Istri Kecil Tuan Ju

Keluarga Bahagia.



Keluarga Bahagia.

0Qiara berhenti ketika ia akan memegang ganggang pintu.     
0

'Apakah aku tidak salah dengar? Zio memanggilku Mama?' Batin Qiara sambil meneteskan air mata.     

"Mama ..."     

Untuk yang kedua kalinya, Qiara mendengar suara Zio yang memanggilnya Mama. Ia pun dengan cepat berbalik.     

Seketika itu Qiara melihat Zio duduk dengan tegak sambil melihat kearahnya dengan polosnya.     

"Bisakah Zio mengulangi panggilan tadi? " Tanya Qiara dengan suara yang gemetar.     

Julian yang sedari tadi mengamati mereka berdua dari balik pintu itu ikut deg-degan.     

"Mama jangan pergi!"     

Air mata Qiara meluncur deras ketika mendengar Zio memanggilnya Mama untuk yang ketiga kalinya. Julian pun menarik nafas lega lalu tersenyum lebar.     

Setelah itu, Qiara segera menghampiri Zio lalu memeluknya dengan erat.     

"Terimakasih sudah mau menerima Mama. Mama janji tidak akan pernah meninggalkan Zio lagi!" Kata Qiara dengan suara yang bergetar.     

Julian pun masuk kembali ke ruangan Zio sambil tersenyum bahagia.      

"Apakah Papa boleh bergabung?" Tanya Julian sambil tersenyum menahan air matanya.      

Mendengar suara Julian, Zio dan Qiara menoleh.      

"No ... " Ucap Zio dengan cemberut.     

Qiara tersenyum mendengar jawaban putranya itu. Sementara itu, Julian menganga.      

"Kenapa tidak boleh? Bukankah aku Papa nya Zio yang paling baik?" Tanya Julian dengan heran.     

"Karena Papa sudah  berbohong ... " Jawab Zio dengan ketus.     

"Sayang ... Jangan begitu sama Papa! Kalau tidak ada Papa, kita tidak mungkin ada. " Kata Qiara dengan suara yang lembut.      

Zio menatap Qiara dengan penuh arti.     

"Apa Mama tahu apa yang Papa lakukan pada Zio waktu umur Zio 5 tahun?" Tanya Zio.     

Julian mengerutkan keningnya karena dia tidak bisa mengingat apa yang pernah ia lakukan pada saat itu.     

"Memangnya apa yang Papa lakukan pada Zio?" Tanya Qiara dengan penasaran karena Zio tidak pernah menceritakan apapun tentang dia dan Papa nya di masa lalu.      

Julian pun duduk di samping Zio karena dia juga ingin tahu apa yang terjadi pada masa itu.     

Zio mulai menceritakan kepada Qiara apa yang sudah membuatnya sangat kesal pada Julian.      

Flash Back.     

Hari itu  Andi pulang ke rumah Julian yang ada di London sendirian. Karena Julian masih melakukan perjalanan bisnis ke negara lain.     

Setelah tiba di rumah, Andi  langsung menemui tuan kecilnya yaitu Zio.     

Pengasuh Zio  menyambut Hyun Ae  dengan senyuman, setelah itu dia mengantar Andi  ke kamar nona muda.      

Melihat Andi yang  datang bukan Papa nya, Zio cembrut lalu  membuang muka.     

"Selamat malam tuan  kecil!" Andi menyapa Zio  dengan sopan.      

"Apakah kamu kesini atas permintaan tuan Julian yang terhormat? Kenapa dia tidak pulang? Apakah dia lupa kalau hari ini ulang tahunku? " Tanya Zio dengan ketus.     

"Tentu saja. Bos  sangat perduli dengan tuan kecil. Tapi, bos belum bisa pulang karena dia masih ada pekerja." Jawab Andi dengan gugup karena dia tahu betapa cerdasnya anak di hadapannya itu sehingga sangat pintar bicara.     

Zio menyeringai kearah Andi. "Aku tidak membutuhkanmu. Aku hanya butuh Papa!"     

Andi  tidak menghiraukan teriakan Zio karena  dia kenal betul dengan wataknya.      

Andi  duduk di sofa yang ada di sebarang tempat duduk Zio.     

"Kenapa kamu  duduk di sina? Aku kan belum mempersilahakanmu?" Zio sangat marah karena Andi mengabaikannya.     

Andi tersenyum dan langsung bangun dari duduknya. "Oh ... Maafkan aku! Tapi, saya datang kesini membawakan hadiah ulang tahun buat anda, dari bos."     

