Istri Kecil Tuan Ju

Sangat Kesal.



Sangat Kesal.

0Aurel tahu bagaimana Maxwell. Ia tidak mungkin datang ke suatu tempat yang ramai jika ia tidak ada keperluan penting.      
0

"Aku mencari Liana. Apakah dia ada di kantor? Atau sedang berada di lokasi shooting? Aku tidak bisa menghubungi nomernya." Jawab Maxwell dengan jujur.      

Aurel  menarik nafas dalam. Ia curiga kalau Maxwell memiliki hubungan dengan Liana. Oleh karena itu Kevin bersikap baik padanya.      

Tapi, setelah kabar kematian Agatha di umumkan, sejak itu pula sikap Kevin dan Qiara berubah. Aurel pun tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi dengan orang-orang yang dekat dengannya itu.     

"Kevin  memberikannya libur satu Minggu untuk memenangkan dirinya. Sekarang aku tidak tahu dia dimana. Oleh karena itu aku merasa sudah menjadi Manager yang gagal gara-gara tidak tahu apapun tentang artis ku."  Jawab Aurel dengan sedih.     

Maxwell terdiam. Ia menduga kalau Qiara sengaja di sembunyikan oleh Julian agar tidak bertemu dengannya.      

'Sepertinya Julian sengaja melakukan ini. Tapi, aku tidak akan membiarkan semuanya terjadi. Oleh karena itu aku akan ke rumahnya untuk merebut Qiara secara terang -terangan agar Julian tahu kalau aku tidak pernah main-main dengan kata-kata ku.' Batin Maxwell.     

"Kalau begitu aku akan masuk dulu bos!" Kata Aurel dengan suara yang lemah.      

Setelah itu, Aurel  bergegas pergi meninggalkan Maxwell.  Namun baru saja Aurel  berniat masuk ke dalam, tiba-tiba.     

"Aurel ... " Suara Kevin yang memanggil namanya terdengar dan menghentikan langkahnya.     

Aurel pun berbalik lalu melihat Kevin yang sudah berdiri di samping Maxwell.     

"Kenapa kamu datang terlambat dengan menggunakan Taxi. Dimana mobilmu?" Tanya Aurel.     

"Mobilku mati di tengah jalan. Makanya aku langsung menghubungi teknisi langganan ku. Setelah mereka datang barulah aku pergi menggunakan Taxi." Jawab Kevin dengan jujur.     

"Sudahlah, sebaiknya kita segera masuk karena kita sudah di tunggu! " Kata Aurel .     

"Iya. " Setelah itu Kevin menoleh kearah Maxwell sebelum menyusul Aurel  yang lebih dulu masuk.     

"Kenapa kamu diam Saja? Apa kamu mau menjadi patung di sini?" Tanya Kevin.     

"Aku harus pergi sekarang!" Setelah itu Maxwell bergegas pergi dari hadapan Kevin tanpa banyak kata.      

Kevin hanya bisa menarik nafas dalam melihat kelakuan aneh sahabat nya. Setelah itu ia bergegas masuk menyusul Aurel.     

Ditengah jalan, Maxwell mencoba menghubungi nomer Qiara lagi. Tapi, tetap saja tidak nyambung. Seketika itu Maxwell menjadi semakin kesal.     

'Kenapa nomer Qiara tidak aktif juga? Apakah dia sudah ganti nomer?' Batin Maxwell dengan bingung sekaligus penasaran.     

Rumah Julian.      

Tidak butuh waktu lama, Maxwell sampai di depan rumah Julian.      

Ia membunyikan klakson mobilnya tiga kali sampai satpam rumah Julian membuka gerbang laku  menemui nya     

"Anda siapa dan mau cari siapa?" Tanya Satpam saat melihat Maxwell berdiri di depan gerbang.      

"Apakah bos mu dan keluarganya ada di rumah?" Tanya Maxwell  tanpa menjawab pertanyaan Satpam itu dengan Ekspresi yang mengerikan.     

"Bos pergi bersama keluarganya. Katanya akan menginap hingga waktu yang tidak di tentukan." Jawab Satpam itu dengan jujur.     

Maxwell mengepalkan tangannya karena ia merasa kalau Julian sudah membohongi nya.      

Tanpa mengatakan apapun lagi, Maxwell segera masuk ke dalam mobilnya. Ia lalu menghubungi Rafael.     

"Halo bos?"     

"Cari tahu dimana Julian dan keluarganya sekarang juga!"     

"Baik bos".     

