Istri Kecil Tuan Ju

Rencana Busuk Clara.(Cerita Sedikit Berubah)



Rencana Busuk Clara.(Cerita Sedikit Berubah)

0Julian benar-benar tidak habis pikir kepada adiknya yang ternyata belum bisa bertanggung jawab pada seseorang.     
0

Perkataan Julian itu di dengar oleh Clara yang kebetulan datang untuk menjenguk mantan calon mertuanya itu dengan diam-diam.     

Bagaimana pun juga dia harus datang karena masih berharap ia bisa menikah dengan Nathan walaupun orang tuanya sudah melarangnya dengan keras apalagi sekarang Papa Nathan di tahan.     

'Nathan tidak boleh mengkhawatirkannya, biarkan saja wanita penggoda itu diganggu atau diculik, atau kalau perlu aku akan mengirim seseorang untuk menghilangkannya dari bumi agar Nathan tidak berpaling lagi dariku.'Batin Clara sambil tersenyum licik.     

Clara masih belum mau masuk, ia tetap berdiri dengan pintu yang dia buka dengan sedikit karena dia masih ingin mendengarkan percakapan Nathan dan Julian.     

"Tidak akan ada orang yang berani mengganggunya, selain itu Yumi sudah dewasa dan bisa jaga diri. Jadi, kakak tenang saja dan tidak perlu membahas soal Yumi. Jika Mama dengar kemungkinan dia akan makin sakit." Ucap Nathan.     

'Hahahaha kasihan sekali dirimu perempuan penggoda. Kesempatan ini akan aku gunakan untuk mengambil simpati Nathan sehingga ia hanya akan menatapku bukan denganmu lagi!' Batin Clara.     

Setelah membatin, Clara pun segera masuk untuk menyapa.      

"Selamat malam Tuan Ju dan Nathan... " Sapa Clara setelah ia berdiri di depan Nathan dan Julian.     

Julian dan Nathan langsung menoleh kearah pintu masuk.     

'Clara ...?'     

Nathan masih ingat wajah menyebalkan sehingga ia tidak begitu ramah padanya.      

"Maaf jika aku datang, tapi aku cemas saat mendengar tante masuk rumah sakit! " Kata Clara dengan sedih.      

Nathan dan Julian tidak mengatakan apapun karena mereka juga tidak ingin mengusir orang yang ingin menjenguk Mama nya.      

Tepat saat itu, ponsel Julian berdering dan itu dari Qiara, seketika itu ia mengangkatnya.      

"Aku akan keluar sekarang untuk mengangkat telpon! " Kata Julian pada Nathan.      

"Iya."     

Setelah itu Julian keluar dan membiarkan Clara dan Nathan berada di dalam berdua menunggu Sarah yang belum sadar.     

Sesaat Kemudian.     

Clara duduk di dekat Nathan yang masih menunduk sambil menangis, seketika itu ia memeluk Nathan sambil berkata, "Menangislah jika itu yang membuat hatimu lega. Tapi percayalah kalau tante akan baik-baik saja! "      

Tanpa sadar Nathan pun menangis di pelukan Clara. Situasi itu di manfaatkan oleh Clara untuk merencanakan hal buruk untuk memisahkan Yumi dan Nathan.      

Sedangkan Julian sudah berada di luar untuk bicara dengan Qiara.      

"Hal sayang! " Sapa Julian setelah menggeser icon berwarna hijau di ponselnya.      

"Julian... Aku dengar di berita tentang Papa, apakah itu benar? Lalu, bagaimana dengan Mama? " Tanya Qiara dengan panik.      

"Aku meminta Andi untuk mengurus soal Papa, sekarang aku ada di rumah sakit menemani Mama. "     

"Apa? Mama di rumah sakit? Apakah aku perlu datang bersama Zio? Kebetulan aku baru sampai di rumah. " Qiara langsung panik karena dia sangat menyayangi Ibu mertuanya yang lembut itu.      

"Tidak perlu sayang, kamu istirahat saja dan temani Zio. Mama juga sudah baikan dan baru saja tidur. Oh iya, mungkin aku tidak bisa pulang malam ini karena aku mau mengurus beberapa hal agar Papa tidak di vonis bersalah. " Jawab Julian dengan suara yang lembut.      

"Baiklah, tapi kamu jangan lupa makan. Aku dan Zio akan menunggumu di rumah! "     

"Iya sayang. I Love U. "     

"Love U Too. "     

Setelah itu Qiara menutup panggilannya lalu ia merebahkan tubuhnya di ranjang karena cukup lelah.      

