Istri Kecil Tuan Ju

Semakin Iri Kepada Anak Kecil.



Semakin Iri Kepada Anak Kecil.

0"Aku akan tutup dulu ya suamiku tersayang, sampai ketemu nanti malam! " Setelah mengatakan itu, Qiara mematikan ponselnya karena tidak ingin mendengar ocehah Julian lagi.     
0

Sementara itu, Julian menggelengkan kepalanya melihat tingkah Qiara yang mulai menyebalkan karena Qiara sudah kembali seperti dulu.     

Tepat saat itu, ia mendengar suara ketuk pintu, seketika itu Julian langsung membukanya.      

"Ya ampun, ada kesayangan Papa, ada apa sayang?" Tanya Julian dengan tersenyum tulus ketika melihat Zio mendongak melihatnya setelah ia membuka pintu kamar.      

"Hari ini ada pentas drama di sekolah, aku harus menggunakan pakaian yang menyerupai hewan. Apakah Papa tahu aku lebih cocok jadi hewan apa?" Tanya Zio sambil mengerjapkan matanya.      

Julian tersenyum, setelah itu ia mengangkat tubuh kecil itu dan membawanya kembali ke kamarnya.      

Kamar Zio.     

"Sekarang kita akan lihat kamu cocoknya jadi hewan apa. " Ucap Julian setelah mereka sampai di kamar Zio.     

Julian menurunkan Zio lalu memulai untuk melihat pakaian Zio yang menyerupai hewan, karena seingatnya kalau dia selalu membelikan Zio pakaian seperti itu.      

"Papa, jangan lama-lama, nanti Zio bisa terlambat! " Seru Zio mendesak Papa nya karena jarum jam terus bergerak.      

"Iya sayang, ini sebentar lagi Papa akan menemukannya. " Sahut Julian.      

Zio hanya mengangguk sambil berdiri dengan patuh di belakang Julian. Baginya tidak begitu sulit untuk mengikuti kemauan Zio, karena dia sudah terbiasa merawat Zio sendirian tanpa Qiara.      

"Sudah ketemu. Sekarang kamu pakai! " Ucap Julian setelah menentukan baju yang pas dengan karakter anaknya.      

Zio pun langsung mengangguk melihat baju yang dipilihkan Papa nya. Yaitu baju yang menyerupai hewan landak.      

Mendapat persetujuan Zio, Julian pun langsung membantunya untuk mengenakan pakaian itu.      

Tidak lama kemudian. Pakaian itu sudah melekat di tubuh Zio. Julian pun merasa gemas sendiri melihat putranya yang lembut dan manis sangat lucu dan menggemaskan ketika menggunakan pakaian seperti ini.      

"Sayang, kamu kenapa lucu sekali? Papa sampai tidak rela membiarkan orang lain melihatmu?" Ucap Julian sambil tersenyum lebar.      

"Kenapa? " Tanya Zio dengan ekspresi penasaran yang menggemaskan.      

"Karena jika mereka melihatmu, Papa khawatir kamu akan menjadi mainan mereka yang di cubit-cubit, karena kamu sangat menggemaskan. Sekarang Papa akan gambar hidungmu agar terlihat seperti landak. " Jawab Julian sambil mencari spidol.      

Zio mengangguk dan menunggu Papa nya untuk segera melukis hidungnya agar mirip seperti landak.      

Tidak lama kemudian, Julian pun segera melukis hidung Zio agar mirip dengan hewan itu.     

"Selesai, sekarang lihatlah dirimu! " Kata Julian sambil membawa Zio menuju cermin setelah ia melukis wajah putranya.      

Zio mengerutkan keningnya ketika melihat hasil lukisan Papanya.      

"Apa kamu senang?" Tanya Julian.      

"Apa Papa tidak tahu seperti apa wajah landak? " Tanya Zio balik sambil menatap Papa nya dengan ekspresi yang rumit.      

"Hahaha... Tentu saja Papa tahu. Memangnya kenapa? "      

"Papa tahu? Tapi kenapa Papa malah menggambarnya lebih mirip dengan hidung Pinokio di garis dari atas. Papa tidak bisa di percaya. " Setelah mengadakan itu, Zio turun dari gendongan Julian dan mengambil tas kecilnya yang sangat imut.      

Julian menggaruk lehernya ketika ia menyadari kalau gambarnya salah.      

'Bukankah dia lebih tahu, kenapa dia memintaku menggambarnya? Zio memang sangat mirip dengan Mama nya yang sulit di tebak. ' Batin Julian sambil tersenyum malu.     

