Istri Kecil Tuan Ju

Masa Lalu Kevin.



Masa Lalu Kevin.

0Tepat saat itu, dia mendengar suara ribut dari kamar orang tuanya. Karena penasaran, Kevin pun berjalan dengan mengendap-endap sambil mendengar pertengkaran itu.      
0

"Sudah 10 tahun kamu membohongiku! Apakah kamu tidak merasa bersalah?"Teriak ibu Kevin dengan berurai air mata.     

Kevin kaget mendengar suara teriakan ibunya. Tapi, Kevin tidak berani masuk sehingga dia memilih berdiri di depan pintu.     

Sementara itu, kakak nya sedang tidak ada di rumah sehingga Kevin merasa sendirian dan ketakutan.     

Ayah Kevin terdengar sedang mencoba menenangkan istrinya.     

"Sayang ... Tolong maafkan aku! Aku tidak bermaksud membohongimu, aku terpaksa menikahinya!"     

Tatapan Ibu Kevin semakin gelap mendengar pengakuan tidak berdosa dari suaminya.      

"Apa kamu bilang? Kamu terpaksa? Bahkan kamu sudah punya anak yang hampir seusia anak kita Kevin. Tapi, kamu masih bilang itu terpaksa?" Teriak Ibu Kevin lagi.     

Ayah Kevin kehilangan kata-kata sehingga ia memilih untuk menundukkan kepalanya.     

"Aku akan pulang ke rumah ayahku! Aku akan ceritakan semuanya pada Ayah agar kamu di pecat sebagai wakil Direktur. " Setelah itu Ibu Kevin mengambil kopernya lalu memasukkan semua bajunya di koper itu.     

"Jika kamu berani meninggalkan rumah ini, maka kamu tidak akan pernah bisa melihat kedua anak kita!"Karena merasa kehilangan akal, Ayah Kevin mencoba mengancam Ibu Kevin yang sangat mencintai kedua anaknya itu.     

Ibu Kevin tersenyum pahit. "Kamu tidak bisa menggunakan mereka untuk menghentikanku, tenang saja aku akan segera mengirim surat cerai padamu!"     

Mendengar perkataan ibunya, Kevin tiba-tiba masuk ke kamar dan menatap kedua orang tuanya dengan dengan berurai air mata.      

"Mama jangan pergi! Jangan tinggalkan aku dan kakak!" Kata Kevin sambil sesegukkan.     

"Sayang maafkan Mama! Kamu tidak akan bisa mengerti, aku berjanji akan kembali menjemput kamu dan kakakmu!"      

Setelah mengatakan itu, Ibu Kevin menarik kopernya. Akan tetapi, Kevin merengek menghentikanya hingga sampai pintu depan.     

"Sayang ... Tolong fikirkan anak-anak kita! Bagaimana mereka tanpa kamu?"      

Ibu Kevin menyeringai jijik kearah suaminya. Setelah itu ia menunduk melihat putranya.     

"Tenang saja sayang, aku akan mengurusmu dengan kedua anakmu!" Istri Kedua ayah Kevin pun tiba-tiba datang membawa anak lelakinya dan dengan senyum merekah dia menatap Ibu Kevin.     

Kevin dan Ibunya langsung menoleh kearah perempuan itu dengan sinis.     

"Kamu memang ular! Sahabat macam apa yang diam-diam menikung sahabatnya selama 10 tahun, kamu memang brengsek! " Ibu Kevin kehilangan kesabaran, dia mencoba menyerang istri kedua suaminya itu namun tangannya di tarik oleh suaminya lalu mendorongnya hingga jatuh.      

Kevin geram melihat apa yang dilakukan ayahnya pada ibunya.      

"Mama ... " Teriak Kevin. "Apakah Mama tidak apa-apa? " Tanya Kevin setelah memegang tangan Ibunya.     

Ibu Kevin menatap Kevin dengan ekspresi sedih, namun belum sempat dia mengatakan apapun, suaminya menarik lengan Kevin dan menyeretnya masuk ke dalam kamarnya.     

"Aku mau ikut Mama ... " Kevin berusaha melaksanakan diri tapi ia tidak cukup kuat untuk melawan ayahnya.     

Setelah itu, Ayah Kevin mendorong Kevin masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya.      

"Papa buka! Aku ingin ikut Mama!"Kevin berteriak sekencang-kencangnya sambil memukul pintu kamarnya.     

"Kevin diamlah! Papa melakukan ini demi kamu, percayalah Mama mu akan segera kembali!" Kata Ayahnya.     

Setelah itu, suara Ayah Kevin menghilang dari balik pintu.      

