Istri Kecil Tuan Ju

Aku Akan mengurusnya



Aku Akan mengurusnya

0Tidak lama setelah itu, Julian pun memulai kuliahnya, sedangkan Qiara berhasil mengontrol emosinya sehingga ia bisa fokus mengikuti kuliah yang disajikan oleh Julian.      
0

Namun, ia tidak bisa melupakan rencananya untuk mencincang Julian jika sampai di rumah nanti. Intinya, jika Julian hari ini di kampus sedang memberikannya kuliah maka di rumah nanti, ia akan memberikan Julian ceramah.      

Di waktu yang sama. Jhonatan harus libur kuliah memenuhi undangan tantenya untuk mewakili keluarga besarnya yang super sibuk bersama Mama nya.      

Karena, diantara keluarganya, hanya Natan lah yang tidak punya kesibukan yang padat.      

Sesampainya di Hotel tempat acara pesta. Itu sudah di penghujung acara, dan semua tamu hendak bersiap untuk pergi. Namun, para tamu terhenti ketika melihat Sarah dan Natan datang.      

Natan yang muncul dari balik pintu utama dengan senyum khas nya serta postur tubuhnya yang bagus. Dia seperti cetakan kedua dari Sarah walaupun dia adalah laki-laki. Namun, jika Natan di pakaiakan pakaian perempuan, dia pasti akan terlihat cantik bahkan tidak akan ada yang tau kalau dia laki-laki.      

Di tambah lagi, dia mendapatkan kombinasi ketampanan Ayahnya. Para gadis yang ikut bersama orang tuannya ke pesta itu pun menjadi melongo dan terpesona dengan sosok Natan yang asing tapi sudah bisa mencuri hati mereka.     

'Hal yang paling menyebalkan dalam hidupku adalah datang ke pesta orang tua. Gak ada musik dan gak ada tawa renyah dari para gadis yang mengeluh - eluhkan aku. Membosankan! Nasib anak terakhir!' Batin Natan sambil memaksakan senyumnya.      

"Hallo Nenek! Aku merindukanmu!"      

Hanya neneknya yang menurut Natan menjadi idolanya. Ibu dari Ayah nya itu sangat tau betul bagaimana cara memanjakan nya. Dia paling bisa membuatnya nyaman. Itulah sebabnya dia kalau ngambek atau berantem dengan Papa nya, dia pasti lari ke rumah neneknya walaupun itu harus menempuh jarak berjam - jam.      

"Anak nakal, apa kabarmu sayang? " Sahut nenek dengan wajah yang ceria.      

"Tentunya aku semakin tampan nenek! " jawab Natan sambil tersenyum lebar ketika memeluk neneknya.      

Dia bersyukur diantara banyaknya ibu - ibu, masih ada neneknya yang super keren. Namun, dia harus tetap bersikap manis sama semuanya agar imagnya sebagai anak baik tidak hilang. Karena Sarah suka sekali membanggakan Natan walaupun itu setelah ia memuji Julian.      

Melihat Natan memeluk neneknya, Para anak gadis di tepat itu pun, merasa iri pada Nenek karena dia diberikan pelukan oleh lelaki tampan.      

"Hai anak nakal! Kamu siapa?" Tanya Nenek setelah melepas pelukannya dari Natan. Nenek menatap pemuda tampan itu dengan eksprsi senyum yang di tahan.      

"Aaaa... Nenek bercanda saja. Masak lupa sama cucu tertampan nenek ini. Jhonatan... Itu namaku. He" Jawab Natan dengan penuh semangat karena dia tau kalau nenek nya sedang bercanda dengannya.      

"Ohhh... Natan, cucuku tersayangan. Tolong maafkan nenekmu ini yang sudah banyak kerutan ini. Mudah lupa dan suka tidak jelas dalam melihat. Aduhhh ... Kangennya Nenek padamu sayang! Terimaksih sudah datang!" Kata nenek sambil memeluk kembali Natan yang sudah lama tidak dilihatnya.      

Natan pun, tersenyum lalu membalas kembali pelukan sang nenek.      

"Oh iya, nenek kenapa tidak menikah lagi? Sudah belasan tahun betah banget sendiri? Kakek juga udah ikhlas kok."      

Mendengar pertanyaan Natan, sang nenek langsung tersenyum, setelah itu dia memukul bahu Natan.      

