitahu mereka. Jadi, ayo kita berangkat!" Setelah mengatakan itu, Julian berjalan keluar menuju parkiran. Sedangkan Qiara di belakang mengikutinya dengan patuh.Tidak lama kemudian Julian dan Qiara masuk ke dalam mobil.     

"Apa kamu sudah siap? " tanya JulianQiara pun langsung mengangguk sambil tersenyum, rambutnya yang di kucir bergerak2 seperti ekor kuda. Ia baru menyadari kalau baju kaos warna hitam yang digunakanya senada dengan kemeja Julian, mereka tampak seperti pasangan yang serasi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.