Istri Kecil Tuan Ju

Ketika Cinta Bertahta.



Ketika Cinta Bertahta.

0Sekarang Qiara mulai membuka diri untuk perasaannya, ia pun tidak mau jika Qiara kembali seperti dulu lagi. Baginya, Qiara tidak hanya cinta melainkan janji untuk menebus kesalahannya di masa lalu.      
0

'Aku tidak boleh gugup, Qiara sudah menjadi istriku sehingga Maxwell tidak akan bisa merebutnya dariku. Masa lalu yang menyakitkan itu tidak akan aku biarkan terulang kembali. Tapi, bagaimana kalau Qiara tahu kebenaran tentang Vania dan Maxwell, akan kah dia meninggalkan aku?' Batin Julian dengan perasaan yang kacau.     

"Kali ini aku akan mendengarkan mu. Ayo berangkat untuk menemui Klien itu!" Setelah mengatakan itu Julian pun segera mengajak Andi untuk berangkat bertemu Klien nya agar pikiran buruknya segera hilang.     

'Cinta memang luar biasa. Seorang bos yang terkenal hebat dalam segala hal, bisa terlihat kekanakan dan sangat bodoh setelah di hadapkan dengan cinta. Itulah sebabnya aku tidak mau jatuh cinta.' Batin Andi sambil berjalan mengikuti Julian dengan patuh dari belakangnya.      

"Baiklah, konferensi pers saya tutup sampai disini. Permisi! " Setelah mengatakan itu Maxwell mengajak Kevin dan dua wanita yang bersama mereka untuk meninggalkan tempat itu.      

Para wartawan hanya tertegun melihat rombongan Maxwell pergi. Bagi mereka ini adalah konferensi pers yang cukup luar biasa karena semua pertanyaan dijawab dengan jelas tanpa memberikan ruang untuk para wartawan bertanya hal yang lebih jauh lagi.     

Sementara itu, di GM Entertainment mulai ribut menyaksikan konferensi itu.      

Mereka tidak menyangka kalau Yumi akan langsung di pungut oleh YM Entertainment.      

Sebagian yang lain merasa sangat menyayangkan keputusan GM Entertaimen yang sudah mengeluarkan Yumi dari GM. Apalagi sekarang Yumi langsung di daulat untuk mengikuti kompetisi Noble setelah namanya di keluarkan dari anggota GM.      

"Bos, aku akan pergi bersama kakak Aurel."Kata Qiara setelah mendapat pesan dari Aurel.     

"Baiklah. Tapi, kamu harus hadir nanti malam." Kata Maxwell dengan penuh harap.      

"Akan saya usahakan bos. Baiklah, aku pergi sekarang! " Sahut Qiara sambil menunjukkan hormatnya.     

Setelah itu ia pergi menemui Aurel yang berada di ruangannya.     

Yumi merasa tidak nyaman saat Qiara pergi, tapi dia harus ikut Kevin ke ruangannya untuk membicarakan beberapa hal.      

"Aku pikir kamu sangat hebat hari ini." Bisik Kevin pada Maxwell.      

"Aku selalu hebat setiap harinya. Kamu saja yang buta karena tidak mau melihatnya." Ujar Maxwell dengan sombongnya.      

Kevin hanya menganggukkan kepalanya karena apa yang Maxwell katakan memang nyata. Tapi, Maxwell harus segera kembali ke rumahnya untuk mempersiapkan pesta. Kevin dan Yumi pun mengantarnya sampai pintu utama.     

"Maxwell? "      

Mereka bertiga langsung menoleh ketika mendengar suara perempuan memanggil Maxwell dari arah pintu keluar.     

Seketika itu kaki Yumi gemetaran melihat siapa perempuan itu. Sedangkan Kevin dan Maxwell hanya menarik nafas dalam melihat perempuan yang sudah lama tidak bertemu dengan mereka itu.     

Maxwell hanya menarik nafas dalam melihat perempuan cantik itu menatapnya penuh makna.     

"Lama tidak bertemu Tuan Adamson! " Sapa gadis itu sambil tersenyum manis kearah Maxwell.     

"Jasmin Al Vero... Senang bisa melihatmu di kota ini lagi! " Jawab Maxwell sembari tersenyum manis.      

'Sepertinya bos Max akrab dengan kak Jasmin?' Batin Yumi sembari menunduk malu.      

"Aku pikir kamu akan mengirim ku keluar dari kota ini. Hehe... " Jasmin tampak sangat cantik saat tersenyum apalagi tertawa.      

"Oh iya, halo Kevin. Apa kabar? " Jasmin tidak lupa untuk menyapa Kevin yang sedari tadi terdiam.      

