Istri Kecil Tuan Ju

Rencana Takdir.



Rencana Takdir.

0Ditengah kepanikan semua orang. Gabriel mengingat Rena dan langsung mencarinya.      
0

"Bos ..." Panggil Gabriel sembari  menelusuri setiap ruangan.     

"Kemana dia?" Batin Gabriel sambil  mempercepat langkahnya.     

Tidak lama kemudian, Gabriel menghentikan langkahnya dan mendorong pintu kamar rias untuk pengantin wanita.     

"Bos ... "      

Rena terkejut ketika mendengar suara Gabriel. Ia pun segera  melepaskan gaun pengantin yang sudah melekat di tubuhnya itu. Tapi, ia tidak bisa.     

"Maaf, tadinya aku hanya bermaksud untuk mencobanya saja, tapi entah kenapa gaun ini sulit sekali untuk dilepaskan," Kata Rena  yang masih berusaha untuk membuka resleting belakang gaun pengantin itu.     

Gabriel terdiam sejenak. Tiba-tiba satu ide muncul di kepalanya.     

Tanpa mengatakan apapun, Gabriel menarik tangan Rena lalu membawanya keluar.     

"Gabriel ... Apa yang kamu lakukan? " Tanya Rena dengan heran.     

Akan tetapi, Gabriel tidak mau menjawab.      

"Pengantin wanitanya sudah datang." Kata Gabriel setelah ia tiba di ruang keluarga.      

Di ruangan itu hanya ada keluarganya yang sedang bingung. Karena di luar sudah banyak tamu yang datang.      

Namun, di ruangan itu ada sosok lelaki yang sangat akrab sedang berdiri di samping pengantin laki-laki.      

Seketika itu mata mereka beradu.     

"Apa maksudmu? Siapa dia?" Tanya Ibu Gabriel dengan heran.     

Gabriel menarik nafas dalam."Daripada kita menanggung malu, lebih baik mengganti calon wanitanya. Dia adalah bos ku. "     

Semua orang terkejut termasuk Rena. "Apa kamu gila?" Tanya kakak Gabriel.     

"Kita tidak punya pilihan." Gabriel menunduk karena ia benar-benar tidak ingin keluarganya malu dan di ejek.     

"Gabriel ... Aku kesini bukan untuk menikah dengan kakak mu. Soal gaun pengantin ini, aku tidak sengaja memakainya dan tidak bisa aku lepaskan. Kenapa kamu melakukan ini padaku?" Tanya Rena degan heran.     

Gabriel menoleh kearah Rena dengan ekspresi yang sendu.      

"Tolong keluargaku bos! Aku tidak ingin mereka menanggung malu. Angga saja ini pernikahan pura-pura. Setelah acara bos bisa pergi." Gabriel memohon dengan sangat.     

Keluarga Gabriel tiba-tiba setuju dengan ide Gabriel. Mereka juga berpikir kalau Rena adalah perempuan yang cantik dan pantas untuk kakak Gabriel.      

"Tapi ... " Rena tampak ragu menolak permintaan Gabriel saat ia mengingat kebaikan Gabriel padanya.      

"Aku punya ide ... "      

Semua orang langsung menoleh kearah sumber suara. Rena pun menatap tajam sosok lelaki yang entah kenapa dia ada di acara kakak Gabriel. Dia adalah Qiano yang merupakan teman baik kakak Gabriel sesama sekolah dulu.     

"Apa itu?" Tanya kakak Gabriel dengan suara yang lemah karena perasaan nya sedang hancur.      

Wanita yang akan dia nikahi malah melarikan diri di hari pernikahan mereka. Benar-benat menyakitkan.     

Tanpa mengatakan apapun, Qiano melepas jas pengantin kakak Gabriel. Ia lalu memakainya di tubuhnya. Untungnya ukuran nya pas di tubuhnya karena Qiano memiliki ukuran yang sama dengan kakak Gabriel.     

Setelah itu, Qiano berjalan kearah Rena tanpa ekspresi.     

"Bagaimana kalau mengganti calon pengantin laki-laki nya juga? " Tanya Qiano sambil menatap lembut kearah Rena.     

Semua orang kembali di buat terkejut. Begitu pun dengan Rena.     

Bagaimana mungkin ia menikah dengan lelaki idamannya di tempat orang lain. Rena juga memiliki pernikahan impian sendiri.      

"Apakah kamu mau berjalan di altar bersamaku menggantikan pengantin yang sebenarnya? Setidaknya tamu tidak akan kecewa telah datang." Kata Qiano.     

