Istri Kecil Tuan Ju

Maaf Aku Berbohong!



Maaf Aku Berbohong!

0"Aku pergi! " Ucap Qiara lalu menutup pintu mobil kembali.      
0

Tidak lama setelah itu, ia beranjak memasuki lokasi sambil melirik kearah mobil Julian yang belum juga pergi meninggalkan tempat itu.     

"Liana!" panggil Aurel dari arah yang berlawanan.      

Qiara tidak menghiraukan panggilan itu karena ia terus menatap lurus di tempat dimana mobil Julian masih belum juga bergerak.     

"Hey... Liana! " Aurel menepuk bahu Qiara , seketika itu Qiara tersentak kaget lalu menatap Aurel dengan ekspresi yang rumit.     

"Kak Aurel ..?" Ucap Qiara dengan gagap karena ia terkejut melihat Aurel tiba-tiba memergoki dia masih memperhatikan mobil Julian.      

"Apa yang sedang kamu lihat?" Tanya Aurel sembari menatap ke arah pandang Qiara.      

"Tidak ada. Heee... " Jawab Qiara sambil tersenyum. Ia lega karena Julian sudah pergi sebelum Aurel melihat mobilnya.      

Qiara terpaksa berbohong, karen ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia sedang melihat suaminya. Qiara tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Aurel jika tahu kalau dia adalah istri Julian.      

'Maaf kak Aurel, aku belum bisa memberitahumu tentang aku dan Julian, karena ini belum waktunya! 'Batin Qiara dengan ekspresi bersalah.      

"Ada apa dengan ekspresi mu itu? Apakah ada yang mencoba menekan mu? " Tanya Aurel sambil memicingkan matanya.      

"Sebaiknya Kau jangan terlibat skandal apapun yang bisa merusak popularitas mu karena kamu pendatang baru yang baru saja naik daun di debut pertama mu" Sambung Aurel lagi.     

Qiara langsung mengangguk dengan semangat karena dia memang tidak ingin terlibat skandal apapun.      

Setelah itu, dengan senyum merekah Qiara berjalan di samping Aurel.     

Di kota C.     

Sementara itu Nathan dan Yumi menghabiskan sisa waktu mereka dengan berjalan-jalan dan ini adalah hari terakhir mereka.     

"Hari ini kita mau ke mana?" Tanya Yumi sambil menatap Nathan yang sedang fokus menyetir itu.     

"Lihat saja nanti" Jawab Nathan sambil tersenyum.     

Yumi pun langsung mengangguk sambil memperhatikan wajah Nathan yang selalu bersinar di matanya. Cinta pertamanya yang penuh dengan perjuangan.     

Atas perintah Jasmin, Nathan dan Yumi tidak mengaktifkan nomer mereka sehingga mereka merasa lebih tenang dan nyaman.     

"Apa kamu tahu? " Tanya Nathan memulai pembicaraan.      

"Apa? " Sahut Yumi sambil tersenyum.      

"Aku grogi. "Jawab Nathan dengan pipi yang memerah karena malu.      

Yumi terkejut mendengar pengakuan Nathan yang menggemaskan. Bagaimana mungkin seorang lelaki seperti Nathan bisa bersikap seperti itu.      

" Hahahaha... Kenapa pipimu memerah begitu? Apakah kamu benar-benar malu? "Tanya Yumi sambil menahan senyumnya.      

"Jangan menggodaku, aku sedang berada dalam masa muda, jadi wajar aku begini. Oh iya, kota ini adalah kota kecil yang indah. Aku pernah datang kesini sekali bersama Mama.. "Tutur Nathan dengan senyum yang merekah.      

"Wow... Aku jadi penasaran akan dibawa kemana oleh lelaki tampan di sampingku ini. " Ucap Yumi.      

"Kamu tenang saja, tempat yang akan kita tuju adalah tempat dimana banyak kebahagiaan. "      

"Benarkah? Aku menjadi sangat bersemangat mendengarnya. Baiklah, ayo lebih cepat lagi jalannya! " Sahut Yumi dengan penuh semangat.     

Nathan langsung mengangguk sambil tersenyum, ia pun mempercepat jalannya menuju lokasi dimana ia sudah merencanakan sesuatu untuk Yumi.      

Beberapa Saat Kemudian.     

Mereka sampai di tempat tujuan. Yumi mengerutkan keningnya ketika melihat tempat itu.     

"Pantai Asuhan? Kenapa kamu mengajakku ke sini?" Tanya Yumi sembari melihat Nathan dengan bingung.      

"Ayo keluar!"     

Nathan keluar tanpa menjawab pertanyaan Yumi.      

