Istri Kecil Tuan Ju

Mengidolakannya.



Mengidolakannya.

0Salah satu dari penjahat itu  berjalan mendekati Qiara dengan sombong dan percaya dirinya.     
0

Tepat saat ia akan menyentuh wajah Qiara, tangannya langsung di hentikan lalu di tekuk ke belakang.     

"Arggg ... " Ringis lelaki itu sambil memegang bahunya yang terasa sakit.     

Gadis itu tercengang bercampur rasa kagum melihat keahlian Qiara. Dia tidak menyangka kalau Qiara  bisa melawan para penjahat dengan lincahnya.      

Tidak terima temannya dikalahkan oleh wanita sampai babak belur, salah satu dari penjahat itu akhirnya mengeluarkan pisau tajam lalu menyerang Qiara.     

Seketika itu, Qiara menghindar dari serangan  dengan gerakan cepat. Setelah itu  ia mengangkat kakinya untuk melakukan gerakan salto lalu menendang tepat di bagian tangan penjahat itu, seketika itu pisau tajam itu terjatuh. Qiara pun, langsung memungut pisau itu.      

"Apa kalian masih tidak mau pergi?" Tanya Qiara sambil bersiap menyerang mereka dengan bersenjatakan pisau yang sudah ia pungut.      

"Mundur kalian semua! Jangan ada yang maju!"  Teriak  ketua itu dengan gemetaran.      

Tapi, para lelaki  itu tidak kehilangan akal, mereka mencoba menyelamatkan ketua mereka namun sayangnya Qiara langsung menyerang mereka dan berhasil membuat sayatan di bagian perut mereka secara bergiliran.      

Sekali lagi gadis itu termenung dan heran dengan kemampuan Qiara yang bisa mengalahkan empat orang lelaki yang menyeramkan itu, ia pun menjadikan Qiara idolanya mulai hari ini.      

Segera setelah itu mereka semua minta ampun sambil berjongkok, karena merasa tidak punya urusan, Qiara langsung melepaskan mereka.      

Seketika itu, mereka melarikan diri sambil memegang perut mereka yang terkena sayatan pisau.      

Gadis itu  masih tertegun karena gerakan Qiara tidak bisa di cerna oleh logikanya. Baru kali ini ia  melihat gadis seperti Qiara yang lincah dan ahli bela diri.     

"Sudah aman, lain kali jangan memilih tempat sesepi ini, carilah jalan yang ramai!" kata Qiara sambil tersenyum kearah gadis muda itu.     

Seketika itu ia tersadar lalu tersenyum dan menyodorkan tangan kanannya sambil berkata, "Namaku Audrey ... Terimakasih sudah menolongku!"      

"Tidak perlu terimakasih, aku ini orang baik makanya menolong mu. Tapi, kamu harus membalas ku. " Kata Qiara sambil tersenyum licik.      

"Membalas mu? Maksudnya" Tanya Audrey dengan heran.      

"Aku bercanda... Hehehe ..." Sahut Qiara sambil terkekeh lalu mengedipkan matanya.     

"Hehehehe ... Kalau begitu apa kita boleh menjadi teman? Nama nona siapa? " Kata Audrey dengan semangat.     

"Panggil saja aku Qiara, ya sudah aku akan pergi sekarang!" Setelah mengatakan itu, Qiara pun berbalik tanpa menanyakan banyak hal pada Audrey.     

"Kakak Qiara .... Tunggu!" Audrey  merasa belum mengucap terimakasih dengan benar sehingga ia memanggil Qiara lagi.     

"Apa?" tanya Qiara setelah melihat Audrey berdiri di depannya.     

"Apa aku boleh main ke rumahmu? Atau membantumu apa gitu untuk membalas kebaikanmu hari ini? " Tanya Audrey  dengan ragu.      

"Rumahku ada di kota A. Jadi, kamu harus ke sana dulu kalau mau main."  Jawab Qiara sambil tersenyum.     

"Wow ... Berarti kita berasal dari kota yang sama. Sebenarnya aku hanya liburan disini, tapi aku akan tinggal di kota A, tepatnya di rumah kakak ku. Lalu, kapan kamu pulang?"     

"Bagus kalau begitu, kita bisa minum lain kali. Ya sudah, aku akan pergi sekarang karena aku ada kerjaan."ucap Qiara sambil tersenyum.     

"Bolehkah aku tau alamat lengkap mu di kota A?" Tanya Audrey  sekali lagi dengan hati-hati karena takut akan membuat Qiara marah karena itu sangat berbahaya.      

