Istri Kecil Tuan Ju

Murka.



Murka.

0"Lakukan apa yang ingin kamu lakukan, aku tidak perduli."Ucap Qiara sambil berbalik untuk pergi. Karena dia sudah tidak berminat untuk mengantar laporan itu.      
0

Ekspresi Sherly menjadi gelap melihat sikap Qiara yang tidak memperdulikannya. Ia geram dan emosinya pun, berhasil di pancing oleh Qiara.      

"Berhenti kamu disitu gadis gila!" Teriak Sherly sembari melempar kipas angin kecil yang selalu dia bawa di tasnya.      

Semua orang juga kaget melihat tindakan Sherly yang terlalu berani. Mereka fikir kalau inilah Sherly yang sesungguhnya.      

"Auhh.... " ringis Qiara ketika kepalanya ketimpuk kipas angin itu. Seketika itu, Qiara berbalik melihat Sherly sambil memegang kepalanya dengan tatapan yang sinis.      

"Yaaaa... Beraninya kamu melakukan ini padaku. Apa kamu tidak takut kalau wajah plastikmu itu aku robek? "Teriak Qiara Qiara sambil mengepalkan tinjunya.      

"Waoo... Pasti seru ini. Ayo rekam! " kata salah seorang kariyawan yang terlihat sangat senang dengan pertunjukan di depanya itu.      

"Oke. " Sahut temannya yang berada di sebelah kanan nya. seraya mengeluarkan ponselnya untuk bisa merekam adegan itu.      

Mendengar apa yanga Qiara katakan. Sherly pun langsung kaget serta ketakutan. Dia melirik semua orang yang mulai berbisik membahas soal muka plastiknya.      

'Kenapa dia mengatakan itu? Darimana dia tau kalau aku pernah operasi wajah? Apakah terlalu kelihatan? ' Batin Sherly sembari mengepalkan tinjunya.      

"Kalian jangan percaya! Gadis gila ini bohong. Wajahku itu alami dan tidak pernah melakukan operasi plastik. "Kata Sherly yang berusaha mengklarifikasi tuduhan Qiara.      

"Kalau bukan pelastik, kenapa kamu terlihat sangat panik? Apa ada yang salah? "Tanya Qiara sambil tersenyum licik.      

Kepala Sherly terasa bertanduk mendengar perkataan Qiara dan suara bisik - bisik yang santer terdengar di telinganya.      

Merasa lawannya mati kutu. Qiara pun berbalik lagi lalu berjalan menuju pintu keluar. Namun, Sherly mengejarnya seraya mencegat Qiara untuk tidak keluar dari kantor itu.      

"Apa lagi? "Tanya Qiara dengan kesal.      

"Urusan kita belum selesai" Jawab Sherly dengan geram, dia benar-benar tidak terima melihat Qiara mempermalukannya.      

Qiara menyipitkan matanya lalu menjepit alisnya mendengar apa yang Sherly katakan.      

"Minggirlah! Karena saya tidak ada urusan denganmu lagi? " Ucap Qiara tanpa emosi.      

"Gadis gila. Kamu fikir aku takut padamu hah? Sekarang aku akan membuatmu menyadari siapa aku!" kata Sherly dengan tatapan buas. Tidak lama setelah itu, dia membuat panggilan kepada pengawalnya yang selalu mengikutinya atas perintah Ayah nya.      

Qiara menarik nafas dalam melihat Sherly yang sangat ingin mengalahkannya.      

Semua orang pun deg - degan menunggu apa yang akan di lakukan Sherly untuk mengalahkan Qiara.      

Tidak lama kemudian, dua pengawal Sherly tiba. Seketika itu semua orang bergidik ngeri melihat dua pengawal yang terlihat seram dan memiliki tubuh yang terlihat kuat.      

"Seret gadis gila ini keluar dari kantor ini! "Kata Sherly sambil menyilangkan kedua tangannya.      

Semua orang tidak heran melihat Sherly melakukan tindakan itu. Karena mereka memaklumi kalau Sherly adalah orang terdekat Julian.      

Dua pengawal itu, langsung mengangguk patuh kepada Sherly. Setelah itu mereka menarik tangan Qiara dengan paksa.     

"Yaaa... Lelaki jelek! Lepaskan aku! jika tidak, aku akan membuatmu menyesal. " kata Qiara seraya mencoba lepas dari genggaman erat dua pengawal Sherly.      

"Kamu fikir kami takut gadis kecil?" sahut dua pengawal itu denhan geram.      

