Istri Kecil Tuan Ju

Hatiku Sakit !



Hatiku Sakit !

0"Saya mengerti kenapa kakak membenci saya. Oleh karena itu saya tidak akan menyangkalnya. " Kata Qiara dengan tegas.      
0

"Aku memang tidak menyukai Julian. Tapi, bagaimana pun juga dia adikku, oleh karena itu aku tidak akan membiarkan adik dan keponakanku disakiti lagi oleh kamu. Jadi, untuk apa kamu ada disini menggangu hubungan Julian dan Viona, tidakkah kamu tahu kalau mereka akan segera menikah? " Kata Jasmin.      

Qiara terdiam karena ia tidak tahu harus berkata apa, ia merasa pantas menerima kebencian itu karena apa yang dia lakukan dulu memang sangat keterlaluan.      

"Tolong ingat ucapan ku, jika kamu masih berada di disini, maka aku tidak akan memberi kamu ampun. " Setelah mengatakan itu, Jasmin berbalik meninggalkan Qiara sembari mengenakan kaca mata nya.      

"Tunggu dulu kak! " Qiara mencoba menahan Jasmin karena ia merasa ada hal yang ingin ia sampaikan kepada Jasmin.      

"Kenapa kamu menghalangiku? Kamu pikir bisa merayuku? " Tanya Jasmin.      

"Aku tidak akan merayu kakak. Aku cuma mau mengatakan kalau aku adalah Ibu kandung Zio, jadi aku berhak ada di sampingnya. Selain itu, aku dan Julian saling mencintai dan kami sudah menikah kembali. " Qiara tidak punya pilihan selain jujur karena menurutnya ini yang terbaik, daripada Jasmin mengusirnya dari hidup Zio.      

Ekspresi Jasmin langsung berubah saat mendengar apa yang Qiara katakan. Bagaimana mungkin mereka menikah lagi dengan diam-diam seperti dulu?      

"Apa kamu gila? " Tanya Jasmin yang masih tidak mempercayai apa yang baru saja ia dengar.      

"Aku tidak gila, yang kakak dengar adalah kenyataan. Aku adalah istri sahnya Julian, oleh karena itu aku tidak akan mengizinkan suamiku menikahi wanita lain. " Kata Qiara dengan tegas.      

"Perempuan gila... Kamu pikir bisa membodohi ku? Itu tidak akan mungkin. Jadi, bangun dari mimpimu dan tingalkan adikku sebelum aku membuatmu menyesal. Zio adalah anakku sejak ia pertama kali memanggilku Momy, jadi dia tidak akan pernah menerima Ibu sejahat kamu. " Teriak Jasmin karena rasa sakitnya saat melihat bayi malang Zio di tinggal sendiri oleh ibunya masih membara.      

"Dulu aku menghargai pilihan Mama ku. Dia tidak mungkin salah pilih menantu. Tapi, aku sangat kecewa dan sakit hati melihat Zio yang ditinggal ibunya setelah lahir. Beberapa bulan setelah itu, ia sakit karena tidak cocok dengan susu formula. Dokter menyarankan agar ia meminum asi ibu nya karena itu adalah obat mujarab. Tapi, kamu seperti hilang di telan bumi. Akhirnya, anakku yang malang masuk inkubator selama satu bulan. Selama itu, Julian cuti dari kantor karena dia harus ada di rumah sakit untuk memeluk anaknya. Duduk berjam-jam tanpa baju. Dan ada banyak lagi penderitaan yang kamu berikan pada mereka berdua. Sekarang, mudah sekali kamu kembali pada mereka? Apa kamu tidak punya malu?" Sambung Jasmin sambil meneteskan air mata.     

Qiara terkejut mendengar cerita Jasmin. Ia tidak pernah menyangka kalau Julian dan Zio sudah melewati hari-hari sulit seperti itu. Seketika itu Qiara meneteskan air mata dengan deras karena hatinya tiba-tiba terasa sesak.     

Setelah mengatakan itu, Jasmin menyeka air matanya. Karena dia merasa muak melihat wajah Qiara apalagi air matanya.     

'Aku bukan Qiara yang cengeng, aku harus bisa mempertahankan apa yang aku miliki saat ini, tidak ada yang bisa mengambilnya lagi dariku. Kami bertiga tidak akan terpisahkan lagi. Aku akan pastikan itu. Karena aku ingin menebus semua penderitaan mereka berdua. 'Ucap Qiara sembari menyeka air matanya yang mengalir.      

