Istri Kecil Tuan Ju

Merasa Frustasi.



Merasa Frustasi.

0Seketika itu Qiara terkejut dan menganggap Qiano sudah gila, padahal ia sudah sangat jujur tapi Qiano tidak mempercayainya. Ia pun merasa frustasi dengan masalah yang terjadi dalam kurun waktu satu hari ini.     
0

'Kenapa Qiano harus menambah masalah begini, astaga... ' Qiara merasa frustasi dengan keadaan yang ruwet ini.     

Tepat saat itu suara klakson mobil mengejutkannya, seketika itu ia kaget dan menoleh.      

"Wanita tua itu... " Ucap Qiara saat melihat siapa yang keluar dari mobil dengan tatapan yang membulat sempurna.      

"Siapa kamu? " Tanya wanita tua itu sambil menatap tajam kearag Qiara.      

Tanpa mengatakan apapun Qiara memalingkan wajahnya lalu pergi karena dia sangat membenci wanita itu. Dia adalah Maria, yang tidak lain Ibu kandung Helena yang datang ke Istana Flory untuk menginap di tempat Helena.     

"Qiara ... Apakah itu kamu? "     

Seketika itu Qiara berhenti saat namanya di panggil oleh Maria.     

"Katakan padaku kenapa kamu kesini? Apakah kamu ingin memohon pada Helena untuk mengajakmu tinggal disini?" Tanya Maria sambil tersenyum mengejek pada Qiara.     

Tatapan Qiara sangat tajam, ia semakin membenci Maria setelah mendengar apa yang ditanyakan nya.      

"Jika aku mau tinggal disini, aku tidak butuh bantuan Helena atau menjual diriku pada lelaki lain seperti yang Helena lakukan." Kata Qiara dengan sinis.     

Satu masalah datang lagi, kepala Qiara semakin sakit.     

Seketika itu satu tamparan mendarat di pipi Qiara secara tiba-tiba.      

"Arrggg... " Qiara meringis sambil memegang pipinya. Ada sedikit darah di sudut bibirnya karena tamparan Maria yang sangat keras.      

"Kenapa anda menampar istri saya? "     

Qiara dan Maria langsung menoleh ke sumber teriakan yang mengerikan itu. Seketika itu mereka terkejut melihat siapa yang berjalan menghampiri mereka dengan tatapan gelap.     

'Kenapa Julian bisa ada disini? Bukankah dia ada di rumah sakit? 'Tanya Qiara yang masih memegang pipinya yang masih terasa sakit.      

"Bukanlah anda adalah Tuan Ju? "     

Maria langsung tersenyum dan menyapa Julian seolah ia sangat dekat dengan Julian.      

Sayangnya Julian malah menghindar dari Maria, seketika itu ia merasa malu di depan Qiara. Sedangkan Qiara tersenyum kecil melihat ekspresi buruk wanita yang dia benci itu.     

"Saya bertanya kenapa anda menampar istri saya? " Tanya Julian lagi dengan ekspresi yang buruk setelah berdiri di samping Qiara.     

"Jadi, dia adalah istrimu? Bagaimana mungkin aku tidak tahu kalau anak perempuan suamiku menikah dengan orang terhormat seperti anda?"     

Qiara tersenyum pahit melihat Julian mengabaikan wanita matre itu.     

"Maaf, kami harus pergi sekarang! " Setelah mengatakan itu Julian langsung membawa Qiara menuju mobilnya dan tidak perduli lagi dengan alasan Maria menampar istrinya.     

Sementara itu Maria mengepalkan tinjunya karena sangat marah dengan kelakuan Julian.      

'Jika kamu bukan anak dari Tuan Jhosep, aku tidak akan membiarkanmu melakukan ini padaku. Tunggu sampai aku menghancurkan kalian.' Setelah mengatakan itu, Maria berjalan masuk menuju pintu utama Istana Flory.     

Di dalam mobil Julian.     

"Sayang, ... Apa kamu baik - baik saja? " Tanya Julian seraya membawa Qiara dalam pelukannya.     

"Iya. Aku baik-baik saja! Maaf karena aku sudah meninggalkan rumah tanpa izin mu. Oh iya, bagaimana kamu bisa ada disini? "     

"Aku memasang pelacak di ponselmu, itulah sebabnya aku memeriksanya ketika pelayan mengatakan kalau kamu tidak ada di rumah. "     

Qiara terdiam mendengar penjelasan Julian. Ia tidak ingin bicara lagi karena tubuh dan pikirannya sedang kakacauan. Ia pun merebahkan dirinya di bahu Julian yang merupakan tempat ternyamannya untuk menemukan ketenangan     

Julian tidak memberikan banyak pertanyaan pada Qiara karena dia tahu kalau waktunya belum tepat.      