Qiara hilang kesabaran. Ia pun menggunakan seluruh kekuatannya untuk melepaskan diri dari genggaman dua pengawal itu. Tidak lama kemudian, Qiara menendang perut mereka secara bergiliran. Semua orang berdecak kagum melihat Qiara.      

Namun, tanpa sepengetahuan Qiara, salah satu pengawal Sherly menyerangnya hingga ia terpeleset dari tangga kecil yang berada di depan kantor.      

Lagi - lagi semua orang terkejut melihat Qiara dapat tendangan di perutnya hingga membuatnya terpleset keluar dari pintu. Tau dirinya akan jatuh, Qiara langsung memejamkan matanya dengan pasrah. Entah kenapa perutnya terasa sangat sakit, tidak seperti waktu dia masih gadis. Tubuhnya lebih ringan dan tidak begitu sakit saat dia kena pukul.      

"Qiara... "      

Mendengar suara akrab itu, Qiara pun membuka matanya dengan pelan, karena dia fikir kalau dirinya sudah terjatuh.      

"Julian? Apakah aku sudah mati? "Ucap Qiara sambil meperhatikan wajah Julian yang ada dihadapannya.      

Semua kariyawan yang menyaksikan adegan itu langsung berlari untuk kembali bekerja ketika mereka melihat sang bos muncul. Tidak hanya itu. Sherly juga merinding ketika melihat Julian yang dia fikir sedang bertemu Klien itu.      

"Apa kamu terluka?" tanya Julian dengan panik.      

Qiara memegang perutnya yang kena tendang sambil memasang wajah kesakitan.      

Melihat Qiara kesakitan. Julian langsung menatap buas kepada dua pengawal Sherly.      

"Andi, bawa Qiara masuk ke mobil! "kata Julian tanpa melihat kepada Andi.      

"Baik bos!"Jawan Andi.      

Setelah itu, Julian menyerahkan Qiara kepada Andi. Namun ,Qiara berhenti sejenak lalu berbalik karena ingin melihat apa yang akan dilakukan Julian.      

Sherly ketakutan melihat Julian menatap pengawalnya dengan buas sambil mengepalkan tinjunya.      

"Kakak Julian, tolong dengarkan penjelasanku! Gadis gila itu memperlakukan satpammu dengan kasar makanya aku hanya memberinya peringatan saja ... Aaarggg... "     

Belum sempat menyelesaikan kalimat, ia dikagetkan oleh pukulan keras Julian di wajah pengawalnya yang langsung tumbang di lantai.      

Tidak hanya itu, Julian juga memberikan tendangan kepada pengawal yang satunya berulang kali. Ia memukul seperti orang gila.      

Semua orang termasuk Satpam itu langsung bersembunyi di posisi mereka masing - masing, seketika itu mereka bertanya - tanya siapa Qiara sebenarnya.      

"Berani sekali kalian melukai wanitaku. Kalian fikir bisa lolos begitu saja hah?" ucap Julian sambil memukul wajah pengawal Sherly berulang kali hingga berlumuran darah.      

"Julian hentikan ... Jangan pukul mereka lagi? " Teriak Sherly dengan raut wajah frustasi. Dia menangis karena ketakuatan.      

Julian terus memukul dua pengawal itu dan mengabaikan teriakan Sherly.      

Sedangkan Qiara tertegun melihat Julian begitu marah ketika melihatnya di sakiti.Tidak lama setelah itu, dia sadar kalau Julian harus berhenti. Jika tidak, maka itu akan membuatnya jadi pembunuh. Oleh karena itu, Qiara pun berjalan menghampri Julian sambil memegang perutnya.      

"Julian, hentikan! Perutku sakit sekali, ayo kita ke rumah sakit! "Kata Qiara dengan suara yang cukup besar.      

Namun, Julian tetap tidak mendengarnya. Hingga Qiara terjatuh dan mendengar ringisannya, baru ia menoleh.      

"Qiara... " Ucap Julian seraya melepaskam dua pengawal itu, lalu menghampiri Qiara.      

Julian semakin panik ketika melihat Qiara pingsan begitu saja. Seketika itu, ia mengangkat tubuh Qiara dengan ekspresi cemas.      

Di dalam mobil mewahnya. Julian merasa patah hati melihat Qiara yang biasanya kuat malah pingsan karena sebuah tendangan di perutnya.      

Sepanjang jalan Julian tidak sabaran untuk segera sampai di rumah sakit. Ia pun beberapa kali meminta Andi untuk mempercepat laju mobilnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.