'Kenapa dia mengajakku kesini? Aku pikir kami akan ke suatu tempat yang romantis, tapi kenapa justru ke pantai asuhan? ' Batin Yumi dengan bingung.     

Setelah membatin, Yumi pun turun mengikuti Nathan lalu berdiri di dekat mobil sambil menatap gerbang yang cukup tinggi itu.      

"Ayo kita masuk dulu! " Ujar Nathan sembari mengajak Yumi masuk.      

Yumi pun mengikuti Nathan dengan patuh tanpa banyak pertanyaan.     

Tidak lama setelah itu, Yumi tersentak kaget saat Seseorang menarik tasnya dari arah samping.      

"Kakak cantik ..."     

Yumi langsung menoleh dan menemukan seorang gadis kecil yang menggemaskan sedang menggendong boneka lumba-lumba nya.     

"Hay . Anne... !" Sapa Nathan lebih dulu saat mendengar suara Anne.      

"Halo Papa ganteng... " Sambut Anne sambil tersenyum melihat wajah tampan Nathan.      

'Papa? Kenapa gadis kecil ini memanggil Nathan Papa? ' Batin Yumi yang mulai hilang ketenangan lalu berprasangka buruk.      

"Kenapa kakak menatapku seperti itu?"     

Tanya Anne.     

Nathan pun ikut melihat ekspresi Yumi yang aneh saat melihat Anne.      

"Apa kamu baik -baik saja?"     

Nathan mulai cemas dengan Yumi.      

"Kenapa dia memanggilmu Papa, apakah dia anakmu? " Tanya Yumi dengan bibir yang bergetar karena takut menerima kenyataan yang tidak sanggup di bendung oleh hatinya.      

Nathan tersenyum mendengar pertanyaan Yumi.      

"Kalau kamu menyukai Anne, maka dia bisa menjadi anak kita. Bagaimana? " Kata Nathan.      

"Anak? Apa itu artinya dia memang anakmu, lalu siapa ibunya? "      

Yumi mulai hilang ketenangan karena tidak menyangka kalau Nathan sudah membohonginya.      

Anne menunduk sedih ketika mendengar pertanyaan Yumi tentang ibu.      

"Aku membiarkannya memanggilku Papa karena dia sangat menyukaiku. Tapi, dia akan langsung sedih saat orang menanyakan dimana ibunya. " Bisik Nathan.      

Yumi langsung merasa bersalah mendengar penjelasan Nathan, ia pun langsung berjongkok menyamakan tingginya degan Anne yang masih berusia lima tahun itu.     

'Andaikan Axel masih hidup ...' Batin Yumi.     

"Khem ... .. Aku benar-benar tidak bermaksud menyakitimu. Maafkan aku yang sudah menyinggung mu!" Kata Yumi dengan tulus.      

"Tidak apa-apa. Oh iya, ini adalah rumah bagi anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Jadi kakak cantik tidak perlu merasa bersalah karena kami memang tidak punya Papa dan Mama. " Ucap Anne sambil tersenyum ceria.     

Hati Yumi langsung tersentuh dan merasa malu, karena ia masih memiliki Ibu, daripada Anne yang tidak tahu sama sekali siapa keluarganya.      

'Aku lebih beruntung, tapi aku masih suka mengeluh. 'Batin Yumi.      

Tanpa sadar Yumi meneteskan air mata karena tidak tahan melihat tatapan Anne yang mengisyaratkan kerinduan dan kekuaatan.      

"Oh iya, aku mengajakmu ke sini untuk menghibur anak-anak disini, karena dulu Mama sering banget mengajakku ke tempat ini. Selain itu, aku punya kejutan untukmu disini.!" Ucap Nathan.     

"Nimas Ayumi kan? "Tanya Anne ketika ia melihat jelas wajah Yumi dan menyeka pembicaraan Nathan dan Yumi.     

Nathan tersenyum sambil mengangguk kepada Anne.      

"Wow ... Keren. Aku fansmu kakak. Bagaimana bisa Aku tidak mengenalimu tadi?" Kata Anne sembari memeluk erat tubuh Yumi dengan kegirangan.     

"Benarkah?"      

"Tentu saja! Aku sangat menyukai lagu-lagumu! " Jawab Anne dengan mata yang berbinar.      

"Kenapa kamu menyukai kakak? "Tanya Yumi yang merasa bangga karena bertemu fans nya yang masih kecil dan menggemaskan.     

"Karena lagu- lagu kakak membuatku semangat untuk hidup dan tersenyum. " Jawab Anne dengan semangat.     

Yumi tertegun mendengar jawaban Anne, ia terharu karena lagu yang dia nyanyikan bisa membawa hal baik bagi seorang anak kecil yang mungkin tidak memiliki harapan hidup saat ia ditinggalkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.