'Sepertinya keluarga suamiku sedang di terpa ujian berat, aku berharap apapun itu Julian bisa menyelesaikan nya dengan cepat. Sebaiknya aku mandi sekarang laku temui Zio.'     

Setelah membatin Qiara bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.      

Kota C.     

Sementara itu, Yumi masih berada di jalanan. Ia terlihat sangat lelah setelah berlari cukup jauh.      

Tepat saat itu ia menerima panggilan dari nomer yang tidak dia kenal. Karena penasaran Yumi pun langsung mengangkatnya.      

"Halo... " Sapa Yumi duluan setelah menekan icon berwarna hijau di ponselnya.     

"Halo... Apakah kamu Nimas Ayumi? "Tanya seorang perempuan dari seberang telpon.     

"Iya, ini dengan saya. Anda siapa dan perlu apa? " Tanya Yumi dengan bingung.     

"Aku mengirimkan kamu hadiah berupa foto yang sangat menarik. Silahkan di periksa! " Setelah mengatakan itu orang yang berada di seberang telpon mematikan panggilannya.     

Yumi bingung karena orang itu mematikan obrolannya begitu saja, padahal dia belum selesai bicara.      

Setelah itu, Yumi segera memeriksa pesan masuk nya.     

Tidak lama kemudian, Rahang Yumi terjatuh saat ia melihat Nathan di peluk oleh Clara dalam sebuah ruangan.     

Tanpa sadar Yumi menjatuhkan ponselnya karena gemeteran.      

"Aku pikir semua sudah berakhir, tapi ternyata Nathan mengkhianati ku disaat ia sudah mengatur pernikahan denganku, hatiku terasa sangat sakit ... Rasanya begitu sesak... Sesak... Di sini... Hiks... hiks..." Ucap Yumi sambil memukul dadanya sendiri berkali-kali tanpa mempedulikan orang yang berlalu lalang sambil menatapnya dengan aneh.      

Ia menangis tersedu sambil berjongkok di pinggir jalan itu.      

Karena itu malam hari, tidak ada orang yang bisa melihat Yumi dengan jelas, mereka tidak kenal dengan wanita yang menangis pilu dengan rambut yang acak-acakkan, selain itu Yumi terus berbicara sendiri sambil menangis.      

Bahkan segerombolan preman yang ingin mengoda nya pun membatalkan niatnya karena mereka pikir Yumi adalah orang gila.     

Tapi, bagaimana pun juga Yumi tetap perempuan sehingga para preman itu melanjutkan niatnya untuk menggodanya.      

Namun, belum sempat mereka menyentuh Yumi, seorang lelaki yang baru saja keluar dari mobilnya menahan tangan mereka.      

"Siapa kamu? " Tanya salah satu preman itu.      

"Pergi kalian dari sini atau aku habisi kalian semua!" Kata lelaki itu dengan tatapan tajam yang mengerikan.      

Tiga orang preman itu ingin melawan lelaki itu tapi mereka memilih kabur disaat melihat dua petugas polisi sedang melakukan patroli.      

"Ayo pergi! "      

Setelah tiga preman itu pergi, Lelaki itu langsung membuka mantelnya dan menyelimuti tubuh Yumi yang hanya menggunakan pakaian yang tipis itu.      

Seketika itu Yumi mendongak melihat siapa orang yang sudah berbaik hati padanya itu.     

Mata indahnya langsung berhenti mengeluarkan air mata saat melihat lelaki itu menatapnya dengan lembut.      

Dia adalah lelaki yang sangat dingin dan selalu terlihat cuek pada siapapun, tapin malam ini Yumi melihat nya seperti lelaki yang penuh kehangatan.      

"Pak Kevin? " Ucap Yumi setelah ia mengenali wajah tampan dan dingin milik Kevin.      

"Kenapa kamu bisa ada disini sendirian? Ini kota yang cukup berbahaya bagi perempuan. Tidak seperti kota A. " Tanya Kevin sambil menyingkirkan rambut yang menutupi sebagian wajah Yumi.     

Dari sentuhan jari Kevin yang menyentuh pipinya, Yumi bisa merasakan kehangatan, seketika itu hatinya menjadi tenang. Dan setiap kali ia berada di samping Kevin, ia menemukan kenyamanan yang tidak pernah ia rasakan dari siapapun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.