Istri Kecil Tuan Ju

Merasa Hangat.



Merasa Hangat.

0Penampilan Nathan yang tidak mencolok, membuatnya tidak dikenali oleh mantan penggemar nya.      
0

"Nathan?" Julian terkejut ketika melihat Nathan karena ia pikir kalau adik nya itu sedang bulan madu.     

"Halo kakak. Apakah kalian akan pulang? Mama dimana? Aku pikir dia bersama kalian?" Tanya Nathan sambil tersenyum dengan polosnya.      

"Kita bicara di mobil!" Kata Julian yang tidak ingin ada orang lain yang merekam mereka.      

"Tapi, aku bawa mobil sendiri." Kata Nathan dengan cemberut.     

"Kamu bisa membawa mobilku! Karena aku butuh supir. Nanti, aku akan meminta Andi untuk mengambil mobilmu." Kata Julian.     

"Baiklah!" Nathan mengangguk sambil tersenyum.     

Setelah itu, mereka pulang ke rumah Julian menggunakan mobil Julian.      

Beberapa Saat Kemudian mereka sampai di rumah Julian.     

"Apakah kamu mau menginap?" Tanya Julian pada Nathan setelah ia menidurkan Zio yang kelelahan. Qiara pun memilih menemani Zio di kamarnya karena dia juga merasa sangat kelelahan.     

"Tidak. Aku harus kembali karena istriku pasti menungguku. Aku hanya ingin tahu keadaan Zio karena katanya trauma nya kambuh lagi." Jawab Nathan.     

"Iya. Tapi, kakak belum bisa beritau banyak karena kakak harus menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Soal Mama, dia sedang istirahat di rumah. Kamu bisa menemuinya kan? Karena dia sangat merindukan mu. Semenjak menikah kamu belum menemuinya." Kata Julian sambil memegang pundak Nathan.     

"Iya. Aku akan menemui Mama sebelum pulang ke rumah mumpung Papa belum pulang. Kamu jaga diri dan kesehatan ya kak! Karena mungkin akan ada hal yang lebih melelahkan di kedepannya. "      

Julian mengerutkan keningnya karena dia tidak mengerti apa yang Nathan maksud.     

"Memangnya apa yang akan terjadi?" Tanya Julian dengan heran.     

"Hahaha ... Aku tidak tahu. Aku hanya asal bicara. Kalau begitu, aku akan pergi sekarang!" Jawab Nathan sambil tertawa.      

"Iya. Hati-hati di jalan! Kamu boleh pakai mobilku! Nanti, Andi yang akan menukarnya."     

"Oke kakak! Sampaikan salam ku pada kakak ipar!"      

"Iya." Setelah itu, Nathan segera meninggalkan ruang tamu.      

Julian pun bergegas ke ruang kerjanya untuk memeriksa beberapa laporan yang Andi kirim kepadanya.      

Julian ingin menyelesaikan semuanya sebelum ia pergi membawa anak dan istrinya ke kota B.     

Sementara itu, Nathan berjalan menuju pintu keluar sambil tersenyum licik.     

'Sepertinya mereka masih diliputi kebahagiaan. Aku pikir akan melihat kekacauan atau suara tangis. Aku harus memikirkan cara untuk membuat keluarga Julian hancur agar Papa sadar kalau akulah anak lelaki satu-satunya yang bisa ia banggakan.'Batin Nathan dengan kesal.     

"Ahhh ... "     

Suara ringisan kecil yang baru saja menabrak kakinya membuat Nathan menunduk.      

Ia terkejut saat melihat anak kecil seusia Zio sedang duduk di lantai sambil memegang sikunya.     

"Hi ... Kenapa kamu duduk di lantai?" Tanya Nathan ketiak ia berjongkok sambil membantu anak kecil itu berdiri.      

"Aku terjatuh karena menabrak paman." Jawab anak kecil yang menggemaskan itu.     

"Astaga ... Maafkan aku!" Ucap Nathan sambil memperhatikan anak kecil itu dari atas sampai bawah.     

'Dia menggunakan jas hitam yang imut dan serasi dengan tubuh kecil dan warna kulitnya. Dasi kupu-kupunya menegaskan kalau dia anak orang kaya. Tapi, siapa? Apakah kakak Julian memiliki rekan bisnis yang memiliki anak? Tapi, tatapan anak kecil ini terasa sangat tidak asing. Hatiku juga hangat saat melihat wajahnya. Siapa dia?' Batin Nathan..     

