Istri Kecil Tuan Ju

Imbalan Yang Aku Inginkan.



Imbalan Yang Aku Inginkan.

0"Itu akan menjadi urusanku. Jadi, kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu, yang kamu harus pikirkan adalah mencintaiku. Itu saja." Jawab Nathan sambil mencium kening Yumi.     
0

Mendengar apa yang Nathan katakan, Yumi langsung mengangguk dan berusaha untuk mempercayai Nathan kembali.     

Beberapa saat kemudian.     

Mereka berdua sudah selesai mandi dan mengenakan pakaiannya  lalu makan siang bersama di restauran yang tidak jauh dari Apartemen Nathan.     

Mereka menikmati makan siang mereka dengan gembira karena mereka berdua di ruang pribadi yang disiapkan oleh Restauran itu.     

Di Kantor Polisi.      

Tuan Jhosep dan Virsen meninggalkan kantor polisi setelah Virsen mengurusnya.      

Mereka  keluar dari pintu samping karena di depan Karto polisi masih banyak wartawan yang ingin mencari informasi tentang Tuan Jhsoep.     

"Aku akui ke hebatanmu. " Ucap Tuan Jhsoep setelah ia dan Virsen berada dalam mobil.     

Sambil melihat jalanan dari balik jendela mobil, Virsen tersenyum licik.     

"Itu tidak gratis." Ucap Virsen.     

"Tentu aku akan membayar mu dengan bayaran yang pantas. Berapa yang kamu mau?"      

Tentu saja Tuan Jhosep tidak keberatan mengeluarkan uang untuk membayar Virsen karena dia tidak akan pernah kekurangan uang.     

"Aku tidak butuh uang, aku hanya butuh partner yang bisa melindungi ku dari bahaya. Terutama dari  Julian dan Maxwell Adamson." Jawab Virsen sambil menoleh kearah Tuan Jhosep.     

Seketika itu Tuan Jhosep terdiam. Bukankah Maxwell adalah sepupunya? Kenapa harus meminta perlindungan darinya? Pikir tuan Jhosep.     

"Anda tidak perlu heran. Karena sebenarnya Maxwell adalah musuh anda juga. Dia kembali ke negara ini untuk menghancurkan orang yang terlibat dalam kecelakaan enam tahun yang lalu. Aku pikir anda juga ingat karena yang menjadi korbannya waktu itu adalah anak anda sendiri." Sambung Virsen.     

Tuan Jhosep kembali terdiam, ia membawa ingatannya ke enam tahun yang lalu.      

"Apa hubungan kecelakaan itu dengan Maxwell?" Tanya Tuan Jhosep dengan tegang.     

"Aku akan memberitahumu jika aku sudah tahu jawabannya. Sekarang, apa anda mau membuat kesepakatan denganku sebagaimana kita melakukannya lima tahun lalu?" Kata Virsen sambil menjulurkan tangan kanannya.      

Tuan Jhosep menatap tajam kearah tangan kanan Virsen. Jika ia menjabat tangan orang gila seperti Virsen maka ia akan banyak terkena masalah. Tapi, jika ia tidak melakukannya maka Virsen akan menjadi ancaman buatnya.      

"Baiklah ... Mulai sekarang kamu ada dalam lindungan keluarga besar  JJ Grup sebagai pengacara sekaligus penasehat pribadiku. " Tuan Jhosep akhirnya menjabat tangan Virsen sambil tersenyum licik.     

Setelah itu mereka berdua kembali menjalin kerja sama.     

'Jika kasus enam tahun yang lalu di ungkit kembali oleh Julian karena aduan Virsen, tentunya aku dalam bahaya. Julian tidak akan lagi mematuhi ku dan kemungkinan terburuknya dia akan memutuskan hubungan denganku. Itu tidak akan aku biarkan terjadi.'Batin Tuan Jhosep sambil mengepalkan tinjunya.     

Rumah Julian.     

Sementara itu, Julian tersenyum lega saat mendapat kabar kalau Ibunya sudah pulang dari rumah sakit.      

"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri? Memangnya ada berita bahagia apa?" Tanya Qiara sambil mengunyah makanannya.     

"Mama sudah pulang ke rumah. Makanya aku senang."  Jawab Julian.     

"Syukurlah, aku juga ikut  senang mendengarnya. Itu artinya masalah sudah selesai!"Kata Qiara sambil melirik anaknya yang duduk tenang memakan sarapannya.     

