Istri Kecil Tuan Ju

Ketakutan.



Ketakutan.

0"Sakit ... " Rintih Jasmin saat Daniel semakin menekan  rambutnya kebawah.     
0

"Bagaimana mungkin seorang istri membandingkan suaminya dengan lelaki lain? Apa kamu tidak takut aku membunuhnya?" Bisik Daniel.     

"Hahahaha ... " Jasmin langsung tertawa mendengar bisikan Daniel yang dai anggap konyol.     

"Kenapa kamu tertawa?" Tanya Daniel dengan heran tanpa mau melepaskan tangannya dari rambut Jasmin.     

Sambil menahan sakit, Jasmin berkata,"Aku bersyukur Maxwell tidak pernah tahu kalau aku sudah menikah dengan sampah sepertimu, setidaknya kamu bisa selamat darinya. Karena tidak akan segan-segan untuk membunuh siapapun yang menyakitiku."     

Ekspresi Daniel semakin gelap, dia tidak bisa menerima pengunaan Jasmin.     

"Baiklah, jangan salahkan aku jika aku harus melakukan hal yang tidak akan pernah bisa kamu bayangkan sebelumnya. Selain itu, Papa mu sudah menyerahkan dirimu padaku kembali seperti dulu. Kakek Zen Luan akan sangat senang jika kedatangan cucu menantunya lagi." Ucap Daniel sambil tersenyum licik.     

Seketika itu, Jasmin terkejut sekaligus ketakutan. Ia bisa menebak kalau Daniel akan melakukan hal buruk padanya.      

"Jika kamu tidak mau menceraikan aku, maka aku akan melakukannya terlebih dahulu. Aku akan mengajukan gugatan ke pengadilan." Kata Jasmin dengan gemetaran.     

"Sebelum itu, aku akan memberikan kamu anak! Jadi, malam ini hingga malam kamu dinyatakan hamil, aku akan tetap bercinta denganmu. Dan aku tidak perduli kamu mau apa tidak. Soal karirmu, aku akan mengurus pernyataan tentang pensiun nya kamu dari dunia Entertainment. Bagaimana? Rencana ku sempurna bukan?"      

Jamin mengamuk dan merasa frustasi mendengar rencana buruk Daniel. Ia. Berusaha melepaskan diri dari Daniel karena ia tidak mungkin mau memiliki anak darinya. Bahkan, ia jijik disentuh oleh Daniel.     

"Lepasin aku ... " Akhirnya Jasmin menangis karena ia tidak mau tidur bersama Daniel. Apalagi sampai memiliki anak.     

Selain itu, dia belum mau pensiun dari dunia Entertainment yang sudah membuatnya menjadi orang yang terkenal di seluruh dunia.     

Jasmin terus menangis dan berteriak, tapi Daniel tidak mau mendengarnya. Daniel malam menutup mulut Jasmin menggunakan sapu tangannya. Sementara itu, tangannya di ikat kebelakang.      

Setelah semuanya selesai, Daniel menyelimuti tubuh Jasmin menggunakan jasnya lalu menutup mulut Jasmin dengan masker agar tidak ada yang curiga kalau dia sedang menyandra seorang perempuan.     

Tidak lama kemudian, Danie membawa Jasmin pergi dari Bar itu dengan susah payah karena Jasmin tidak bisa diam.      

'Perempuan sialan ini membuatku sangat repot. Harusnya aku membawa beberapa pengawal ku agar bisa membantuku. Tapi, aku tidak bisa mengundang perhatian banyak orang disini. Aku tidak mau kakek mengetahui kalau aku sedang berada di Bar bersama perempuan.'Batin Daniel sambil menyeret Jasmin melalui pintu belakang karena di pintu depan terlalu banyak orang.     

Sesaat kemudian.     

Mereka sampai di luar, Daniel pun langsung membuat panggilan kepada sopirnya  untuk membawa mobil ke pintu belakang Bar itu.     

"Halo bos!" Terdengar suara sopirnya dari seberang telepon.     

"Bawa mobil kebagian belakang Bar in! Cepat!" Kata Daniel dengan heran karena ia kewalahan menahan Jasmin yang terus mengamuk.     

"Baik bos!"      

Setelah itu Daniel menutup panggilannya llau menoleh kearah Jasmin.     

"Tenanglah jika kamu tidak mau aku pukul!" Bisik Daniel sambil tersenyum licik.     

Jasmin pun langsung tenang karena dia harus memastikan dirinya untuk tetap sadar agar bisa mencuri kesempatan untuk kabur.     