"Aku setuju."Kata kakak Gabriel dengan memaksakan senyumannya.     

"Tapi, semua orang akan merasa di bohongi karena yang tertera dalam undangan adalah nama kakak ku dan calon istrinya. Tapi, yang berjalan di altar malah orang lain. " Kata Gabriel dengan cemas.     

Qiano menarik nafas dalam.     

"Katakan saja kalau pernikahan ini adalah sebuah kejutan. Bagaimana pun juga keluarga ini sudah menganggap ku anak lelaki mereka dan semua orang juga tahu kalau aku adalah bagian dari keluarga ini. Jadi, tidak ada bedanya siapa yang menikah. Aku atau kakak mu sama saja. " Ucap Qiano.      

Rena mengerutkan keningnya. Ia memandang Gabriel dan Qiano secara bergiliran.      

"Apakah sebelumnya kalian sudah saling kenal? Tapi, kenapa saat di Jeju kalian seperti orang yang tidak saling kenal?" Tanya Rena.      

"Sebenarnya ... Qiano yang memintaku untuk melamar sebagai asisten mu. Dia memohon selama satu Minggu agar aku mau. Dia melakukan itu agar ia bisa tahu keadaan mu setiap waktu. Selain itu, di juga tahu kemapuan bela diriku sehingga ia memintaku untuk menjaga mu dengan kemampuan ku itu. Kakak Qiano adalah sahabat baik kakakku. Dia sering menginap disini sehingga orang tuaku menganggapnya anak juga. " Jawab Gabriel dengan jujur.      

Rena tidak tahu harus senang atau marah. Di satu sisi, Gabriel dan Qiano sudah menipunya selama ini. Tapi, di lain sisi Qiano sudah menunjukkan rasa sayangnya dengan menjaganya lewat orang lain. Apakah itu artinya cinta nya terbalas selama ini?     

"Jangan banyak bicara lagi! Sebaiknya kita segera keluar karena tamu sudah lama menunggu." Kata Qiano.     

Semua orang mengangguk. Untuk beberapa alasan mereka merasa terselamatkan dari rasa malu oleh Qiano dan Rena.      

Sebelum keluar bersama Qiano. Rena menoleh kearah orang tua Gabriel.      

"Paman dan Bibi jangan khawatir!  Walaupun konsep pernikahan yang kalian siapkan untuk anak kalian bukanlah konsep yang aku impikan karena sangat sederhana, tapi aku sangat bahagia karena orang yang akan aku nikahi adalah lelaki yang sangat aku cintai. Jadi, aku akan mengganti rugi semuanya."      

Setelah mengatakan itu, Rena menatap Qiano.     

"Apakah ini pernikahan yahh nyata? " Tanya Rena dengan mata yang berkaca-kaca.     

Qiano mengangguk sambil tersenyum.     

"Kalau nyata, itu artinya kamu akan menjadi suamiku dan setiap malam akan tidur di sampingku?" Tanya Rena lagi dengan nafas yang tidak beraturan karena jantungnya berdetak kencang.     

Qiano tersenyum.      

"Kita juga bisa mendapatkan anak dari tidur bersama itu." Bisik Qiano di telinga Rena.      

Air mata bagaian  Rena langsung jatuh di pipinya. Karena perkataan Qiano yang vulgar begitu menggoda nya.      

"Jangan menangis! Riasan mu bisa rusak." Kata Qiano sambil menyeka air mata Rena.     

"Jangan buang-buang waktu lagi! Ayo kita keluar! Karena aku sudah tidak sabar untuk mendapatkan anak darimu!" Kata Rena sambil menggandeng tangan Qiano dengan penuh semangat.     

Semua orang langsung tertawa mendengar perkataan Rena yang tidak bisa ia saring. Seketika itu Qiano merasa malu.      

Perlahan ketegangan dan kesedihan yang baru saja terjadi sirna dalam sekejap.      

Tidak lama setelah itu, janji pernikahan di ucapkan oleh Qiano dan Rena. Walaupun para tamu sempat bingung, tapi mereka menikmati pesta pernikahan yang sederhana itu.      

Untungnya keluarga calon pengantin wanita yang melarikan diri sudah pulang karena malu pada keluarga mempelai laki-laki.      

Yang tersisa di pesta itu hanyalah  keluarga  Gabriel, rekan kerja, tetangga dan teman-tekan kakak Gabriel yang semua teman itu mengenal  Qiano.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.