Istri Kecil Tuan Ju

Anak Buah Virsen.



Anak Buah Virsen.

0Setelah pintu kamar mandi di tutup. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang begitu ringan di kamar itu. Seketika itu Reina terdiam lalu melirik orang yang membekapnya.     
0

'Qiano? Jadi, dia yang membekap ku? Kalau begitu, aku tidak akan mengamuk. Dia mau melakukan apapun maka aku tidak akan keberatan.' Batin Reina sambil tersenyum dalam hati.     

Sebenarnya Qiano curiga ketika menyadari dua orang yang mengikuti nya makanya dia sengaja tidak menutup pintunya. Ia bersembunyi di balik lemari, tapi dia kaget melihat Reina yang muncul tiba-tiba di kamarnya sehingga ia segera menarik Reina.     

Sedangkan Reina menduga kalau orang yang ingin menyerang Qiano adalah anak buah Virsen.     

"Apa yang kamu lihat? " Qiano menyadari tatapan nakal Reina yang tak biasa.     

"Kamu tampan dan seksi. Aku tidak apa-apa jika kita tetap berada dalam posisi seperti ini." Jawab Reina sambil tersenyum.     

"Diam" Qiano menempelkan jari telunjuknya di bibir ranum Reina.     

Seketika itu, Reina menelan ludahnya dalam-dalam karena ia merasa terangsang oleh hari telunjuk Qiano.     

Tiba-tiba terdengar suara barang pecah, seketika itu Qiano langsung memberi aba-aba kepada Reina. "Tetaplah di dalam, jangan keluar sampai aku memanggilmu!"     

Reina langsung mengangguk setuju. Setelah itu Qiano keluar.     

Setelah itu dengan cepat Qiano memberikan pukulan kepada dua penyelinap yang masuk.     

Tidak lama kemudian dua orang itu terpental jauh ke pintu.     

Karena mereka tidak mungkin menang, mereka pun segera melarikan diri dari kamar Qiano.     

'Siapa mereka? Tampaknya mereka merupakan salah satu anak buah Virsen. Aku harus hati-hati!' Batin Qiano.     

Setelah itu, Qiano memanggil Reina. Akan tetapi, tidak ada suara. Qiano masuk ke kamar mandi.     

Qiano kaget saat menemukan Reina, ia pun dengan segera mengangkat tubuh Reina ke bahunya.     

Tidak lama setelah itu, Qiano membaringkan Reina di ranjangnya yang empuk.     

Qiano duduk di samping ranjang lalu menatap lekat wajah Reina.     

'Apakah dia jatuh atau terpleset? Sudahlah, aku tunggu dia bangun saja baru aku tanyakan.' Batin Qiano.     

Tanpa sadar, Qiano membelai wajah mulus Reina sambil tersenyum.     

Di sebuah gedung tua di kota A. Tuan Jhosep memilih bersembunyi darai Maxwell dan Julian. Ia tidak ingin menghadapi mereka berdua sebelum memiliki kekuatan.     

"Apa yang terjadi di luar sana?" Tanya Tuan Jhosep pada anak buahnya yang baru saja kembali mengintai.     

"Tuan Maxwell tampaknya sudah bersiap untuk menangkap anda lagi. Aku melihat beberapa anak buahnya di markasnya itu tampak mempersiapkan senjata mereka. Sedangkan Tuan Muda Julian, mengirim seseorang untuk menemukan anda. Tapi, anaknya ada di rumah sakit dan dia berangkat ke rumah sakit bersama istrinya. " Jawab mata-mata itu.     

Tuan Jhosep tersenyum. Kini dia tahu siapa yang akan membuat Julian dan Maxwell tidak lagi mengejarnya.     

Tidak lama setelah itu, Tuan Jhosep mengeluarkan pistolnya lalu mengarahkan nya ke arah mata-mata itu.     

Bams ...     

Tembakan itu tepat mengenai kepala mata-mata itu yang baru saja memberinya informasi.     

Sedang anak buahnya yang lain segera bersujud minta maaf atas kesalahannya yang tidak mereka ketahui.     

"Bos ... Kami akan melindungi anda dengan nyawa kami! Oleh karena itu tolong maafkan kami. Sekarang berikan perintah anda!"     

"Apakah kalian yakin akan melindungiku dengan nyawa kalian?" Tanya Tuan Jhosep sambil tersenyum licik.     

"Yakin Bos. "     

"Hahaha ... Aku percaya pada kalian." Tuan Jhosep tertawa cukup keras karena dia sangat senang mendengar anak buahnya yang mau mempertaruhkan nyawa mereka.     

