Istri Kecil Tuan Ju

Jangan Lakukan Itu!



Jangan Lakukan Itu!

0"Haruskah kamu menggunakan kekerasan? Dia itu perempuan sehingga harus di perlakukan dengan baik. Bukan begitu?"     
0

"Benar itu bos! Tapi, nona Reina bukanlah wanita yang bisa diajak bicara dengan baik-baik. Oleh karena itu saya memutuskan untuk menggunakan sedikit kekerasan. Saya jamin dia akan di tangkap dalam keadaan baik-baik saja." Rafael berani menjamin kalau orang yang akan dia perintahkan untuk menangkap Reina tidak akan menyakitinya.     

"Baiklah, aku izinkan kamu melakukannya!"     

"Kalau begitu saya akan laksanakan sekarang!" Setelah mengatakan itu, Rafael segera pergi meninggalkan Maxwell dan Kevin.     

"Aku tidak mau ikut campur dengan ursuan mu. Tapi, jika kamu butuh saran maka aku akan memberikannya. Sekarang aku akan istirahat! Jadi, kamu sebaiknya pulang!" Setelah mengatakan itu Kevin berdiri lalu pergi meninggalkan Maxwell sendirian di ruang tamunya.     

Maxwell hanya tersenyum melihat kelakuan Kevin. Ia tahu betul bagaimana karakter sahabatnya itu.     

Setelah menghabiskan minumannya, Maxwell pergi meninggalkan rumah Kevin.     

Semangat itu di Jeju, Reina dan Gabriel sedang berada di dalam Taxi. Mereka berencana untuk pergi ke tempat karaoke karena Reina ingin melampiaskan kekesalannya karena Demian tidak memperdulikan nya.     

"Jeju sepi ya kalau malam hari!" Kata Gabriel sambil melihat kelaut jendela.     

Reina mulai curiga karena jalan itu benar-benar sepi.     

Setelah itu ia langsung memeriksa Google Map yang ada di ponsel nya. Seketika itu Reina terkejut.     

"Ada apa?" Tanya Gabriel dengan heran setelah melihat ekspresi Reina.     

"Sepertinya kita sedang di jebak. Karena ini bukan jalan menuju tempat karaoke." Bisik Reina sambil melirik kearah supir yang taxi yang ada di belakang pengemudi.     

Gabriel terkejut. Dia yang baru pertama kali ke Jeju itu pun merasa di tipu.     

Tepat saat itu, mobil berhenti. Gabriel dan Reina pun langsung waspada.     

"Kenapa berhenti di sini? Bukankah ini bukan tempat Karoke?" Tanya Reina.     

"Maaf nona, tapi anda harus pindah ke mobil yang ada di depan kita. Mereka tidak akan menyakiti anda jika patuh!" Jawab supir taksi itu.     

"Apa maksudmu?" Gabriel mulai marah dan geram mendengar perkataan supir Taxi itu.     

Tepat saat itu terdengar suara ketukan di kaca. Seketika itu Reina dan Gabriel kaget.      

"Siapa mereka?" Tanya Reina dengan panik.     

"Kalian sebaiknya keluar kalau tidak mau celaka!" Supir Taxi itu kembali memberikan peringatan dengan tegas.      

Reina dan Gabriel saling pandang. Setelah mendapatkan kedipan dari Gabriel, Reina pun membuka pintu dengan pelan.      

Gabriel mengikuti Reina dengan keluar dari pintu yang sama untuk memastikan bosnya dalam keadaan baik-baik saja.     

Seketika itu Reina dan Gabriel terkejut lagi melihat tiga laki-laki berbadan besar dengan satu orang laki-laki bertubuh kurus dan terlihat sedikit lebih tua.     

"Siapa kalian? Dan mau apa?" Tanya Reina dengan berani.      

"Tolong ikut kami selagi kami masih bersikap baik karena bos kami ingin bertemu dengan nona Reina.". Jawab salah satu dari laki-laki itu.      

"Siapa bos kalian?" Tanya Reina dengan ketus.      

"Nona akan tahu siapa dia jika nona mau ikut dengan saya!"      

Reina mundur beberapa langkah laku bersembunyi di belakang Gabriel. Seketika itu Gabriel mengerti kalau Reina memintanya untuk melawan.     

"Kalian boleh membawanya jika kalian bisa mengalahkan saya!" Kata Gabriel sambil mengepalkan tangannya.      

Tanpa sepengetahuan Gabriel, salah satu dari laki-laki mengeluarkan pistolnya.      

Bams Bams Bams ...      