Setelah itu, Qiara segera menyusul Zio di kamarnya karena dia ingin lebih banyak bersama anaknya, agar ia bisa dipanggil ibu seiring berjalannya waktu.      

Sesaat Kemudian.     

Qiara masuk ke kamar Zio, ia melihat anak lelakinya itu sedang duduk sambil melukis.      

Dengan cepat Qiara menghampiri Zio lalu memeluknya. Seketika itu Zio terkejut dan melirik Qiara.     

"Kenapa Tante memelukku?" Tanya Zio dengan heran.     

"Tante sangat khawatir saat tidak menemukanmu di ruang tamu. Makanya Tante memelukmu. " Jawab Qiara sambil sesegukkan karena ia tidak bisa menahan air matanya.     

'Maafkan Mama sayang! Mama tahu kalau kesalahan Mama sangat besar dan mungkin sulit untuk kamu maafkan jika kamu tahu. Tapi, Mama akan menebus semuanya. Mama janji sayang!'     

Zio terdiam sesaat, setelah itu ia melepaskan diri dari pelukan Qiara. Ia lalu menatap Qiara dengan ekspresi penuh arti.     

Tanpa mengatakan apapun, Zio langsung menyeka air mata Qiara yang berlinang di pipinya.      

"Tante jangan menangis! Aku sudah ada disini." Kata Zio sambil tersenyum.     

Hati Qiara langsung hangat melihat senyum langka milik Zio.      

"Iya. Tante tidak akan menangis lagi. Apakah Tante boleh memelukmu kagum?"      

Tanpa menjawab, Zio langsung berdiri dan memeluk Qiara dengan erat. Seketika itu Qiara membalas pelukan Zio dengan hangat. Ia lalu mencium habis wajah tampan Zio dengan rakus.     

'Hatiku sakit saat memeluk Zio. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana sulitnya Julian merawat Zio sendirian. Maafkan aku!' Qiara menangis sesegukkan sambil memeluk Zio dengan erat.     

Setelah itu, Qiara menarik nafas dalam dan menyeka air matanya. Ia lalu menemani Zio melukis.     

Keesokan Paginya.      

Pagi ini Qiara ada syuting dan untuk pertama kalinya ia mau diantar oleh Julian ke lokasi.      

Kejadian kemarin sengaja Qiara tidak ceritakan ke Julian karena ia tidak ingin Julian merasa tidak enak padanya. Selain itu, ia juga tidur lebih awal semalam dan tidak tahu Julian pulang jam berapa.     

"Sayang, kamu jangan banyak pikiran, fokus pada pekerjaanmu. Soal Kak Jasmin dan Nathan akan aku urus sesegera mungkin!" Kata Julian sambil mencium kening Qiara.      

"Bagaimana kabar Nathan dan Kak Yumi? " Tanya Qiara sebelum ia keluar.     

"Aku pikir mereka sedang menikmati liburan bersama, karena Kak Jasmin sudah mengatur semuanya untuk mereka. Tentu saja Papa tidak akan bisa menemukan mereka untuk sementara!." Jawab Julian.      

"Aku harap semua berakhir baik. Oh iya, aku kangen sama Mama, apakah dia sehat? "      

"Mama sangat sehat. Tapi, ia belum bisa menerima kamu kembali. Walaupun begitu, aku akan bicara pelan-pelan padanya hingga Mama menerimamu sehingga kita bisa menggelar pesta pernikahan kita dan membawa Mama Renata tinggal bersama kita.."      

Julian berusaha meyakinkan Qiara agar ia tidak terbawa pikiran akan hal-hal yang bisa menggangu karirnya.      

"Aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuk menebus kesalahanku. Baiklah aku akan masuk sekarang! "     

"Iya."     

Setelah itu Qiara mencium punggung tangan Julian sebelum ia keluar dari mobil, seketika itu Julian terkejut karena ini pertama kalinya Qiara bersikap seperti istri yang patuh.      

'Dia mencium punggung tanganku sebelum pergi? Apa aku tidak sedang bermimpi?' Batin Julian sambil tersenyum malu.      

"Aku pergi! " Ucap Qiara lalu menutup pintu mobil kembali.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.