"Aku sudah bilang kalau aku tidak butuh kado. Aku hanya butuh Papa." Teriak Zio sambil membuang kado itu dengan marah.     

Akan terapi, kado itu segera di pungut oleh pengasuh Zio. Ia membukanya walaupun Zio tidak menyuruh nya.      

Zio melirik isi kado itu setelah di buka oleh pengasuhnya. Seketika itu tatapanya berubah menjadi buas setelah dia membaca kartu ucapan selamat yang ada di dalam kado, matanya melotot kearah Andi.     

"Papa jahat. Kenapa dia menulis 4 tahun padahal usiaku sekarang sudah 5 tahun dan aku bukan anak kecil lagi?" Zio mengamuk karena dia berpikir kalau Papa nya sudah berani membohonginya.      

Andi  menjadi bingung."Mmm ...  Bukankah usia tuan  kecil sekarang sudah 4  tahun? "     

Ekspresi Zio  berubah semakin kesal.     

"Tuan kecil sekarang berusia 5  tahun."Pengasuh Zio menjelaskan kepada Andi  dengan hati-hati     

"Hahahaha ... Ini kesalahan karena sudah  menulis angka yang salah. "Kata Andi yang mencoba memperbaiki nama baik bosnya.      

Zio yang cerdas itu mulai  kehilangan rasa sabar nya.  "Sekarang juga kamu pergi dari sini! Karena aku tidak mau melihatmu!"     

Zio  berteriak dengan melemparkan benda-benda yang ada di dekatnya ke arah Andi  dengan semua pengawalnya.      

Karena mereka tau karakter Zio,  mereka pun  langsung berlari keluar dari kamar Zio.     

Back.      

"Astaga ... Papa lupa usiamu sayang?" Tanya Qiara setelah mendengar cerita Zio.     

Julian menelan ludah dalam-dalam karena dua kesayangannya yang keras kepala itu pasti akan menyerangnya.      

Zio mengangguk sambil menoleh kearah Julian dengan sinis.     

"Julian ... Kenapa kamu bisa lupa ulang tahun Zio? Apakah kamu memikirkan wanita lain disaat aku tidak ada?" Tanya Qiara sambil menatap Julian dengan sinis.     

Zio menyilang kan kedua tangannya ke dada sambil memberikan tatapan mengerikan kepada Julian.     

"Siapa yang mengatakan kalau aku memikirkan perempuan lain? Aku sangat setia pada cintaku. Soal aku lupa usia Zio itu karena aku banyak pekerjaan." Jawab Julian dengan gugup.     

"Apakah itu benar?" Tanya Qiara lagi.     

Julian menarik nafas dalam. Ia memang tidak pernah mengkhianati cintanya walaupun begitu banyak yang mendekatinya.      

Setelah itu, Julian menyentuh tangan Qiara dan Zio bersamanya.      

"Kalian berdua sudah memenuhi pikiran dan hatiku. Lalu, bagaimana bisa ada tempat buat orang lain? Walaupun aku marah telah di tinggalkan, dan aku merasa duniaku hancur setiap kali aku mengingat wajah wanita yang aku cintai. Namun, setiap kali aku memikirkan akan kehilangan dia untuk selamanya  membuat duniaku terasa  hancur tanpa sisa. " Ucap Julian dengan tatapan yang berkaca-kaca. Ia lalu menatap Qiara dengan penuh cinta, "Sayang, terimakasih karena kamu sudah kembali kepada kami! Maaf jika aku punya banyak salah!"     

Qiara meneteskan air mata haru setelah mendengar kata-kata Julian. Ia tahu kalau Julian tulus.      

Tanpa mengatakan apapun, Qiara memeluk Julian dan Zio secara bersaman.      

Mereka bertiga pun berpelukan sambil menangis bahagia.      

Kini, mereka benar-benar bahagia tanpa adanya rahasia, kecemasan atau ketakutan. Zio juga mulai membuka diri dan menunjukkan tanda kesembuhan dari traumanya.      

Setelah berpelukan, mereka bertiga segera pulang ke rumah mereka. Karena mereka akan segera pergi ke kota B untuk bertemu ibu Qiara.     

Tepat saat mereka keluar dari rumah sakit, mereka bertemu dengan Nathan di pintu utama.      

Penampilan Nathan yang tidak mencolok, membuatnya tidak dikenali oleh mantan penggemar nya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.