"Bagaimana kalau kita menjenguk Mama di rumah, aku yakin dia pasti senang bertemu kamu dan Zio. Selain itu, Mama juga pasti senang mendengar kita sudah kembali bersama." Tiba-tiba Julian memberikan ide yang tidak Qiara duga sebelumnya.     

Seketika itu, Qiara terdiam saat mendengar ide Julian. Ia bukannya tidak mau bertemu dengan mertuanya, akan tetapi ia belum siap untuk memperlihat kan wajahnya setelah menggores luka yang mendalam di hati ibu mertuanya itu.     

"Mungkin ini belum saatnya, biarkan Mama sehat dulu baru kita aku akan menemuinya. Selain itu, sore ini aku harus pergi keluar kota untuk Syuting.  Kak Aurel sudah menelpon ku tadi pagi." Kata Qiara dengan cemberut.     

Ekspresi Julian berubah menjadi rumit. Ia merasa tidak rela kalau jauh dari Qiara. Apalagi ia tahu kalau Maxwell sudah mengincar istrinya.      

'Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak rela jika Qiara pergi jauh keluar kota, aku yakin Maxwell pasti memanfaatkan situasi. Tapi, aku tidak mungkin melarangnya karena ia pasti berpikir kalau aku menghalangi karirnya.'Batin Julian dengan bingung.     

"Aku boleh pergi kan?" Tanya Qiara yabg sadar kalau dia harus mendapatkan izin dari suaminya sebelum ia pergi ke suatu tempat.     

"Itu pekerjaanmu, jadi aku tidak bisa menghalangi mu." Kata Julian sambil tersenyum.     

Qiara pun tersenyum lalu memeluk Julian dengan hangat.     

"Terimakasih sayang, aku beruntung memiliki suami sepertimu." Setelah mengatakan itu Qiara mencium bibir Julian.     

Julian merasa semakin jatuh cinta pada wanita yang sudah pernah melukai hatinya itu. Walaupun begitu, ia tidak pernah menyangka kalau lima tahun sudah cukup mengubah sikap istri kecilnya itu.      

Setelah itu mereka menikmati sarapan dengan Zio yang melengkapi kebahagiaan mereka.     

Apartemen Nathan.     

Sementara itu, Nathan dan Yumi masih menikmati kebersamaan mereka di Apartemen     

Tepat saat itu, ponsel Yumi berdering. Seketika itu, Natalie segera mengangkatnya tanpa melihat siapa pemanggil.     

  "Halo ... Apakah ini dengan Nona Yumi?" Tanya seseorang dari seberang telpon.     

"Iya. Ini siapa ya?"  Jawab Yumi dengan bingung.     

"Ibu anda dinyatakan meninggal dunia sebelum dilarikan ke rumah sakit."      

Yumi gemetar mendengar kabar itu. Air mata meluncur deras di pipinya.      

"Kenapa Ibuku bisa meninggal? Apa yang terjadi dengannya?"  Tanya Yumi lagi dengan berderai air mata.     

"Ibu anda ditemukan pingsan di depan rumah setelah beberapa orang yang menggunakan mobil pergi meninggalkan rumah anda."      

Mendengarkan penjelasan orang yang ada di sebarang telpon. Yumi merasakan kepalanya pusing, seketika itu Ia langsung  terjatuh dalam pelukan Nathan lalu menangis tersedu.     

"Apakah ibuku sudah di makamkan? " Tanya Yumi di sela isak tangisnya.     

"Katanya dia akan di makamkan setelah anaknya  pulang. "     

"Terimakasih!  Saya akan segera pulang!" Setelah itu Yuki menutup panggilannya.      

"Sayang ... Tenanglah!" Kata Nathan sambil membantu Yumi yang lemas berdiri kembali.     

Yumi langsung melihat kearah Nathan sembari berkata, "Aku mohon bawa aku pulang,  aku ingin melihat Ibuku  untuk terakhir kalinya!"     

Nathan langsung  mengangguk.     

"Ibu tidak memiliki penyakit apapun. Aku yakin kalau dia sudah di bunuh oleh seseorang. Karena kata orang tadi, ada beberapa mobil yang datang. Setelah mobil itu pergi, Ibu langsung pingsan di depan rumah."Kata Yumi sambil terisak.     

Nathan terdiam mendengar apa yang Yumi katakan.     

Seketika itu, perasaannya tidak enak. Ia pun  langsung mengarahkan ingatannya kepada Ayahnya yang tidak kenal ampun.     

'Apa mungkin ini adalah rencana Ayah? Dia menggunakan Ibu Yumi untuk balas dendam dan membawaku kembali? ' Batin Nathan sambil mengepalkan tinjunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.