Istri Kecil Tuan Ju

Siapa Bos Kalian?



Siapa Bos Kalian?

0Qiara pun langsung menoleh kearah belakang. Seketika itu ia bisa merasakan bahaya sedang mendekat.     
0

"Tolong cari tempat sepi! Karena aku harus bertanya pada mereka." Kata Qiara dengan berani.     

Qiara tidak ingin mereka mengikutinya sampai ke kota B karena itu akan membahayakan bagi ibunya.      

"Apa nona yakin?" Tanya sopir taxi itu.      

"Tentu saja! Saya bukan orang yang suka ragu!" Jawab Qiara dengan percaya diri.     

Supir Taxi itu pun akhirnya mempercayai Qiara. Ia lalu membelokkan mobilnya menuju tempat yang sepi.      

Masuk waktu magrib, taxi yang Qiara gunakan akhirnya sampai di sebuah lapangan yang sepi dan sudah mulai gelap.     

Di lapangan yang luas dan sepi dengan gerimis yang menyirami malam di pinggir kota A. Qiara keluar dari dalam Taxi lalu berdiri tegak kearah mobil yang mengikuti nya itu.     

"Ada apa kalian mengikuti ku?" Tanya Qiara sambil tersenyum licik saat beberapa orang yang mengikuti nya sudah berada di depannya. Sedangkan sebagian yang lain menunggu di dalam mobil hitam itu.     

"Nona harus ikut kami sekarang juga!" Kata salah satu dari lelaki yang mengikuti nya itu.     

"Kenapa aku harus mengikuti kalian? Dan siapa yang memberikan kalian perintah?" Tanya Qiara dengan ketus.     

"Bawa dia!" Kata salah satu dari lelaki itu tanpa menjawab pertanyaan Qiara.     

"Baik bos!" Setelah itu mereka melangkah maju kearah Qiara untuk menangkap nya.      

Qiara menyeringai kearah mereka yang mendekat.     

'Mereka pikir aku wanita lemah? Baiklah, kita akan lihat siapa yang berhasil membawaku pergi!' Batin Qiara sambil tersenyum licik.     

Tepat saat mereka akan menyentuh lengan Qiara. Tiba-tiba Qiara sudah menghilang dari hadapan mereka. Kejadiannya begitu cepat sehingga mereka tidak menyadari kalau Qiara sudah berpindah.     

"Tangkap lah aku jika kalian bisa!" Kata Qiara.     

Mereka semua langsung berbalik ke sumber suara.      

Qiara sangat tenang karena baginya, mereka semua hanya sekumpulan semut.      

"Baiklah, jika kamu lebih suka dengan kekerasan! " Setelah itu salah satu dari mereka maju menyerang Qiara duluan sambil tersenyum lebar karena mereka meragukan kemampuan Qiara.     

Tiba-tiba saja lelaki itu sudah berada di depan Qiara. "Kamu mau pukul dibagian mana?"      

Lelaki yang mengarahkan tinjunya itu mendadak bingung mendengar pertanyaan Qiara.      

"Kamu terlalu banyak berpikir ... Qiara memberi tendangan kepada lelaki itu di bagian alat Vitalnya.     

"Ahhh ... " Suara teriakan lelaki itu memecah keheningan malam di lapangan yang sepi dengan sedikit penerangan itu.     

Melihat teman mereka kesakitan, yang menjadi lebih garang dan tidak lagi menyepelekan Qiara.      

Sementara itu, Qiara sudah siap melawan mereka dengan tatapan buas.     

Dengan kemampuan bela diri yang dia asah selama bertahun-tahun, Qiara pun dengan mudah mengalahkan mereka. Satu persatu dari mereka terkapar di rumput yang basah karena malam itu hujan benar-benar gila.      

Melihat anak buahnya dikalahkan dalam sekejap, sang ketua mundur beberapa langkah, setelah itu dia mengarahkan pistolnya ke arah Qiara.     

Namun, sebelum pelatuknya di lepaskan, Qiara mencekik lehernya dengan tatapan yang buas.     

Seketika itu, sang ketua meringis karena kesakitan.      

"Aku tidak akan membunuhmu, tapi katakan kepada siapa orang yang memerintahkan kamu untuk menangkap ku? " Tanya Qiara.      

Sang ketua sangat terkejut. Dia tidak menyangka kalau gadis kecil dan terlihat lembut seperti Qiara memiliki kekuatan dan kemampuan bela diri yang luar biasa.     

