Istri Kecil Tuan Ju

Kejadian Sebenarnya!



Kejadian Sebenarnya!

0"Kenapa kamu bisa putus dengan Kakak Vania? Dan kenapa dia bisa berakhir dengan Bos Maxwell? Apakah kalian terlibat cinta segitiga?" Tanya Qiara.     
0

Julian menarik nafas dalam. Ia merasa berat untuk menceritakan luka lama. Tapi, ia tidak ingin membuat Qiara lagi lagi dengan tidak menjawab pertanyaan nya.     

Tidak lama setelah itu, Julian menceritakan kisahnya dengan Vania.     

Flash Back.     

Malam itu curah hujan cukup lebat. Hati Julian sangat sakit melihat Vania di usir dari rumahnya saat hujan.     

'Aku tidak punya pilihan. Walaupun berat aku harus melepaskan kamu saat ini. Tapi, aku janji akan menemui kamu lagi setelah urusan ku dengan Papa selesai. Vania, aku sangat mencintai kamu bahkan lebih dari diriku. Tapi, keselamatan mu jauh diatas segalanya, karena Papa ku adalah orang yang nekat.'Batin Julian sambil menangis.     

Julian hanya bisa melihat Vania dari balik jendela kamarnya.     

"Papa senang mendengar keputusan kamu. Putus dari perempuan itu adalah jalan terbaik karena kamu adalah pemimpin JJ Grup yang cocok bersanding dengan gadis dari keluarga terhormat dan terpandang." Kata Tuan Jhosep yang tiba-tiba sudah berada di kamar Julian.     

Mendengar suara Papa nya, Julian langsung menoleh setelah menyeka air matanya.     

"Sekarang aku sudah membuat Papa yakin dengan mengusir Vania. Tidak hanya itu, aku juga sudah memutuskan nya tanpa penjelasan. Jadi, lepaskan dia dan keluarganya sekarang dari masalah! Dan tolong, biarkan Vania hidup dengan aman, jangan Papa ganggu dia lagi!" Kata Julian sambil memohon.     

"Baik. Papa percaya! Tapi, jika kamu berani membohongi Papa, maka kamu akan tahu akibatnya. Orang yang akan kamu lukai secara tidak langsung itu bukan hanya Vania, tapi Mama mu." Tuan Jhosep mencoba mengancam Julian  dengan menambahkan satu korban lagi, yaitu ibunya.     

"Papa jahat ... Bagaimana mungkin Papa bisa berpura-pura menjadi Ayah sekaligus suami yang baik disaat sifat asli Papa sama persis dengan iblis?"  Ucap Julian sambil menggertakkan giginya.     

Tuan Jhosep tersenyum.     

"Ini semua demi keluarga kita! Untuk hidup bahagia, perlu usaha keras dan butuh pengorbanan yang banyak. Apapun akan di lakukan sebagai seorang Ayah walaupun itu harus menjadi iblis!" Setelah mengatakan itu, Tuan Jhosep mengelus pipi Julian sambil tersenyum.     

Tidak lama kemudian, Tuan Jhosep keluar dari kamar Julian.     

Julia. Mengepalkan tangannya. Setelah itu ia mengamuk dengan menghancurkan semua barang-barang yang ada di kamarnya.     

Beberapa Hari Kemudian.     

Julian di paksa untuk datang ke pesta Pesta ulang tahun tuan Adamson yang merupakan Presiden Direktur YM Grup.     

Dengan malas, Julian mengiyakan permintaan Tuan Jhosep karena dia tidak bisa datang sehingga Ia memaksa Julian datang bersama Viona yang merupakan cucu tuan Adamson.     

Tepat saat Julian tiba, ia langsung di sambut oleh banyak pasang mata.     

Setelah ia melewati pintu masuk, pandangan Julian tidak sengaja mengarah kepada Vania. Seketika itu ketenangan Julian mulai terusik.     

'Kenapa Vania ada disini? Aku merindukannya. Tapi, aku tidak bisa mendekatinya atau menyapa nya. Karena Viona pasti akan bercerita pada Papa.'Batin Julian.     

Setelah membatin, Julian berjalan bersama Viona dengan sikap seolah tidak melihat Vania.     

Viona  berjalan di samping Julian sambil merangkul lengannya, ia terlihat  bersandar padanya sambil tersenyum manja. Julian merasa kesal melihat sikap Viona, tapi ia tetap tidak bisa melalukan apapun.     