Rumah Julian.      

Tidak lama kemudian, mereka sampai di rumah Julian.     

"Apakah Bintang Kecil masih tidur? " Tanya Qiara pada Bibi Liu yang membukakan pintu untuknya.      

"Tuan Kecik masih tidur dengan nyenyak Nyonya." Jawab Bibi Liu dengan sopan.      

"Baiklah, terimakasih sudah menjaganya. Kalau begitu bibi Liu boleh kembali ke kamar! " Kata Qiara dengan tulus.      

"Baik Nyonya!" Setelah itu, Bibi Liu segera pergi meninggalkan Qiara.     

"Sayang, kenapa kamu belum masuk ke kamarr? " Tanya Julian yang baru saja masuk setelah bicara dengan Andi.     

"Tadi aku bicara dengan Bibi Liu sambil menunggumu agar kita bisa ke kamar bersama. Ayo masuk! " Jawab Qiara sambil menggandeng tangan Julian untuk masuk ke kamar mereka.     

"Baiklah." Julian pun tersenyum dan mengikuti Julian masuk ke kamarnya.      

Kamar Julian.     

"Oh astaga... " Qiara terkejut ketika melihat Zio duduk bersila di ranjang sambil menatap mereka berdua tanpa ekspresi.     

Qiara bingung melihat Zio ada di kamarnya bersama Julian, padahal seingatnya kalau Zio sedang tidur di kamarnya.     

Sedangkan Julian langsung tersenyum dan mendekati anaknya itu.     

"Kenapa kamu sudah bangun sayang? Ini belum pagi? " Tanya Julian sambil membawa Zio ke pangkuannya tanpa tahu kalau Zio sebelumnya tidur di kamarnya.     

"Aku haus ... dan tidaj menemukan air di kamarku. Makanya aku ke kamar Papa setelah Bibi Liu keluar." Jawab Zio sambil mengucek matanya yang masih mengantuk itu.     

Qiara pun merasa kasihan saat mendengar cerita putranya itu.     

"Kalau begitu, ante akan ambilkan minum untukmu! " Kata Qiara sambil bergegas membuka pintu karena dia sangat gugup melihat tatapan Zio.     

Hati Julian merasa tidak enak ketika mendengar Qiara menyebut dirinya tante.     

'Mau sampai kapan harus begini, dia Mama nya kenapa harus menjadi tante? Tapi, bagaimana aku harus memberi pengertian lagi pada Zio, sedangkan dia sudah tidak menerima kehadiran seorang Mama lagi. Ini salahku!' Batin Julian.     

Sesaat kemudian.     

Qiara kembali dengan membawa air minum untuk Zio.     

"Sayang, apakah kamu mau minum lagi? " Tanya Qiara setelah melihat Zio menghabiskan air minumnya.     

"Sudah. Oh iya, aku mau kembali ke kamarku! " Kata Zia.     

Julian dan Qiara saling tatap dengan ekspresi bingung.     

"Kenapa harus kembali ke kamarmu sayang? Bukankah kamu bisa tidur sama Papa dan tante disini? " Tanya Qiara dengan khawatir.     

"Aku lebih suka berada di kamarku. " Setelah itu Zio menurunkan dua kaki kecilnya dari ranjang tanpa bantuan Julian dan Qiara.     

"Baiklah, tante akan mengantarmu ke kamar! " Qiara langsung menggendong Zio sebelum kedua telapak kakinya menyentuh lantai.     

Julian hanya menarik nafas dalam melihat istrinya bersikap seolah ia benar-benar tantenya.     

Sesaat Kemudian.     

Qiara kembali ke kamar setelah memastikan Zio tidur lagi di kamarnya.     

"Kamu belum tidur? " Tanya Qiara ketika melihat Julian duduk di ranjang sambil membaca buku.     

"Aku menunggumu. " Jawab Julian setelah meletakkan buku itu di meja kecil dekat ranjangnya.     

"Aku akan mengganti pakaianku terlebih dahulu. " Setelah mengatakan itu Qiara mengganti pakaiannya di kamar mandi.     

Julian melirik jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul dua pagi. Julian pun menahan rasa penasarannya untuk tidak bertanya kenapa Qiara ada di Istana Flory.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.