Istri Kecil Tuan Ju

Gadis Bermuka Dua



Gadis Bermuka Dua

0  Hari itu juga gosip panas tentang Qiano putus dengan Intan beredar sepanas terik matahari di siang hari.    
0

  "Sabar ya Intan! Kita tau kok yang kamu rasain. Tapi, sepengetahuan kami kalau Qiano bukan orang yang seperti itu". Jelas Lola sambil menepuk-nepuk pundak Intan.    

  Qiara sibuk dengan permainan game nya, dia tidak tertarik dengan bualan Intan yang tiba-tiba datang dan curhat sama teman segengnya.    

  "Iya, aku juga percaya kak Qiano bukan orang seperti itu, mungkin Desi menghasut dan menggodanya makanya dia mutusin aku". Ucap Intan dengan menunduk sedih.    

  Mendengar bualan Intan yang semakin tidak masuk akal, Qiara menghentikan permainanya lalu ia menatap air mata buaya Intan tapi tidak berkata-kata karena dia males ngeladenin cewek yang bermuka dua seperti Intan.    

  "Masak sih Tan? Yang aku tau kalau Qiano bukan tipe cowok yang bakal nyakitin hati cewek selain Qiara dia tidak akan tega. He he ... ". Ucap Mia sambil tersenyum melirik Qiara.    

  "Lah kok kamu bawa-bawa nama aku sih Mia?". Qiara menatap kesal pada Mia.    

  Setelah menatap Mia, Qiara mengalihkan pandangannya pada Intan, dia berfikir kalau Intan adalah salah satu penggemar gilanya Qiano makanya dia berani mengarang cerita, dia juga lebih percaya cerita Qiano kemarin, meskipun dia musuhan tapi dia sangat mengenal Qiano yang tidak mungkin berbohong karena itu bukan keahliannya.    

  "Eh Intan kamu tidak punya teman ya? Ngapain kamu curhat sama sahabatku? Aku pastikan kamu tidak akan dapat pencerahan lebih baik kamu segera pergi deh!". Ucap Qiara dengan sinis.    

  Intan menggertakan giginya menahan malu dengan perkataan pedas Qiara, "Maaf sebelumnya kak, aku memilih curhat sama kakak semua karena aku tau kalau kalian mengenal kak Qiano".    

  "Iya gak apa-apa kok Intan cerita ke kita! Meski kami satu kelas dengan Qiano, tapi kami juga sering di buat kesal sama dia". sahut Lola yang rada lemot.    

  "Biarin aja dah kak, Intan gak mau mikirin lagi!". Kata Intan dengan raut muka yang begitu sedih.    

  "Udah jangan sedih dong! Yang berlalu biarlah berlalu! Kamu pasti bisa dapat pengganti yang lebih baik dari Qiano". Natasya mencoba menjadi kakak kelas yang baik buat Intan, meskipun dia sepemikiran sama Qiara, secara dia juga mengenal Qiano dengan baik.    

  "Iya, kakak benar, makasih banget ya kak!". Setelah itu Intan meninggalkan Qiara dengan gengnya.    

  Qiara menyeringai kearah Natasya sambil tersenyum pahit. "Kamu terlalu ramah, cewek model grepek kayak gitu di cuwekin aja!".    

  "Karena dia cewek model gitu ya harus di hadepin dengan muka dua juga hahah haha..". Natasya terkekeh karena ia benar-benar merasa puas dengan sikapnya pada Intan.    

  Kalau dipikir dengan logika, Intan sengaja tuh curhat sama gengnya Qiara, dia ingin Qiara tetap bermusuhan sama Qiano, dia tidak rela dengan perubahan sikap Qiano terhadap Qiara yang mulanya bermusuhan menjadi baikan. Permusahan Qiano dan Qiara sudah menjadi rahasia umum, akan tetapi kepopuleran Qiano membuat banyak gadis mengangguminya dan memusuhi orang yang menjadi musuhnya. Tapi sayang, gak ada yang berani memusuhi Qiara secara terang-terangan.    

  Seluruh anak cewek di kelas Intan tau betul bagaimana sikap Intan, biar cantik tapi sangat suka mengadu domba, menyebar gosip yang salah, nyebar kebohongan semata, berbeda dengan Qiara meski tidak secantik Intan dan kasar tapi dia tampil apa adanya.    

  Tapi, Qiara sendiri tidak mau ngambil pusing hal-hal yang sedang terjadi di sekolahnya, sebab dia sudah cukup di pusingkan oleh pernikahannya yang sebentar lagi akan di laksanakan.    

  Semester satu sudah didepan mata, demi ingin menjadi seperti kakaknya, Qiara bertekad untuk mendapatkan nilai bagus di semester kali ini, sehingga dia memustuskan untuk pertama kalinya masuk ke perpustakaan. Namun ia menggaruk kepalanya karena merasa pusing melihat banyaknya buku di perpustakaan, "Ya ampun aku bingung, harus mulai belajar dari buku yang mana?".    

  Qiano yang lagi fokus membaca menjepit alisnya melihat Qiara yang tumben banget masuk perpustakaan di waktu anak-anak lagi pada sibuk di kantin. Karena setau Qiano kalau jam segini nih Qiara akan nongkrong di warung depan sekolah bersama geng saraf nya.    

  "Tumben tuh gadis tengil masuk perpustakaan, samperin ahh". Batin Qiano seraya tersenyum licik.    

  Ketika Qiara sibuk memilih buku, Qiano mengagetkannya dari belakang, "Khem, cari apa mbak?".    

  Qiara merasa bulu kuduknya merinding dan perasaannya mulai buruk mendengar suara itu, iapun segera berbalik.    

  "Eh ... Cecunguk ngapain kamu di sini? apa kamu mengikutiku?".    

  "Setiap hari aku ada di sini, jadi bagaimana aku bisa mengikutimu?". Jawaban Qiano cukup masuk akal buat Qiara, secara dia di juluki hantunya perpustakaan.    

  Qiara menunduk merasa malu, dia sangat menyesali kenapa dia harus bertemu Qiano. Melihat Qiara menunduk, Qiano tersenyum dan manariknya ke kursi yang ada di dalam perpustakaan.    

  "Eh racun ngapain kamu menarik ku? lepasin gak!".    

  "Duduklah dan jangan berisik! Nanti penjaga perpustakaan mengusirmu". Kata Qiano dengan tenang. Qiara pun duduk dengan tenang seraya melirik ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada orang yang melihatnya sedang duduk dengan Qiano.    

  "Jangan khawatir tidak ada orang di sini!". Ucap Qiano sambil membuka buku nya. "Apa kamu tidak bosan melihat buku terus?". Tanya Qiara dengan rasa ingin tau.    

  "Tidak". Jawab Qiano.    

  "Apa kamu mau belajar untuk persiapan semester ini?". Lanjut Qiano seraya masih fokus dengan bukunya. "Haha ... Ngapain belajar? Bikin capek aja". Sahut Qiara dengan sinis.    

  "Oh, gak bosan jadi urutan terakhir terus?". Nada bicara Qiano mulai menyinggung perasaan Qiara.    

  Ekspresi Qiara mulai gelap, "Eeeehhh ... Kunyuk! Jangan mentang-mentang kamu selalu berada di urutan pertama, seenaknya saja kamu mengejek ku. Kalau aku mau, aku bisa menggantikan posisimu di urutan pertama".    

  "Itu lagu lama. Karena hal ini sudah ke seribu satu kalinya aku dengar dari mulutmu. Jadi, kapan mau ngebuktiin nya?". Sahut Qiano seraya mencibir kearah Qiara.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.