Istri Kecil Tuan Ju

Setan Bunting Menyebalkan.(Revisi)



Setan Bunting Menyebalkan.(Revisi)

0Lama menunggu di kursi tunggu, tiba-tiba Qiara di kejutkan oleh Intan dan Feny dengan membawa banyak koper, macam orang pindahan.     
0

"Ohhh ... Yaa ... Ampun? Bukankah ini Kak Qiara? Apa kak Feny bisa lihat atau cuma aku saja yang salah lihat? " Kata Intan sambil menutup mulutnya dengan manja, sembari memasang eskpresi kaget. "Tentu saja kamu tidak salah lihat. Karena, orang model kayak dia itu hanya satu di muka bumi ini." Sahut Feny dengan ekspresi mengejek, karena ia benar-benar membenci Qiara.     

"Upss ... Ya juga sih. Hi ... Kak Qiara! Kakak ngapain disini?" Tanya Intan sambil tersenyum mengejek kearah Qiara dan Ibu nya yang sedari tadi tidak begitu perduli dengan dua wanita itu.     

'Haduhhh ... Memang setan bunting selalu ada di mana-mana. Kehadiran mereka tidak pernah mendatangkan Faedah. Tapi, kalau tidak di ladeni, mereka tidak akan berhenti bicara seperti Beo yang kelaparan.' Batin Qiara seraya menarik nafas dalam.     

"Hallo ... Kak Qiara! Apa kakak bisu, hanya gara-gara baru pertama kali ke Bandara?" Lanjut Intan.     

"Kamu ini bodoh atau apa sih? Kamu kan sudah tau kalau aku ada di Bandara. Sudah tentu, aku sedang menunggu jadwal ke berangkatanku." Ucap Qiara seraya tersenyum pahit kearah Intan dan Feny.     

'Tunggu Dulu! Intan sama Feny? Kenapa mereka bisa bersama? Ada hubungan apa mereka berdua?' Batin Qiara ketika menyadari kalau Intan memang bersama Feny yang tidak lain adalah musuh bebuyutannya.     

"Ha ha ha ... Kami taulah ini Bandara. Otak kami kan tidak sebanding dengan kamu. Hanya saja, kami penasaran melihat gadis sepertimu ada di sini. Bukannya tadi pagi habis terima raport ya? Hasilnya tidak seberapa, apa kamu mau langsung ngerayain gitu ya?" Kata Feny yang begitu pedas, sehingga Ibu Qiara yang sedari tadi diam langsung menoleh kearah dua gadis itu.     

"Kamu ... " Bel sempat Qiara melanjutkan kata-katanya, Ibu langsung menarik lengannya.     

"Qiqi sudah! Jangan ladeni mereka lagi! Karena itu artinya kamu dan dia tidak ada bedanya. Jadi, diam saja, seraya menutup telingamu!" Ucap Renata dengan tegas sambil menyeringai kearah Feny. Qiara langsung menoleh kearah Mama nya. Ia pun menarik nafas mengendalikan emosinya, karena ia tidak mau dianggap sama dengan dua setan perempuan di depannya itu.     

"Khem ... Oh ya. Tante sama Qiara mau kemana?" Tanya Intan dengan sopan karena ia bisa merasakan aura kemarahan dari ekspresi Renata.     

"Kami mau liburan ke Jepang."Jawab Renata tanpa ekspresi. Mendengar jawaban Renata. Intan dan Feny terkejut karena mereka juga menuju Negara yang sama untuk liburan.     

"What? Jepang? Bagaimana mungkin orang seperti kalian bisa liburan ke Jepang? Apa kalian memang undian?" Kata Feny tanpa memandang sopan kearah Renata yang lebih tua darinya. Karena kebiasaan hidup mewah dan glamornya menjadikanya gadis sombong yang merasa paling atas dan berkelas bahkan diantara para orang tua yang kekayaan mereka tidak sebanding dengan orang tuanya yang menjadi salah satu pengusaha sukses di Kota A. Mendengar pertanyaan sombong Feny yang tidak menghormati Ibu nya itu. Membuat hati Qiara berbulu saking geramnya. Ingin rasanya dia sumpel mulut mercon Feny.     

"Kami mau menang lotre atau tidak, itu bukan urusanmu bukan? Jadi, nona orang kaya sebaiknya kalian berdua menjauh dari hadapanku kalau kalian tidak mau membangunkan srigala tidur." Ucap Qiara seraya menggertakan giginya.     