"Gavin ... "      

Mendengar suara itu, Gavin langsung menoleh kearah sumber suara. Seketika itu ia melihat Papa nya sedang berjalan menghampirinya.     

"Papa ... " Gavin melepaskan diri dari pegangan Nathan lalu berlari kearah Kevin.     

"Papa bilang jangan lari-lari! Kamu bisa jatuh!" Kata Kevin dengan cemas ketika Gavin sudah berada di hadapannya.      

"Iya. Maafkan aku Papa! Karena aku tidak mendengarkan nasehat Papa, aku tadi terjatuh saat tidak sengaja menabrak paman itu!" Jawab Gavin sambil menunjuk kearah Nathan.     

Seketika itu Kevin menoleh kearah yang Gavin tunjukkan.      

"Nathan?" Kevin terkejut. Ia tidak menyangka kalau Nathan akan ada di rumah Julian.     

Sebenarnya, Julian pernah tinggal di rumah yang tidak jauh dari rumah Kevin walaupun hanya satu tahun sebelum Julian memutuskan kembali ke kota A.     

Gavin dan Zio senasib karena mereka di besarkan oleh orang tua tunggal yang sibuk sehingga mereka menjadi dekat dan memutuskan untuk berteman hingga sekarang walaupun hanya lewat chat saja.      

Saat akan kembali ke kota A, Gavin memberitahu Zio, akan tetapi Zio sedang di rawat sehingga ia tidak bisa membalas pesan Gavin.      

Setelah Zio membalas dan mengatakan kalau dia akan pulang, Gavin pun berkata ia akan menjenguknya di rumah nya.      

'Akhirnya takdir mempertemukan mereka setelah aku berjuang keras agar Gavin tidak pernah bertemu Papa kandungnya. Tapi, aku tidak akan membiarkan mereka saling mengenal karena aku adalah Papa nya Gavin.' Batin Kevin.     

Setelah itu, Kevin berjongkok menyamakan tingginya dengan Gavin.     

"Sayang ... Sebaiknya kita pulang saja sekarang!" Kata Kevin dengan khawatir.      

Gavin menggelengkan kepalanya. "Papa ... Temanku sudah pulang dari rumah sakit. Dan aku sudah berjanji dari kemarin kalau aku akan menjenguknya. Jadi, aku tidak ingin ingkar janji. Bukankah Papa mengajari aku untuk menepati janji?" Kata Gavin sambil mengerjap kan matanya.      

Kevin terdiam. Ia tidak mungkin mengubah ajarannya pada Gavin yang masih polos karena hal itu akan mengubah karakter Gavin.     

"Apakah dia anak pak Kevin? Aku pikir bapak masih lajang?" Tanya Nathan yang sudah berdiri di samping Kevin dan Gavin.     

Kevin menarik nafas dalam, setelah itu ia membawa Gavin ke gendongannya.      

"Saya rasa ini privasi saya. Jadi, saya tidak perlu menjawab pertanyaan mu!" Kata Kevin sambil menatap Nathan dengan dingin.     

Nathan terdiam sambil menatap jauh kedalam mata Gavin. Ia menemukan rasa nyaman dan damai dalam tatapan itu. Semua dendam dan rasa sakitnya seolah menghilang untuk sesaat.      

'Apakah aku sudah jatuh cinta pada anak ini? ' Batin Nathan.     

Tepat saat itu, Nathan teringat pada Yumi. Seketika itu ia merasakan rindu yang teramat dalam.     

"Kalau begitu, kami akan melanjutkan perjalanan! Permisi!" Setelah mengatakan itu, Kevin bergegas membawa Gavin menuju pintu utama rumah Julian.     

Sementara itu, Nathan masih terdiam di tempatnya.      

'Entah kenapa aku merasakan rindu pada Yumi. Mungkin, jika dia masih hidup maka aku tidak akan merasa sangat kesepian. Yumi... Tunggu sampai aku menyelesaikan rencana ku, setelah itu aku akan menemui mu.'Batin Nathan sambil mengepal tangannya.      

Setelah itu, Nathan meninggalkan rumah Julian dengan berat hati. Namun, bayangan Gavin terus terlintas di pikirannya.     

"Papa ... "     

"Iya ?"     

"Kenapa Papa diam saja?" Tanya Gavin ketika mereka sudah duduk di ruang tamu.      

Sementara itu, Bibi Liu memanggil tuan dan Nyonya nya untuk memberitahu kalau ada tamu yang datang.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.