Istri Kecil Tuan Ju

Tanda Tangan Kontrak.



Tanda Tangan Kontrak.

0Qiara mulai merasa tidak aman dengan lirikan Kevin. Dia belum begitu mengenal siapa Kevin, akan tetapi dia percaya kalau Kevin orang baik.      
0

"Apa ada yang mau pak Kevin sampaikan ke saya? " Tanya Qiara sambil menelan ludahnya dalam-dalam.      

"Aku cuma mau tahu bagaimana persiapan mu untuk menjadi Ambasador kalung berlian itu? " Tanya Kevin.      

"Ambassador kalung berlian? " Qiara tampak bingung karena selama ini dia hanya dipersiapkan untuk Syuting drama Langit.      

"Apakah Aurel belum memberitahumu? " Tanya Kevin yang juga bingung karena seingatnya kemarin dia sudah memberitahu Aurel.     

"Belum." Jawab Qiara dengan polosnya.      

Mendengar jawaban Qiara, Kevin pun langsung membuat panggilan kepada Aurel karena dia tidak suka menunda apapun.      

"Halo Aurel? " Kevin langsung menyapa Aurel saat ia mendengar desah nafas Aurel dari seberang telpon.      

"Ada apa pak Kevin menelpon saya? " Tanya Aurel dengan sopan.      

"Apakah kamu sudah memberitahu Liana soal menjadi Ambasador untuk kalung berlian itu? " Tanya Kevin.      

"Saya baru akan memberitahunya. Karena saya sedang rapat makanya saya belum menyampaikan nya. " Jawab Aurel.     

"Baiklah. Aku serahkan semuanya padamu. Karena jika kamu gagal, bukan hanya artismu yang akan dikeluarkan tapi kamu juga bisa disingkirkan dengan mudah oleh Sandy. " Ucap Kevin dengan serius.     

"Aku sudah terbiasa dengan itu. Jadi, santai saja!"     

"Oke."Setelah bicara dengan Aurel, Kevin kembali memandang Yumi dan Qiara tanpa ekspresi.      

"Asistenku akan segera datang. Apakah kalian masih bisa sabar menunggu? Lagi pula ini belum larut malam. " Tanya Kevin yang mulai merasakan ketidak nyamanan Qiara dan Yumi.      

"Iya." Jawab Yumi.      

Kevin pun langsung mengangguk lalu fokus pada ponselnya, sedangkan Qiara dan Yumi ngobrol beberapa hal dengan suara pelan agar Kevin tidak mendengarnya.     

Sepuluh menit kemudian.     

Suara langkah kaki memasuki ruang tamu terdengar di telinga Kevin. Ia pun langsung menoleh dan menemukan wajah kemayu asistennya.      

Melihat asisten Kevin yang kemayu, Qiara mengerutkan keningnya.      

'Apakah rumor itu benar adanya? Pak Kevin lebih menyukai lelaki? ' Batin Qiara.     

"Bos, ini kontrak yang bos minta atas nama Nimas Ayumi!" Kata Asisten Kevin sambil menjulurkan map berwarna hijau.     

Kevin pun langsung mengambil kontrak itu dan menyerahkannya ke Yumi.      

"Bacalah!" Seru Kevin kepada Yumi.      

Seketika itu Yumi mengangguk dan langsung memeriksa isi kontrak itu.     

"Bagaimana, apakah kamu setuju dengan kontraknya! " Tanya Kevin ketika melihat Yumi sudah selesai membaca kontrak itu.      

"Iya. Saya setuju! " Jawab Yumi dengan yakin karena di kontrak itu tidak ada hal yang akan merugikannya.      

"Baiklah, kamu tanda tangan saja setelah itu kamu boleh pulang!"     

Yumi pun langsung mengangguk dan menandatangani kontrak itu di depan Qiara yang siap menjadi saksinya.      

Setelah semua selesai, Qiara dan Yumi pamit dari rumah Kevin.      

Di dalam mobil.      

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah Yumi, Qiara terlihat diam karena dia ingin bertanya soal Nathan tapi dia ragu karena takut Yumi akan tersinggung, tapi dia tidak bisa menahan rasa penasaran begitu saja.      

"Khem... Apa aku boleh bertanya kak? " Tanya Qiara dengan sedikit gugup.      

"Katakanlah! " Jawab Yumi sambil memandang lurus ke depan karena dia harus fokus melihat jalan agar mobil melaju di jalur yang benar.      