"Tuan Jhosep ... "     

Qiara terdiam mendengar nama itu. Entah kenapa hatinya sakit karena ia tidak menduga kalau mertuanya begitu jahat pada dirinya.     

"Sampaikan ke bos mu! Jika dia ingin aku menemuinya maka dia yang harus datang sendirian!" Kata Qiara.     

Lelaki itu pun langsung mengangguk dengan napas yang terenggah-enggah.     

Setelah itu, Qiara melepaskanya dan kembali masuk ke dalam taxi nya.     

"Pak, kita putra balik!" Kata Qiara.     

"Baik. !"      

Supir Taxi yang sedari tadi cemas melihat Qiara bertarung menjadi lega. Dia juga menganggumi aksi Qiara yang luar biasa hebat.     

Karena terlalu suka, supir Taxi itu pun merekam adegan bertarung Qiara yang hebat walaupun di tengah hujan di malam hari.      

Setelah itu, supir Taxi memutar balik lalu melaju dengan pelan karena hujan cukup deras sehingga ia tidak berani menjalankan mobilnya dengan cepat.     

'Mama ... Maafkan aku karena aku belum bisa menemuimu! Aku tidak ingin Mama melihatku basah seperti ini. Selain itu aku harus memastikan suami dan anakku baik-baik saja karena aku tidak pamit kepada mereka. Tapi, aku janji akan datang besok!' Batin Qiara samb menatap hujan dari balik jendela mobil.     

Sebenarnya, yang ingin menangkapnya adalah anak buah tuan Adamson. Akan tetapi, mereka di perintahkan untuk menyebut nama tuan Jhosep jika mereka tertangkap. Sedangkan anak buah Tuan Jhosep ditarik kembali oleh tuan Jhosep setelah mendengar perkataan tuan Adamson.     

Dengan hati yang pilu Qiara mengirimkan pesan pada bibinya agar mau menjaga ibunya sampai ia datang. Tentu saja Qiara menjanjikan uang yang banyak sehingga bibinya langsung menyanggupi permintaan nya.     

Itu sudah jam 11 malam, Julian kembali ke rumah sakit setelah memastikan keadaan ibunya baik-baik saja.      

Akan tetapi, ia tidak menemukan keberadaan Qiara sehingga ia menjadi panik.     

'Apakah Qiara ada di rumah? Tapi, kenapa dia tidak memberitahuku?' Batin Julian sambil memperhatikan Andi yang terlihat menahan kantuk.     

"Bos, apakah anda baru kembali?" Tanya Andi yang sedari tadi duduk di samping ranjang Zio.     

Julian mengangguk.     

"Apakah kamu melihat istriku?" Tanya Julian.     

"Nyonya Ju terlihat buru-buru setelah menerima telpon. Saya pikir dia ada di rumah sekarang. " Jawab Andi.     

"Baiklah, aku akan pulang sekarang! Kamu temani Zio!"      

"Baik bos!"      

Setelah itu, Julian bergegas keluar dari rumah sakit.     

Di tengah jalan, Julian mencoba menghubungi nomer Qiara, akan tetapi Qiara tidak mengangkat telponnya sehingga Julian menjadi semakin panik.     

Karena nomer Qiara tidak aktif, Julian langsung menghubungi Bibi Liu. Akan tetapi Bibi Liu sedang berada di rumah besar keluarga JJ atas perintah Julian sendiri karena pelayan yang biasa menemani Sarah sedang izin.     

Julian mempercepat laju mobilnya karena dia benar-benar cemas dengan kondisi Qiara.      

Rumah Julian.     

Tidak lama setelah itu, mobil Julian berhenti di depan pintu rumahnya. Setelah itu, Julian segera keluar dari mobilnya.     

'Aneh.. kenapa pintunya terbuka? Ada genangan air dimana-mana? Tidak mungkin rumahku bocor. Ada apa ini?' Batin Julian sambil berjalan pelan melewati lantai yang basah.     

Tidak lama setelah itu, Julian sampiai di depan kamarmya. Ia memegang ganggang pintu lalu membukanya dengan pelan.     

"Sayang ... Apakah kamu ada di dalam kamar?" Tanya Julian dengan suara yang lembut. Namun, Julian tampak berhati-hati.     

Masih tidak ada suara, Julian pun menjadi semakin cemas. Ia masuk ke dalam kamarnya lalu berjalan menuju ranjangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.