Suara tembakan itu membuat Reina terkejut sehingga ia menutup telinga nya tanpa tahu kemana arah tembakan itu.      

Tidak lama setelah itu, Reina kembali terkejut ketika melihat tubuh Gabriel merosot.     

"Gabriel ... " Reina berteriak sambil memegang tubuh Gabriel yang sudah berlutut di tanah.      

"Darah?" Reina semakin terkejut saat melihat tangannya yang di penuhi oleh darah.      

"Sekarang bawa gadis itu  karena bos Virsen sudah tidak sabar untuk melihat nya!"      

Reina terkejut mendengar perkataan salah satu laki-laki itu. Ia tidak menyangka kalau orang yang di minta menculik nya ada Virsen.     

'Bagaimana mungkin Virsen ada disini? Kenapa dia bisa menemukan aku? Qiano... Dimana kamu! Tolong aku!' Batin Reina sambil gemetaran.     

Reina berharap Qiano menolongnya walaupun ia tidak tahu bagaimana harus menghubunginya.     

"Nona, aktifkan GPS anda!" Bisik Gabriel sambil menahan rasa sakitnya.      

Reina pun segera mengangguk sambil membuka ponselnya dengan gemetaran sebelum dirinya di tangkap.     

"Sudah."     

"Bagus, kalau begitu sembunyikan ponsel nona di tempat yang tidak bisa di lihat!" Kata Gabriel lagi dengan susah payah.     

Reina pun langsung menyembunyikan ponsel itu di dalam bajunya.     

"Nona tolong ikut kami selagi kami masih bersikap baik!" Kata lelaki itu setelah ia berdiri di depan Reina.     

Gabriel yang tidak ingin bosnya celaka, langsung mengedipkan matanya untuk memberitahukan kalau dia baii-baik saja.     

Dengan terpaksa, Reina meninggalkan Gabriel sendirian. Walaupun hatinya sakit dan air matanya terus mengalir, tapi ia harus kuat dan percaya pada Gabriel.      

Tidak lama setelah itu, Reina di bawa pergi oleh sekelompok laki-laki suruhan Virsen.      

Sementara itu, Gabriel yang terkena satu tembakan di pinggangnya sebelah kiri itu berusaha berdiri dengan susah  payah.      

'Aku harus mencari pertolongan! Bos harus selamat!' Batik Gabriel sembari berjalan pelan menuju jalan yang cukup ramai.     

Dengan tertatih-tatih Gabriel berjalan menyusuri malam dan jalan yang gelap sambil memegang lukanya yang terus mengeluarkan darah.     

"Aaaa ... " Gabriel terkejut ketika melihat mobil yang akan menabraknya.     

Akan tetapi mobil itu langsung berhenti sebelum menyentuh tubuh Gabriel.     

Pemilik mobil segera keluar saat ia melihat perempuan yang hampir ia tabrak tampak pucat dan lemah.     

"Apakah kamu tidak apa-apa?" Tanya pemilik mobil yang ternyata adalah Qiano.     

"Tolong aku!" Ucap Gabriel sambil menjulurkan ponselnya kearah Qiano dengan tangan yang gemetaran.     

Qiano mengerutkan keningnya sambil mengambil ponsel itu.     

"Tolong selamatkan bos ku! Kamu bisa mengetahui dia ada dimana lewat GPS di ponselku!." Kata Gabriel lagi dengan susah payah.     

"Tapi kamu harus segera di obati!  Jadi, aku akan mengantarmu ke rumah sakit dulu!" Kata Qiano  ketika melihat darah terus keluar dari luka Gabriel.     

"Tidak ... Bos Reina harus cepat di selamatkan!"      

Qiano  tertegun ketika mendengar nama Reina.      

"Reina siapa? "Tanya Qiano.     

Gabriel pun langsung memberitahukan identitas bosnya. Seketika itu mata Qiano terbelalak.      

"Siapa yang menculiknya?" Tanya Qiano dengan panik.     

"Kalau tidak salah dengar mereka menyebut nama Virsen ... "  Jawab Gabriel.     

Qiano mengepalkan tangannya karena ia tahu siapa Virsen. Reina sudah menceritakan bagaimana takutnya ia pada lelaki yang bernama Virsen.     

"Aku akan mengantarmu ke rumah sakit dulu karena tidak jauh dari sini. Setelah itu aku akan pastikan untuk menyelesaikan Reina!" Setelah mengatakan itu, Qiano  segera membantu Gabriel untuk masuk ke mobilnya.      

Setelah memastikan Gabriel di rawat, Qiano segera mencari keberadaan Reina lewat GPS di ponsel Gabriel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.