Istri Kecil Tuan Ju

Apakah Kamu senang?



Apakah Kamu senang?

0Qiano  menurunkan kaca matanya sedikit sambil memperhatikan Reina dari bawah sampai ke atas.      
0

"Kenapa kamu melihatku seperti itu? Apa ada yang salah denganmu?" Tanya Reina.     

"Tidak ada. Apakah kamu mau jalan-jalan denganku?"      

Reina terkejut mendengar pertanyaan Qiano. Setelah bertahun-tahun, Qiano akhirnya mengajaknya pergi duluan.     

"Kenapa kamu hanya diam? Apakah kamu tidak mau?" Tanya Qiano sambil mengerutkan keningnya.     

"Aku mau ... " Reina langsung berteriak karena dia sangat bahagia.     

"Kalau begitu aku akan tunggu di parkiran!" Qiano menyembunyikan  senyumnya karena di malu jika dilihat oleh Reina.     

"Baiklah, aku akan mengganti pakaianku dulu. Tidak lama kok." Setelah itu Reina segera masuk.     

Sedangkan Qiano segera pergi dari depan kamar Reina.     

Tidak lama setelah itu, Reina  sampai di parkiran.     

"Maaf karena aku sudah membuatmu menunggu lama!" Ucap Reina sambil tersenyum.     

"Tidak apa-apa! Sekarang  naik ke atas motor!"     

Reina terkejut, karena selama ini dia tidak pernah naik motor.     

"Apakah kamu serius mau membawaku pergi menggunakan motor? Apa kamu tidak keterlaluan? Bukankah kamu memiliki mobil?" Tanya Reina dengan Ekspresi yang rumit.     

Qiano benar-benar di buat pusing oleh Reina, oleh karena itu ia mengangkat Reina lalu membantunya duduk diatas motor.     

Reina terlihat sangat ketakutan. "Qiano ... Aku takut!"     

Qiano merasa puas melihat ekspresi jelek Reina. Setelah itu ia naik ke atas motor.     

" Pegangan yang kuat!" Kata Qiano sambil menarik kedua tangan Reina agar memeluknya dari belakang.     

Karena takut Reina pun hanya bisa  mengangguk patuh sambil memegang erat pinggang Qiano.     

"Qiano .... Kamu mau membawaku ke mana? "Tanya Reina sebelum motor Qiano jalan.     

Qiano melirik ke belakang. "Ke panti jompo. Hehehe  ... "     

Mendengar jawaban Qiano, Reina langsung  memukul helem Qiano. Tapi,  dia terkejut ketika Qiano tiba-tiba membawanya ngebut.     

"Aaaaaa ... ... Semua  ... Aku takut! Bisakah kamu pelan-pelan saja?" Teriak Reina tanpa membuka matanya.     

Qiano hanya tersenyum tanpa mengurangi kecepatan nya.     

Beberapa saat kemudian mereka sampai di sebuah pantai yang indah di Jeju.     

Qiano melirik kebelakang. "Reina ...  Kita sudah sampai!"     

Reina membuka matanya pelan dan menatap sekeliling, dengan tangannya masih memeluk erat pinggang Qiano.     

Reina  kehilangan tenaga dan rambutnya acak-acakan karena tertiup angin kencang.     

Setelah itu, Reina turun dari motor Qiano dengan pelan.     

Qiano tidak bisa menyembunyikan ketawanya melihat ekspresi Reina  yang terkapar di pasir, dia menunduk tepat di atas wajah Reina sambil berkata, "Apa  kamu senang aku bawa ke pantai yang indah ini? "     

Reina  mendongak sambil tersenyum lebar. "Hari ini adalah impianku sejak dulu. Yaitu, bepergian ke tempat indah bersamamu. "     

"Walaupun kamu menghancurkan rambutku.  Lain kali, tidak  bisakah kamu memberitahuku lebih dulu kalau kita akan ke pantai dengan motor? Setidaknya aku bisa melalukan persiapan. Terlebih aku lupa mandi."Kata Reina lagi dengan cemberut.     

"Wow ... Jadi,  kamu belum mandi? Kalau begitu ayo kita mandi bersama!" Setelah mengatakan itu, Qiano melepas bajunya dan semua pakaiannya. Yang tersiksa hanya menyisakan celana dalamnya yang sampai lutut.     

Melihat Qiano telanjang dada, Reina  histeris karena malu. Ia khawatir tidak akan bisa menahan diri jika ia melihat keseksian Qiano terlalu lama.     

"Qiano ... Kenapa kamu melepas bajumu?"  Tanya Reina.     

Qiano tersenyum lalu  mengangkat tubuh Reina dan membawanya menuju ke pinggir laut.     

Reina benar-benar benar ketakutan sehingga ia  lebih mengeratkan pegangannya tangannya di leher Qiano.     