Pesta berjalan dengan baik, tapi Julian terbakar cemburu saat melihat Vania bersama Maxwell. Ia ingin sekali menarik Vania agar duduk di samping nya. Tapi, lagi-lagi ia tidak bisa melakukan nya dan itu adalah siksaan yang nyata buatnya.     

Karena sangat bosan dan kesal melihat Vania bersama Maxwell. Julian pun memilih keluar dari Hotel.     

Beberapa saat kemudian. Julian melihat Vania keluar bersama ibu tirinya. Namun, ia segera memalingkan wajahnya saat melihat Vania dan ibu tirinya itu menoleh kearahnya.     

'Sepertinya mereka sudah melihatku. Aku harus bagaimana? Vania, maafkan aku! Sebenarnya hatiku sangat sakit bersikap seperti ini. Akan tetapi, hatiku lebih sakit lagi saat melihatmu duduk bersama lelaki lain. Mungkinkah kamu secepat itu melupakan aku?' Batin Julian sambil mengacak-acak dasinya karena geram.     

Jantung Julian terasa melompat dari tempatnya saat menyadari Vania yang semakin dekat.     

Tepat saat ia menoleh kearah Vania, ia kaget saat Melihat Vania hampir terjatuh ke tanah. Dengan spontan langsung menangkap tubuh Vania.     

Seketika itu mata mereka saling bertatap bersamaan dengan detakkan  jantung yang berdetak semakin cepat.     

"Julian ... " Ucap Vania dengan bibir yang gemetaran.     

"Lain kali hati-hati kalau jalan nona!" Kata Julian tanpa ekspresi setelah ia membantu Vania untuk berdiri dengan tegak.     

"Iya. " Jawab Vania dengan salah tingkah.     

Seketika itu Julian semakin merasa bersalah karena sudah dingin pada Vania.     

Tanpa mengatakan apapun, Julian pergi dari hadapan Vania lalu masuk ke dalam mobilnya karena dia sudah tidak bisa membendung air matanya.     

Setelah puas menangis, Julian segera menyeka air matanya lalu  membawa mobilnya ke depan pintu utama. Di sana sudah ada Viona yang menunggunya.      

Sejak malam itu, cinta segitiga antara Maxwell, Vania dan Julian terjadi.     

Vania menerima cinta Maxwell karena ia merasa Maxwell membuatnya nyaman. Selain itu ia juga ingin membuktikan kalau ia sudah selesai dengan Julian.     

Sayangnya, tuan Jhosep yang selalu mengawasi nya tahu kalau Julian menemuinya lagi. Oleh karena itu, Tuan Jhosep menggunakan cara licik untuk menyingkirkan Vania karena dia tahu kalau rasa cemburu Julian pada Maxwell akan membuatnya menjadi pembangkang.     

Back.     

Setelah mendengar cerita Julian, Qiara langsung memeluk tubuh Julian yang masih kotor itu karena ia belum juga mengganti pakaiannya dengan yang baru.      

Perasaan Qiara berubah tidak menentu. Ia merasa bersalah telah menghakimi Julian. Satu hal yang dia syukuri saat ini adalah Julian menipunya sehingga ia mengenal Julian lebih dulu dari pada Maxwell.      

"Maafkan aku! Harusnya aku tidak marah karena kamu melakukan semua yang kamu bisa demi melindungi kakak ku! " Ucap Qiara sambil sesenggukan.     

Julian menarik nafas lega karena respon Qiara tidak seperti yang dia bayangkan. Ternyata istri kecilnya sudah dewasa dalam menyikapi suatu masalah.      

Julian membalas pelukan Qiara dengan erat karena dari kemarin ia ingin sekali memeluk Qiara untuk menenangkan hatinya.      

"Terimakasih karena sudah melakukan kebohongan itu! Jika kamu tidak melakukannya, kemungkinan aku akan kehilangan kesempatan untuk bertemu suami sebaik kamu. Haruskan aku katakan diriku sebagai perempuan paling beruntung? " Ucap Qiara lagi dengan suara yang semakin serak.      

Julian tersenyum mendengar perkataan Qiara. Setelah itu ia melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Qiara dengan Ekspresi yang rumit.      

"Kamu salah! Justru aku yang beruntung memiliki istri seperti kamu. Jadi, jangan menangis lagi! Wajahmu sudah sangat jelek. Bagaimana kamu bisa shooting kalau wajahmu seperti ini."  Ucap Julian sambil menyeka air mata di pipi Qiara dengan sentuhan yang lembut.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.