"Apa kamu mau ikut pulang ke rumah ku?" Tanya Qiara balik.     

"Ummm... Kapan-kapan aku akan main ke rumahmu jika kamu izinkan. Jadi, berikan saja alamat mu padaku!" Kata Audrey dengan ekspresi memohon.     

"Maaf, aku tidak bisa memberikan alamatku sembarangan. Jika kita ada jodoh pasti kita akan bertemu lagi! Kalau begitu, aku pergi sekarang!" Setelah itu Qiara langsung bergegas pergi meninggalkan Audrey karena ia takut Aurel marah jika ia telat kembali.     

Audrey hanya tersenyum menatap Qiara sambil berharap akan bertemu Qiara lagi.     

Hotel.     

Tidak lama kemudian, Qiara sampai di Hotel setelah memborong banyak mainan yang akan dia berikan kepada Zio.     

Setelah mengeluarkan barangnya dari taxi, Qiara pun berjalan sambil tersenyum menuju Hotelnya.     

Tepat saat itu, Qiara di kaget kan oleh Qiano yang sedang berdiri di depan gerbang Hotel, seketika itu Qiara menjadi salah tingkah.     

"Qiano, kenapa dia ada disini?" Tanya  Qiara sambil menelan ludahnya dalam-dalam karena ia tidak percaya bisa bertemu dengan Demian di luar.     

"Masuklah! " Seru Qiano  seraya membukakan pintu mobilnya kepada Qiara.     

"Apa? "  Qiara mengerutkan keningnya karena merasa bingung.     

"Ayo masuk!" Qiano tidak banyak kata karena ia ingin bicara lebih cepat lagi dengan Qiara.     

"Iya." Dengan bingung Qiara pun masuk ke mobil Demian dengan segera. Setelah itu Qiano  membawa mobilnya meninggalkan Hotel.     

Untungnya, jadwal syuting  Qiara tinggal satu jam lagi sehingga ia tidak begitu terburu-buru.     

'Ada apa dengan ekspresi Qiano? Dia tidak seperti biasanya.'Batin Qiara dengan bingung.     

Sesaat kemudian.     

"Kamu mau bawa aku kemana?" Tanya Qiara yang mulai tidak tahan dengan kediaman yang terjadi di dalam mobil Demian.     

Qiano  tidak bicara.     

"Demian ... Berhenti .... !" Teriak Qiara dengan geram karena Qiano    tidak juga menjawab pertanyaannya..     

"Arggg ... " Ringis Qiara ketika Qiano  ngerem mendadak.      

"Qiano  ... Kamu kenapa sih? Kenapa kamu datang kesini dan mengajakku pergi tanpa tujuan?" Tanya Qiara setelah mengatur nafasnya.     

Qiano  bisa melihat kalau Qiara memang sedang marah padanya.     

"Apa benar kamu adalah istri Tuan Ju sejak lima tahun yang lalu? Jika tidak benar, maka menikahlah denganku! "      

Pertanyaan Qiano  membuat Qiara terdiam membeku dan tidak tahu harus menjawab apa.     

"Dari dulu sampai sekarang, rasa cintaku padamu masih sama, masih sangat dalam. Oleh karena itu, aku ingin menikahi mu sesuai janjiku dulu, aku sudah sukses sekarang!" Kata Qiano lagi sambil menatap Qiara dengan ekspresi sendu.      

"Aku sudah bilang padamu untuk melupakan cinta itu, karena aku tidak mungkin mencintai mu apalagi menikah denganmu." Jawab Qiara dengan kesal.     

"Apa ini karena Tuan Ju? Apakah karena dia adalah orang kaya dan berpengaruh sehingga kamu memilihnya dan melupakan aku?"      

Qiara bisa melihat rasa sakit terlukis di mata Qiano  sehingga ia langsung  terdiam sejenak, dia tidak menyangka kalau Qiano akan semenyebalkan saat ini, lelaki yang ia hargai dan hormati ternyata menuduhkan hal yang tidak sesuai dengan fakta.     

"Apa kamu sadar menuduhku seperti itu? " Tanya Qiara dengan ekspresi gelap.      

"Ya, aku sangat sadar karena itu fakta yang aku dengar. Selama ini kamu selalu mengatakan kalau kamu tidak ada hubungan dengan Tuan Ju, tapi yang aku dengar berbeda. Oleh karena itu aku mohon jangan membuatku bingung!"      

Qiara masih diam, ia berpikir kalau dia memang sudah sangat keterlaluan karena sudah merahasiakan hubungannya dengan Julian dan membuat Qiano menaruh harapan lebih padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.