Sebelum membuka mulutnya, Qiara menarik nafas terlebih dahulu karena dia benar-benar harus mengatur kata-katanya agar tidak menyinggung Yumi, sebab dia bukanlah Qiara yang dulu.      

"Aku melihat berita saat perjalanan menuju rumah kakak. Apakah benar kakak dan Nathan akan menikah?" Tanya Qiara dengan hati-hati.      

Mendengar pertanyaan Qiara, ekspresi Yumi berubah dingin. Ia tidak terlihat bereaksi apapun, selain fokus sama jalan di depannya.      

Melihat kediaman Yumi, Qiara merasa bersalah dan tidak enak. Ia pun berinisiatip untuk meminta maaf.      

"Maafkan saya jika pertanyaan saya menyinggung kakak. Tapi, aku sungguh tidak bermaksud begitu. " Kata Qiara dengan tulus.      

"Hanya dalam waktu satu hari saja, hidupku langsung berubah. Mulai dari di lempar kotoran, di pecat dan ketemu Pak Kevin. Aku di usir dari Apartemen ku. Dan yang terakhir, lelaki yang aku cintai di seret dan di pukuli di depan mataku. Apakah ini sudah ada yang atur?" Kata Yumi sambil meneteskan air mata.      

Mendengar pertanyaan Yumi, hati Qiara ikut sakit. Dia memang sudah terbiasa di perlakukan buruk semasa dia hidup sendiri tanpa Julian, tapi bagaimana dengan Yumi yang polos dan tidak melakukan kesalahan apapun?     

"Aku yakin, Tuhan punya rencana baik untuk kakak. Sabar saja ya!" Kata Qiara sambil menepuk -nepuk bahu Yumi.      

Seketika itu Yumi tersenyum sambil menyeka air matanya.      

'Kak Yumi, aku tidak akan membiarkan air matamu jatuh dengan sia-sia. Aku akan membuat perhitungan dengan pihak GM Entertainment! Lihat saja besok!' Batin Qiara sembari mengepalkan tinjunya.      

Keesokan paginya.      

Pagi-pagi sekali Qiara pamit dari rumah Yumi. Dia tidak bisa menunda lagi apa yang sudah dia susun selama semalaman.      

Tanpa curiga, Yumi pun membiarkan Qiara pergi begitu saja.      

Tidak lama setelah itu, Qiara meninggalkan rumah Yumi menggunkana taxi karena dia menolak untuk diantar.      

Tepat saat ia berada di perjalanan menuju GM Entertainment, tiba-tiba ponselnya berbunyi dan itu dari Julian.      

Qiara pun langsung mengangkatnya.      

"Pagi sayang, kamu lagi apa?" Terdengar sangat lembut Julian dari seberang telpon.      

"Apa kamu menelponku hanya untuk bertanya aku dimana? Apa kamu yakin cuma itu? " Tanya Qiara dengan ketus.      

Julian menarik nafas dalam melihat sikap istrinya yang belum juga berubah, yaitu tidak bisa romantis.      

"Aku merindukanmu. Jadi, bisakah kamu cepat pulang?" Kata Julian sambil tersenyum.      

"Aku juga merindukan Zio. Oleh karena itu aku akan segera pulang."      

Julian tersenyum pahit karena istrinya benar-benar menyebalkan. Dia berharap bisa mendengar ungkapan rindu darinya, yang ada malah rindu itu untuk Zio. Seseorang tertentu semakin mencemburui anaknya sendiri.     

"Oh iya, aku sekarang akan ke GM Entertainment karena aku tidak terima kak Yumi di pecat dengan tega." Kata Qiara dengan tegas.      

"Sayang, urungkan niatmu itu, ini tidak baik bagimu jika melakukannya. Orang di GM tidak banyak kamu kenal." Kata Julian dengan khawatir.      

"Tenang saja, aku tidak akan ribut dan mempermalukan mu, tapi aku hanya ingin bertemu CEO nya saja." Kata Qiara menenangkan Julian.      

"Kalau soal itu, aku bisa mengaturnya untukmu. Asal kamu jangan datang ke GM Entertainment!" Julian benar-benar khwatir pada Qiara karena orang GM tidak bisa di remehkan.     

Jika Qiara melakukannya, kemungkinan ia akan di buli oleh artis GM Entertainment, sehingga ia akan merasa sakit hati.      

"Aku akan tutup dulu ya suamiku tersayang, sampai ketemu nanti malam! " Setelah mengatakan itu, Qiara mematikan ponselnya karena tidak ingin mendengar ocehah Julian lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.