"Dasar anak nakal! Sembarangan saja kamu ngomong. Memangnya siapa yang mau menikahi nenek peot ini? "     

"Hahhaa... Jangan salah Nek! Sekarang banyak pemuda yang doyan banget sama nenek - nenek. Apalagi nenek yang super kaya. Mereka pasti rela melakukan apapun. Soal kerutan nenek, masih bisa di permak. Atau, nenek mau operasi pelastik di Korea?" kata Natan sambil terkekeh.      

"Ya ampun anak ini, kalau ngomong tidak di saring. Nenek tidak mau menikah karena kamu tau kalau cinta nenek hanya untuk kakekmu seorang. Ketampanan dan pesonanya tidak ada yang bisa mengalahkannya. Dia akan menjemput nenek sebentar lagi. Jadi, kamu harus sering - sering ketemu nenek, sebelum nenek pergi. " Sahut nenek setelah memukul bahu Natan berulang kali.      

"Cie cie ... Cinta sejati ceritanya. Aduhhh... So swettt... Tapi, pukulan nenek masih kuat, jadi kalau pun nenek menikah lagi, nenek pasti kuatlah beberapa ronde. Heheheh .. "      

"Natan ... Dasar nakal! Aku akan memanggil kakakmu agar memebrimu pelajaran. "      

"Kakak itu lagi sibuk ngurus istrinya. Makanya dia jarang nongol. Nenek di lupain, oleh karena itu nenek harus sayang sama Natan aja yang sering nengokin. Oke. "      

Natan adalah hiburan bagi sang nenek. Karena sedari kecil, Nantan selalu berhasil membuatnya tertawa dan tersenyum. Semenjak kematian suaminya, ia lebih banyak memhabisakan waktu untuk bermain dengan cucu nya. Bahkan, ia sering ke Australia untuk menemui putrinya hanya untuk sekedar berjalan - jalan.      

"Siapa bilang kalau kakakmu melupakan nenek? Dia adalah orang yang paling rajin menelpon nenek setiap hari. Dia juga berjanji akan Membawa istrinya ke rumah nenek. Heehehe.. " Ucap Nenek dengan bahagia. Karena Julian tetaplah menjadi cucu kesayangannya. Sehingga Jasmin dan Natan suka cemburu, entah pelet apa yang Julian gunakan untuk membuat semua orang lebih mencintintainya,itu fikiran Natan.      

Natan hanya tersenyum mendengar apa yang neneknya bilang. Setelah itu ia memperhatikan Ibu nya yang tampak bersemangat ngobrol bersama orang seumurannya.      

Setelah selesai dengan neneknya, Natan pun, langsung melirik kearah pemilik pesta yang tidak lain adalah adik paling terakhir dari ayahnya. Disana juga ada si bawel dengan kedua orang tuannya.      

Tepat saat itu, Lala bersembunyi di balik tubuh tinggi Papa nya. Tingkah Lala itu langsung membuat Ayahnya bingung.      

"Hei ... Sayang? Ada apa? Kenapa kamu bersembunyi? Sapa kakak mu dong!" Bisik Sang Ayah sambil melirik ke belakang.      

"Lala tidak suka sama kak Natan, dia itu kasar suka cubit Lala. Dia tidak seperti kakak Julian." Jawab Lala sambil menatap Natan dengan sinis dari balik punggung Ayah nya.      

"Hei... Lala, kapan aku mencubitmu? Paman, tolong jangan percaya bocah kecil ini! Walaupun dia anakmu, tapi aku tidak bersalah. " Kata Natan dengan ekspresi kesal pada Lala.      

Sang Ayah menarik nafas berat, karena ia bisa menduga kalau Lala jika bertemu Natan, pasti akan adu mulut.      

"Oh iya, Paman ... Selamat atas kerjasama pertamanyanya dengan tante dan Pamanku! Pesta untuk merayakan kerjasama ini sangat keren. Sayangnya, kedua kakak ku dan Papa tidak bisa hadir." Kata Natan lagi yang berusaha mengalihkan pembicaraan. Karena dia tidak mau ribut dengan Lala.      

Ini adalah pesta perayaan kerjasama antara Tante Natan dari jalur Ayah. Dengan kata lain, adik kandung dari Ayanhnya. Dengan Paman dari jalur Mama nya, namun dia hanya adik iparnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.