Dengan cepat tubuh mereka di hempas ombak, Reina  benar-benar marah sama Qiano karena dia diajak mandi di laut tanpa menggunakan krim pelindung dari tabir surya.     

Tidak lama setelah itu, Reina  keluar dari air setelah  di ceburkan oleh Qiano.     

Sambil  menyeka air dari  wajahnya Reina berkata, "Qiano ... Aku tidak akan melepaskan kamu!"     

Melihat tatapan mengerikan dari Reina, Qiano pun langsung  bangun dari duduknya dan segera  berlari menghindari amukan Reina.     

"Qiano ... Jangan lari kamu... berhenti ... Aku akan membunuhmu.." Teriak Reina sambil menunjuk kearah Qiano yang sedang berlari.     

Di pantai yang indah dan sepi itu mereka berdua bebas berteriak,  bahkan tertawa sepuas nya.     

Setelah lelah saling kejar, Qiano dan Reina  rebah di pasir dengan nafas yang tidak beraturan.     

Tidak lama setelah itu, Reina  melirik Qiano  sambil mengatur nafasnya. "Kenapa kamu tiba-tiba membawaku ke sini?  Apakah kamu sudah berubah pikiran?"     

Sambil menantang terik matahari di siang hari, Qiano menjawab,"  Aku hanya ingin menikmati hari ini bersamamu sebelum kamu kembali ke kota A "     

"Menikmati hari ini bersamaku, apa maksudmu? "Reina belum berani membuat kesimpulan karena dia takut akan kecewa.     

"Aku tidak pandai  menjelaskan apa yang tidak ingin aku jelaskan. Yang penting, kita bisa bermain di pantai tanpa beban atau masalah. Apakah kamu tidak senang pergi bersamaku?" Jawab Qiano tanpa ekspresi.     

"Aku sangat senang! Hanya saja kamu tidak bisanya mengajak pergi duluan makanya aku bertanya. " Kata Reina dengan gugup.     

Reina merasa malu saat menyadari kalau Qiano menatapnya sedari tadi tanpa berkedip.     

"Jangan terlalu banyak berpikir. Lebih baik kita kembali sekarang karena aku ada urusan sore nanti!"  Kata Qiano sambil berdiri.     

Setelah itu, Qiano mengulurkan tangan kanan nya untuk membantu Reina berdiri.     

Walaupun berat akan segera berpisah dengan Qiano, Reina tetap meraih uluran tangan Qiano.     

"Apakah hari ini cukup menyenangkan?" Tanya Qiano sambil berjalan bersamaan menuju parkiran.     

"Tidak. " Jawab Reina dengan ketus.     

Qiano mengerutkan keningnya. Ia benar-benar tidak mengerti kenapa Reina bersikap seperti ini.     

"Apakah aku ada salah?" Tanya Qiano.     

Reina menggeleng dengan cemberut.     

"Kalau begitu, kenapa kamu cemberut sejak tadi? Apakah kamu tidak senang aku ajak jalan-jalan?" Tanya Qiano lagi.     

Reina berhenti ketika mendengar pertanyaan Qiano.     

"Ada apa denganmu?" Tanya Qiano sambil menatap Reina dengan bingung karena tiba-tiba berhenti.     

Tanpa menjawab pertanyaan Qiano, Reina berjinjit lalu menarik wajah Qiano agar mendekat dengan wajahnya. Setelah itu, dengan berani Reina mencium bibir Qiano.     

Seketika itu Qiano terkejut. Dia mengedip-ngedipkan matanya ketika merasakan lembutnya bibir Reina yang melumat bibirnya.      

Menyadari kalau Qiano tidak membalas ciumannya, Reina pun berhenti dan kembali berdiri dengan tegak sambil menatap wajah Qiano.     

Reina tidak marah pada Qiano yang tidak mau membalas ciumannya. Karena dia cukup senang melihat Qiano tidak menghindarinya.      

"Terimakasih karena hari ini kamu membawaku ke tempat yang indah ini. Aku sangat senang, tapi aku menjadi tidak senang lagi ketika kamu mengajakku pulang. Padahal aku belum puas jalan-jalan bersamamu." Kata Reina sambil tersenyum lebar.     

Qiano yang sedari tadi diam karena masih kaget mendapatkan serangan dari Reina itu pun langsung tersadar. Ia menatap Reina dengan tatapan yang berbeda dari sebelumnya.      

"Memangnya kamu mau kemana lagi? " Tanya Qiano dengan gugup.     

Reina tampak berfikir. Dia ingin bersama Qiano sampai malam menjelang. Oleh karena itu dia harus menemukan tempat yang indah dan romantis untuk melewati sisa hari berdua bersama Qiano.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.