"Aku baik. Ya sudah, aku akan pergi meninggalkan kalian sekarang. Karena aku ada urusan dengan artis ku yang baru!" Setelah mengatakan itu, Kevin mengajak Yumi pergi. Seketika itu Yumi bergegas pergi meninggalkan Max dan Jasmin sambil menunduk agar tidak dilihat oleh Jasmin.     

"Sepertinya aku mengenal gadis yang bersama Kevin, apakah itu pacarnya?" Tanya Jasmin sambil berjalan bersama Maxwell.     

"Entahlah," Jawab Maxwell sambil mengangkat kedua bahunya.      

"Kamu dan Kevin sepertinya masih digosipkan pacaran. Kalian ganteng tapi mubasir. Hehehe.. " Ucap Jasmin sambil menepuk pundak Maxwell.      

"Zaman sekarang harus berhati-hati menentukan pasangan agar tidak menyesal. Itulah sebabnya aku dan Kevin masih bertahan sendiri. " Kata Maxwell yang bermaksud membela dirinya.     

"Baiklah, aku setuju dengan apa yang kamu katakan. "      

Tentu saja Jasmin setuju karena dirinya pun belum juga mau memutuskan untuk menikah.     

Setelah itu mereka berdua masuk ke dalam mobil Maxwell karena Jasmin mengajaknya untuk bicara di tempat yang tenang.      

Tidak lama kemudian, mereka sampai di rumah Maxwell karena menurutnya disitulah tempat yang paling tenang.      

Rumah Maxwell.     

"Silahkan duduk!" Kata Maxwell setelah mereka berada di ruang tamu rumahnya.      

Jasmin langsung duduk di seberang Maxwell dengan ekspresi yang tidak enak.      

"Sekarang katakan apa tujuanmu menemuiku!" Tanya Maxwell tanpa basa basi.     

"Papa ku mulai berbuat ulah lagi. Dia menahan adikku ditempat yang tidak bisa aku temukan. Ponselnya juga tidak aktif. Terakhir aku mendapatkan kabar kalau dia di tahan di apartemen nya, tapi setelah itu dia dipindahkan lagi ke tempat yang tidak bisa aku lacak." Jelas Jasmin sambil menunduk sedih.     

"Bukankah kamu punya adik yang hebat? Julian pasti bisa membantumu. Bukan begitu?" Tanya Maxwell dengan santai.      

"Dia tidak akan mampu melakukannya karena dia takut pada Papa. Aku datang padamu karena hanya kamu yang bisa aku pikirkan. Jadi, tolong bantu aku menemukan adikku!" Kata Jasmin sembari memohon kepada Maxwell.      

"Jasmin, apa kamu jauh-jauh kembali ke kota A hanya untuk ini? Lalu, dimana peran Julian yang akan menggantikan Papa mu. Tidak seharusnya kamu melakukan ini."      

Maxwell paling malas berurusan dengan orang-orang seperti Tuan Jhosep.     

"Itulah sebabnya aku mengajakmu menikah agar aku memiliki wali selain Papa ku." Kata Jasmin sambil menghembuskan nafas berat.     

Maxwell terdiam sesaat sambil memperhatikan si cantik Jasmin. Setelah itu ia kembali membuka mulutnya.      

"Menikah bukanlah satu-satunya solusi. Kita tidak dalam hubungan yang serius, itulah sebabnya kita tidak akan bisa menikah. Baiklah, aku akan menemukan Nathan buatmu, tapi kamu jangan libatkan aku dengan keluargamu atau menyebut soal menikah!" Ucap Maxwell dengan cepat karena ia tidak ingin memperpanjang pembahasan soal menikah laguk dengan Jasmin.     

"Oke." Jawab Jasmin sambil tersenyum. Karena dia tahu kalau Maxwell pasti mau membantunya.      

Maxwell adalah lelaki yang Jasmin cintai setelah ia berhasil move on dari pacarnya yang mengkhianati nya. Sayangnya, Maxwell tidak menyambut ramah perasaannya itu.     

Karena Maxwell adalah lelaki berjiwa bebas dan santai, dia tidak suka diikat oleh aturan apapun, selagi dia tidak melanggar hukum negara, semua akan baik-baik saja.     

Bagi Maxwell, Jasmin adalah teman baik yang harus di bantu saat ia butuh dan harus diingatkan jika dia salah walaupun kenyataannya dia bukanlah orang yang luput dari kesalahan.     

'Aku akan menunggu sampai kamu mau membuka hatimu untukku. Maxwell Adamson. 'Batin Jasmin sambil tersenyum melihat wajah tampan dan tenang milik Maxwell.      

"Kalau begitu aku akan menunggu kabar darimu. Hati-hati karena Papa bukanlah orang sembarangan." Kata Jasmin sambil menggenggam tangan Maxwell.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.