"Baiklah kalau begitu! Sekarang juga kalian harus menangkap istri Julian. Pastikan dia masih hidup saat kalian membawanya ke hadapan ku!" Kata Tuan Jhosep.     

Tuan Jhosep langsung memberikan perintah kepada anak buahnya tanpa ampun. Targetnya sekarang adalah Qiara karena menurutnya, Qiara bisa membuat dua lelaki itu menandatangani perjanjian dengannya. Setelah itu ia bisa meminta kebebasan dari mereka berdua.     

"Baik bos! " Setelah itu anak buah Tuan Jhosep keluar dari gedung tua dan segera berangkat menangkap Qiara.     

.............     

Tepat saat itu, tuan Adamson muncul di tempat itu. Tuan Jhosep terkejut.     

"Tuan Adamson?"     

"Halo ... Jhosep! Lama tidak bertemu!" Kata Tuan Adamson sambil berjalan bersama beberapa anak buahnya yang mengikuti nya dengan setia dari belakang.     

"Bagaimana anda bisa berada di sini? Bukankah anda ada di Amerika bersama istri anda? " Tanya Tuan Jhosep dengan gugup.     

"Aku datang kemarin setelah mendengar cerita dari mata-mata ku! Aku pikir kamu membutuhkan aku sehingga aku datang dengan cepat. Bukankah kamu sudah ketahuan oleh Maxwell dan Julian?" Jawab tuan Adamson sambil tersenyum lebar setelah ia berdiri tegak di depan tuan Jhosep.     

"Iya. Aku tidak tahu kalau cucumu yang paling kecil akan mengkhianati aku! Virsen yang melakukan semua ini." Tuan Jhosep menyimpan dendam yang sangat dalam pada Virsen yang sudah menjebaknya.     

"Hahaha ... Virsen memang benar-benar cucu kandungku. Dia mewarisi kelicikan ku. Oleh karena itu aku tidak mau mengangkatnya sebagai ketua. Karena Maxwell memiliki sifat setia yang lebih tinggi." Tawa Tuan Adamson menggelegar di gedung itu sehingga burung-burung yang bertengger di atap gedung langsung berlarian.     

"Karena ulahnya, Julian menjadi korban. Untungnya dia masih bisa selamat. Aku tidak akan memaafkannya!" Tuan Jhosep mengepalkan tangannya dengan kuat. Ia berani mengatakan hal itu di hadapan Adamson karena dia tahu kalau Virsen bukanlah cucu yang Adamson bisa banggakan.     

"Sepertinya kamu lebih mencintai anak orang lain daripada anak kandungmu?"     

Tuan Jhosep kaget saat mendengar perkataan Adamson.     

"Bagaimana kamu bisa tahu?" Tanya Tuan Jhosep dengan tatapan yang tajam.     

"Hahaha ... Julian itu memiliki rasa kasih sayang yang tinggi. Dan dia memiliki hati yang baik. Oleh karena itu dia tidak mungkin anak kandungmu karena kamu lebih kejam dari seorang iblis. Karena cintamu di tolak oleh ibunya, kamu tega membunuh ayahny! Setelah itu kamu memaksa ibunya menikah denganmu padahal kamus udah memiliki istri. Tapi, wanita itu malah melarikan diri darimu. Oleh karena itu, kamu mengambil bayinya. Tidak hanya itu, kamu juga membiarkan anak kedua mu mati karena ia memiliki cacat fisik dan menggantinya dengan Julian agar istrimu tidak sedih. Bukan begitu? Bagaimana kalau Julian dan kakaknya tahu tentang kejahatan mu itu?" Adamson tersenyum lebar saat mengatakan hal itu.     

Tuan Jhosep gemetaran. Rahasia yang ia simpan puluhan tahun ternyata di ketahui oleh orang lain.     

"Bagaimana kamu bisa tahu semua itu? Dan sejak kapan kamu mengetahui nya? Dan siapa kakak Julian? Aku pikir, dia hanya memiliki satu anak saja" Tanya Tuan Jhosep dengan mulut yang bergetar.     

"Aku baru tahu. Soal siapa yang memberitahuku, itu tidak penting. Tapi, tidakkah kamu bisa menebak siapa kakak Julian?" Tuan Adamson memicingkan matanya sambil tersenyum licik.     

Tuan Jhosep berpikir sejenak. Ia mencoba mengingat-ingat siapa yang yang sudah berinteraksi dengannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.