"Sayang tunggu, jangan pergi dulu. Papa mau kita vidio call sama tante Qiara, bagaiamana? " Kata Julian yang menghalangi langkah kecil putranya.      

Zio menatap lekat wajah Papanya sebelum ia menjawabnya.      

"Apa kamu mau? Oh iya, ada satu kabar lagi buat kamu. Tante Jasmin akan pulang ke sini. Apa kamu juga mau bertemu tante? " Tanya Julian yang tidak sabaran.      

"Iya. Zio mau bicara dengan tante. Setelah itu ketemu tante Jasmin. " Jawab Zio dengan suara kecilnya yang sangat tegas.      

Dengan semangat Julian pun langsung menghubungi Qiara.      

Tidak butuh waktu lama, Qiara mengangkatnya karena dia tahu kalau Julian pasti akan menggunakan Zio untuk merayunya.      

Dari seberang telpon, Qiara terlihat masih duduk dalam taxi. Julian pun langsung mengarahkan ponselnya kepada Zio.      

Melihat anak lelaki nya yang tampan dan menggemaskan itu dari layar video, hati Qiara pun langsung melembut.      

"Ya ampun, sayangku, kamu sangat lucu dan menggemaskan. Landak kecil yang manis. Tapi, kenapa hidungmu tidak seperti landak? " Kata Qiara sambil tersenyum lebar.      

"Aku ada pentas di sekolahku hari ini. Papa mengatakan aku cocok dengan pakaian ini. Tapi, papa tidak tahu seperti apa hidung landak itu. " Jawab Zio sambil menyeringai ke Papa nya.     

"Oh begitu. Sayang sekali tante tidak ada di rumah untuk membantumu. Tapi, tante akan usahakan untuk melihat pertunjukanmu di sekolah, semoga saja bisa! " Ucap Qiara.      

"Iya. Aku akan menunggu tante! " Jawab Zio.      

"Ya sudah, tante akan lanjut kerja dulu ya, sampai ketemu sayang. Tante sayang dan cinta banget sama kamu. Ummmuaahh.. " Ucap Qiara sambil memonyongkan bibirnya untuk mengirim kecup jauh kepada Zio.      

"Zio juga. "      

Qiara tersenyum mendengar jawaban Zio yang mengatakan dia juga, sementara Julian semakin iri kepada putranya yang mendapatkan begitu banyak dari Qiara. Sedangkan dia tidak pernah mendapatkannya.      

Setelah vidio call dengan putranya, Qiara pun tersenyum puas karena dia merasa lega.      

Namun, tiba-tiba muncul di benaknya tentang mertua dan iparnya. Jika mereka tahu dia dan Juiuan sudah kembali hidup bersama akankah dia diterima lagi sehangat dulu?     

'Entah keputusanku ini akan mendatangkan penolakan atau tidak, tapi aku merasa ini adalah hal benar yang aku putuskan selama aku hidup. Berada di samping Zio adalah hal yang aku ingin bayar setelah lima tahun lamanya aku tidak bisa mendampinginya. Maafkan aku yang mungkin sudah terlambat, aku mengakui semua yang ada di masa laluku adalah buruk, kecuali menikah dengan Julian.' Batin Qiara sembari meneteskan air mata.      

GM Entertainment.     

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dari rumah Yumi, Qiara pun akhirnya sampai di depan gedung GM Entertainment.     

"Nona, kita sudah sampai! " Kata supir taxi itu ketika mobilnya sudah parkir di depan GM Entertainment.      

"Ohh... Iya, terimakasih! " Jawab Qiara sembari memberikan bayaran kepada taxi itu.      

Setelah itu, Qiara turun dan tanpa ragu ia melangkah masuk ke GM entertainment.      

Qiara menggunakan kacamata hitam dan penutup wajah karena bagaimanapun dia masih artis walaupun belum begitu terkenal.      

Pempilan Qiara mengundang semua mata untuk terpaku melihatnya terutama para artis dan aktor GM Entertainment.      

"Itu siapa?".     

"Artis baru mungkin".     

"Sepertinya bukan. Artis baru tidak mungkin menyembunyikan wajahnya."     

"Aku pikir kalian ada benarnya karena dilihat dari gerak -geriknya. Tapi, siapa dia? "     

Semua orang terus berbisik sambil memperhatikan Qiara, akan tetapi tidak ada yang maju untuk bertanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.