Setelah itu Maxwell menutup panggilan itu lalu pergi dari rumah Julian dengan sangat kesal.      

Di waktu yang sama. Gabriel sedang berusaha membujuk Rena untuk menemaninya datang ke acara pernikahan kakaknya.      

"Ayolah bos ikut aku! Karena sejak pulang dari Jeju, bos hanya diam di rumah. Bos mau menunggu dia berapa lama lagi? Dia tidak akan datang." Kata Gabriel dengan Suara yang cukup keras.     

"Aku malas keluar. Bagaimana kalau Qiano datang dan aku tidak ada di rumah?"      

"Dia bisa menelpon bos lalu menjemput bos di rumahku. Sekalian menguji perasaannya. " Jawab Gabriel sambil tersenyum.     

Rena terdiam sesaat.      

"Baiklah, aku akan ikut kamu. Sekali ini saja!" Setelah mengatakan itu, Rena segera bersiap-siap.      

Sementara itu, Gabriel sangat senang karena bos nya mau ikut dengannya. Rencananya pun berhasil.     

Beberapa Jam Kemudian.     

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Mereka berdua akhirnya sampai di rumah Gabriel.     

"Masuk yuk! Aku akan kenalkan bos sama Kakak ku!" Kata Gabriel sambil  menggandeng tangan Rena.     

"Rumah kamu besar juga!" ucap  Rena  takjub karena ia baru pertama kali masuk ke rumah Gabriel yang terletak di pinggir kota B.     

Sejak menjadi asisten nya, Rena selalu saja menolak jika Gabriel mengajaknya datang ke rumah.     

"Tidak sebesar rumah bos. " ujar  Gabriel sambil tersenyum.     

Setelah itu, Gabriel mengajak Rena berjalan menuju kamar kakaknya.      

Sesampainya di kamar itu. Rena melihat sesosok pria lelaki  yang sedang memasang tuxedo pengantinnya.      

Sosok yang cukup rupawan dengan aura yang hangat. Dia adalah  sang calon pengantin laki-laki.  Kakak dari Gabriel.     

"Ayo masuk!" Ajak Gabriel sembari  membawa Rena  menghampiri kakak nya.      

"Apakah kakak sudah siap?" tanya Gabriel.     

"Gabriel ... Akhirnya kamu datang juga. Siapa yang kamu bawa ini?" Tanya kakak lelaki Gabriel  sekilas memandang Rena  dan merapikan tuxedo nya.     

"Dia bos ku. Namanya Rena. Ayo kenalan!" Jawab Gabriel  seraya mengulurkan tangan Rena ke arah kakak nya.      

"Gabriel ... Jangan berlebihan! Aku tidak tertarik untuk kenalan dengan lelaki yang akan menikah." bisik Rena dengan kesal.     

"Sebaiknya kamu bawa bos mu ke ruang keluarga. Tunggu disana! " Kata Kakak Gabriel  tanpa merespon kata-kata Gabriel  yang ingin memperkenalkan Rena padanya.      

Rena pun langsung berbalik menuju pintu tanpa mengatakan apapun.     

"Tunggu dulu bos! Aku ingin bicara sebentar dengan kakak ku!" Kata Gabriel sembari menarik tangan Rena.     

Tapi, Rena malah menarik kembali tangannya lalu keluar dari kamar pengantin perempuan.     

Sesaat Kemudian.     

Rena berhenti di depan kamar pengantin wanita. Ia tergoda untuk masuk ketika melihat gaun pengantin yang indah dari celah pintu yang sedikit terbuka.     

Perlahan Rena mendorong pintu yang sudah sedikit terbuka itu.     

Matanya langsung tertuju kepada baju pengantin berwarna putih yang begitu indah yang tergantung di dinding kamar itu.     

Rena  melihat ke kanan dan ke kiri. Ketika ia merasa aman, ia pun masuk dan menghampiri gaun pengantin itu.     

"Gaun seindah ini akan terlihat makin indah apabila aku yang menggunakan nya. Tapi, aku tidak ingin menikah kalau bukan sama Demian." Batin Rena sambil mengusap-usap gaun pengantin itu.     

"Aku akan mencoba nya sebentar sebelum pengantinnya datang." Rena begitu tertarik sehingga ia tidak bisa menahan diri untuk mencobanya.      

Sementara itu di luar sedang ada masalah. Gabriel sangat bingung karena ternyata calon istri kakak nya melarikan diri dengan mantan pacarnya.      

Ditengah kepanikan semua orang. Gabriel mengingat Rena dan langsung mencarinya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.