'Ya Tuhan,  tolong selamatkan aku! Aku tidak mau lelaki bejat ini melaksanakan rencananya padaku. Tolong kirim seseorang untuk menolongku! Jika dia perempuan maka aku akan menjadikannya saudara perempuan ku. Tapi, jika dia lelaki aku juga akan menjadikannya sahabatku.'Batin Jasmin yang mulai pasrah karena tidak tahu bagaimana caranya ia bisa lepas dari Daniel.     

Tepat saat itu, ia teringat Maxwell. Hanya Maxwell yang saat ini terlintas di pikirannya.      

'Maxwell tolong aku! '     

Jasmin benar-benar berharap agar Maxwell mendengar suara hatinya seperti sebuah keajaiban.     

Tiba-tiba, mata Jasmin melotot saat melihat Daniel mencincang kemejanya sehingga ia tidak lagi memegang tangannya. Jasmin pun menggunakan kesempatan itu untuk kabur.     

Setelah mengumpulkan keberaniannya, Jasmin pun menyingkirkan Jas Daniel dari pundaknya lalu melarikan diri dari belakang Daniel.     

Menyadari Jasmin yang kabur, Daniel pun segera menoleh lalu mengejar Jasmin. Namun sebelum itu, ia membuat panggilan kepada beberapa pengawalnya untuk membantunya mendapatkan Jasmin kembali.      

"Jasmin ... Berhenti kamu ... " Teriak Daniel sambil berlari. Tapi, malam semakin larut, Jasmin sengaja melewati jalan yang tidak begitu terang agar Daniel tidak melihatnya. Ia ingin berteriak minta tolong, tapi mulutnya di tutup.      

'Jangan harap kamu bisa melarikan diri dariku lagi! Kamu harus aku bawa pulang agar kakek mau memberikan Luan Grup padaku! Kalau bukan kamu kuncinya, aku sudah menceraikan kamu dari dulu!' Batin Daniel.     

Jasmin terus berlari, akan tetapi tenaganya hampir habis. Ia pun terjatuh di trotoar yang cukup terang karena sorot lampu jalan memantul ke posisi Jasmin sekarang.     

"Ahhh .. " Jasmin merintih kesakitan karena lututnya berdarah dan dia mulai kesulitan bangun karena tangannya yang terikat.     

Dari kejauhan, Daniel tersenyum. Ia pun sengaja melambatkan jalannya karena ia tahu kalau Jasmin tidak akan bisa melarikan diri darinya.      

Tepat saat itu, Qiara yang baru saja pulang Syuting, menghentikan taxi yang dia tumpangi ketika ia melihat Jasmin diseret oleh Daniel. Ia bisa menebak dari sorot mata orang yang diseret kalau ia memohon pertolongan.     

Tanpa pikir panjang, Qiara pun segera keluar dari taxi. Walaupun ia tidak mengenal Jasmin karena tertutup masker, tapi Qiara tidak bisa tinggal diam melihat perempuan diperlakukan dengan tidak baik oleh seorang lelaki.      

"Tuan ... Tolong lepaskan dia!"      

Daniel pun berhenti ketika mendengar suara teriakan Qiara yang cukup keras itu.     

Ia dan Jasmin langsung menoleh ke sumber suara. Seketika itu, Jasmin melotot melihat siapa wanita yang sudah berani menghentikan Daniel.     

'Bukankah itu Qiara? Kenapa dia ada di luar malam-malam seperti ini? Apakah Julian tahu? Tapi, kenapa dia begitu berani menghentikan Daniel?'Batin Jasmin.     

"Siapa kamu yang sudah berani menghentikan ku?" Tanya Daniel sambil menekan lengan Jasmin degan erat agar ia tidak mencoba melarikan diri.     

Sementara itu, Qiara belum menyadari kalau perempuan itu adalah Jasmin.      

"Saya hanya pejalan kaki yang tidak bisa melihat perempuan di perlakukan dengan tidak baik." Jawab Qiara sambil menantang tatapan Daniel.     

'Dari sorot matanya memancarkan keberanian, apa mungkin dia sudah gila? Dia tidak tahu siapa orang yang sedang dia hadapi. Julian, datanglah karena aku dan istrimu dalam bahaya!' Batin Jasmin.     

"Sebaiknya kamu jangan ikut campur jika kamu tidak mau kena masalah! Sekarang cepatlah pergi sebelum pengawal ku datang kesini!" Kata Daniel sambil menunjuk kearah Qiara dengan tatapan yang buas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.