Kevin merosot ke lantai sambil menangis karena dia tidak bisa berbuat apapun.     

Beberapa hari berlalu, saudara tiri Kevin tinggal di rumah bersamanya. Sedangkan kakak nya berhasil di bawa pergi oleh Mama nya.      

Ibu tirinya pun ikut pindah dan menguasai rumah.     

"Mengapa kamu di kamarku? "Ekspresi Kevin menjadi gelap ketika pulang sekolah dia menemukan saudara tirinya itu sedang tidur di kamarnya serta semua barang-barangnya sudah ada di kamar itu.      

Saudara tirinya itu pun terkejut melihat Kevin, dengan segera dia bangun dan berkata, "Ini kamarku sekarang!"     

"Siapa yang bilang begitu? "Kevin semakin geram.      

"Papamu yang memerintahkannya."Tiba-tiba ibu tirinya muncul dari belakang Kevin.     

Kevin berbalik dan memandang ibu tirinya dengan kesal. "Aku tidak mengizinkannya, ini kamarku dari sejak aku kecil. Sekarang juga keluar dari kamarku! "     

"Kevin ... Kenapa kamu berteriak sama ibu mu?" Ayah Kevin. muncul dan membela istri barunya itu.     

Ibu tiri Kevin mencoba mengambil simpati suaminya dengan berkata, "Sayang jangan marah pada Kevin, wajar saja dia kesal karena saudara tirinya memang tidak pantas menempati ruangan besar ini. "     

"Dia juga anak ku! Jadi, dia berhak mendapat apa yang di dapat Kevin. "Ayah Kevin melirik kearah Kevin lalu berkata, "Kevin ... Tolong sayangi adikmu dan hormati ibu mu!"     

Kevin menjadi semakin kesal mendengar perkataan ayahnya. "Dia bukan ibu ku! dan anak itu juga bukan adik ku. "     

Plak...     

Satu tamparan mendarat di pipi Kevin. Seketika itu Kevin jatuh ke lantai sambil memegang pipinya.     

"Kevin maafkan Papa ... Ayo papa bantu!" Ayah Kevin mencoba meraih tangan Kevin.     

Akan tetapi, Kevin langsung menepis tangan Ayahnya dengan tatapan yang mengerikan.     

"Mulai hari ini aku sudah tidak punya ayah lagi! Aku benci sama kalian semua!" Kevin bangun dan menantang tatapan Papanya, setelah itu dia berlari keluar rumah sambil menangis dan memegang pipinya.      

Setelah itu, Kevin berhasil pulang ke rumah kakeknya. Akan tetapi, dia harus menerima kenyataan kalau ibunya meninggal karena overdosis obat tidur.      

Sejak saat itu, Kevin sangat membenci ayahnya dan memutus semua hubungannya.      

Back.     

Mengingat kejadian itu, Kevin merasa perih di ulu hatinya.      

Beberapa tahun lalu, ayahnya di nyatakan bangkrut. Oleh karena itu, ayahnya menelponnya untuk meminta bantuan. Akan tetapi, Luan Grup adalah milik kakeknya sehingga Kevin menggunakan alasan itu untuk menolak permintaan ayahnya. Selain itu dia juga tidak ingin membantu orang yang sudah menyakiti dia dan ibunya hingga meninggal.     

Tepat saat itu, Maxwell akhirnya masuk setelah lama berpikir.     

"Hi ... Apa aku boleh masuk? " Maxwell tersenyum manis ketika ia sudah berada di depan Kevin.     

Kevin mengerutkan keningnya sembari memberikan tatapan sinis kepada Maxwell. Seketika itu Maxwell bergidik ngeri.     

Maxwell sudah masuk ke ruangan Kevin, tapi dia masih bertanya sehingga Kevin merasa semakin kesal padanya.     

"Ada apa lagi kaku menemui ku? Tidak cukup apa yang sudah kamu lakukan padaku? Orang lain yang salah, tapi kenapa aku ikut kena getahnya? " Tanya Kevin dengan suara yang meninggi.     

"Aku minta maaf! Jadi, jangan marah lagi! Nanti kamu kelihatan tua." Kata Maxwell sambil bersiap untuk duduk di kursi depan meja Kevin.     

"Berhenti ... " Kevin berteriak sambil menunjuk kursi itu.     

Maxwell pun terkejut sehingga ia mengurungkan niatnya untuk duduk.     

"Kenapa? Apakah aku tidak boleh duduk?" Tanya Maxwell dengan cemberut.     

"Kamu sebaiknya pergi dari sini karena melihat wajahmu membuatku ingin memukul orang." Kata Kevin setelah menarik nafas dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.