"Memang bukan urusan kami. Yaaa ... Tidak apa-apa sih kalau kalian memang undian, wajar saja. Tapi, biasanya sih yang gratis-gratis itu ada di kelas ekonomi, yang sesak karena di penuhi oleh orang-orang yang gak banget seperti kalian." lanjut Feny dengan angkuh. Mereka benar-benar tidak mendengar peringatan Qiara. Seketika itu ekspresi Qiara menjadi gelap.     

"Yaaa ... Mau kamu apa sih hah? Aku sudah sabar ya menghadapi kamu. Tapi, kamu malah ngelunjak. Jika pun kami ada di kelas ekonomi, lalu apa urusannya dengan kamu hah?" Teriak Qiara sambil berdiri menatap Feny dengan sinis. Tentu saja Intan dan Feny bergidik ngeri, karena mereka tau betul bagaimana buasnya Qiara kalau lagi marah.     

"Sayang udah! Tidak enak dilihat orang!" Kata Renata yang mencoba menahan amarah Qiara yang suka meledak-ledak.     

"Ada apa ini?" Terdengar suara perempuan cantik yang tinggi, langsing dengan rambut panjang terurai serta bibir tipis dengan lipstip merah marun berdiri di samping Feny dengan ekspresi heran.     

'Waoo ... Cantik banget. Dia terlihat seperti bidadari. Siapa dia? Apa dia artis?'Batin Qiara seraya menatap gadis itu tanpa berkedip. Melihat ekspresi Qiara yang jelas-jelas kagum pada perempuan itu. Membuat Feny berlagak sombong.     

"Kak ... Ini hanya kesalah fahaman saja. Oh ya, kakak kenalin ini teman sekolahku namanya Qiara. Dia terkenal banget, terkenal akan kenakalannya tapi." Kata Feny sambil tersenyum ke gadis itu. Mendengar perkataan Feny, gadis itu langsung menoleh dan tersenyum kearah Qiara dan Mama nya.     

"Ahhh ... Iya. Qiara, kenalkan ini kakak ku! Namanya Fanya. Dia adalah calon istri Presiden direktur PT Royal Grup yang paling terkenal di Kota A. Dia cantik kan?" Lanjut Feny memperkenalkan Fanya dengan bangganya.     

"Feny, kamu bicara apa sih. Ya ... Sudah, lebih baik kita berangkat sekarang karena jadwal kita sudah tiba!" Kata Fanya dengan nada suara yang lembut. Qiara yang sedari tadi diam karena mengagumi kecantikan dan kelembutan Fanya juga tersentak ketika mengingat kalau mereka memiliki tujuan yang sama. Ia pun langsung mengajak Mama nya untuk berangkat juga mengikuti Feny dan kakaknya.     

"Kak ... Kita duduk di kelas berapa? Bukankah calon kakak ipar sudah membelikan kita bertiga tiket paling mahal?" Tanya Feny seraya melirik Qiara yang berjalan dibelakangnya. Hanya untuk memastikan Qiara mendengarnya.     

'Ya ampun ... Aku kira cuma aku dan kak Vania yang memiliki perbedaan. Ternyata ada yang lebih buruk dari aku. Yaitu wanita di depanku ini, karena yang satu bagai bidadari sedang yang satu bagai dedemit. Ihhh ... ' Batin Qiara seraya menyeringai kearah depan.     

"Ummm ... Kita bertiga ada di kelas bisnis. Karena kita dikirimi tiket itu sekalian untuk melakukan perjalanan Bisnisku ke Jepang." Jawab Fanya seraya berjalan dengan anggun kearah depan.     

"Wahhh ... Keren ... Pasti asik tuh di kelas bisnis. Tidak seperti seseorang yang hanya bisa duduk di kelas ekonomi. He ... " Sahut Intan dengan tersenyum jahat.     

"Sudah jangan bicara lagi! Fokus saja!" Kata Fanya karena dia tidak suka melihat adik dan sepupunya itu mulai mengejek atau merendahkan orang. Setelah mendengar perkataan Fanya, mereka berdua langsung diam. Namun, sebelum pergi lebih jauh lagi, mereka sempat menoleh kebelakang untuk mengejek Qiara. Setelah itu mereka berdua bergegas mengejar Fanya.     

"Kalian ... " Lagi-lagi Renata menahan putrinya agar tidak terprovokasi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.