Istri Kecil Tuan Ju

Aku Ingin Menjadi Pahlawan.



Aku Ingin Menjadi Pahlawan.

0'Dia sangat tampan. Aku beruntung sekali bisa menjadi tunangannya. Aku berharap kami segera menikah.' Batin Intan dengan tidak sabaran.      
0

"Ada yang ingin kamu sampaikan Nathan?" tanya Tuan Jhosep.      

Nathan pun langsung mengangguk. Setelah itu Tuan Jhosep melirik Clara.     

"Clara, bisakah kamu keluar sebentar, paman mau bicara dengan Nathan!" Tanya Tuan Jhosep dengan ramah.      

"Biarkan Clara ada disini. Karena aku ingin dia mendengarnya juga." Kata Nathan menghentikan Papa nya.      

"Baiklah kalau begitu, mari kita bicara di ruang tamu! " Kata Tuan Jhosep.     

Clara dan Nathan langsung mengangguk dan mengikuti Tuan Jhosep ke ruang tamu.      

"Aku akan mematuhi perintah Papa, asalkan Papa melepaskan dia. Tolong biarkan dia bahagia dan jangan ganggu dia!." Kata Nathan sambil memohon dengan tatapan yang berkaca-kaca.     

"Apa yang kamu bicarakan? " Tanya Tuan Jhosep yang pura-pura tidak mengerti apa yang Nathan katakan.      

"Aku sudah mendengar semuanya. Pengawal Papa bergantian menjaga seorang perempuan di sebuah gudang. Mereka menyebut namanya. Jadi, kenapa Papa harus menyembunyikan nya, apa Papa malu kalau calon menantu Papa akan tahu betapa jahatnya Papa? " Teriak Nathan.      

Clara terdiam mendengar kalimat Nathan, walaupun dia tidak menyangka dengan apa yang calon mertuanya itu lakukan, tapi ia tetap merasa senang karena itu artinya dia mendapatkan dukungan besar dan dia tidak perduli dengan hal buruk apa yang dilakukan asalkan dia bisa bersama Nathan.     

"Pernikahan tidak bisa di undur lagi, besok pengawal akan menjemputmu dari sini. Kalau soal permintaanmu Papa akan kabulkan." Ucap Tuan Jhosep sembari memalingkan wajahnya dari Nathan karena malu kalau dia sudah ketahuan.      

"Terimakasih! " Sahut Nathan sambil meneteskan air mata yang deras.      

Setelah itu Tuan Jhosep membawa Clara pergi karena dia harus bersiap untuk pernikahannya besok.      

'Yumi, selamat tinggal. Maaf karena lelaki bodoh ini tidak bisa melakukan apapun untukmu!' Batin Nathan sembari merebahkan tubuhnya di ranjang.      

Markas Mafia.     

Sementara itu, Maxwell tampak sibuk mengadakan rapat dengan semua orang yang tunduk padanya, mulai dari petinggi sebuah perusahaan sampai para preman.      

"Cari seseorang untukku. Jika kamu sudah menemukannya segera kabari aku karena aku sendiri yang ingin jadi pahlawan. " Perintah Maxwell sambil duduk dengan ekspresi gelap.      

"Apakah ini sebuah penculikan? "     

"Bisa dibilang begitu. Pelakunya adalah Tuan Jhosep." Jawab Maxwel dengan santai.     

"Itu mudah bagiku." Sahut salah seorang petinggi perusahaan yang cukup terkenal di kota A.      

Maxwell tersenyum licik mendengar perkataan orang itu. Tanpa menunggu lama, orang itu langsung membuat panggilan.     

"Kamu dimana?" Tanya orang itu kepada seseorang yang ada di seberang telpon.      

"Aku sedang bertugas di daerah puncak bagian selatan."     

"Apakah bosmu memintamu menjaga seseorang akhir-akhir ini sehingga kamu tidak pernah menemuiku?" Tanya orang itu dengan nada kesal.     

"Maafkan aku Tuan, tapi bosku memintaku menjaga dua orang sekaligus di tempat yang berbeda, jadi aku tidak punya waktu untuk keluar!"      

"Baiklah, aku akan menunggumu saat kamu tidak bertugas. Aku tutup sekarang!"      

Setelah membuat panggilan itu, ia langsung melihat Maxwell yang sudah mulai bosan menunggunya.     

"Aku sudah menemukannya."     

"Bagaimana kamu bisa tahu?" Tanya Maxwell sambil menatap sinis kearah orang itu.      

"Orang yang aku telpon tadi adalah orang yang dulu pernah aku tolong. Dia sangat patuh dan jujur padaku. Sekarang dia bekerja sebagai pengawal Tuan Jhosep. Dia mengatakan sedang menjaga dua orang di tempat yang berbeda. Saya pikir orang itu adalah orang yang sedang anda cari. "      

"Katakan dimana alamatnya!" Tanya Maxwell tanpa basa basi.     

"Villa bagian selatan. Seingatku ada gudang disana yang sudah lama ditinggalkan. Selain itu, ada Villa JJ Grup yang ada di sekitar tempat itu!"     

"Bagus. Kalau begitu kalian boleh bubar." Setelah itu, Maxwell segera keluar dari ruang pertemuan rahasia itu sambil tersenyum karena dia sangat suka bermain detektif.      

Mereka semua langsung keluar lalu segera bubar setelah Maxwell meninggalkan ruangan itu.      

'Tuan Jhosep yang terhormat. Aku tidak suka mengganggu orang kecuali orang itu mengusikku lebih dulu. Hari ini aku akan memberikan anda satu teguran. Jadi, tunggulah!' Batin Maxwell sambil mengenakan kaca matanya dan tersenyum manis.     

Lokasi Villa JJ Grup tidak jauh dari Villa miliknya, sehingga ia tidak kesulitan untuk menemukan gedung itu.      

Rumah Maxwell.     

Tidak lama kemudian, Maxwell sampai di rumahnya sambil tersenyum licik saat melangkah menuju kamarnya.     

Tanpa menunggu lama, Maxwell mengambil stelan jas mewahnya lalu berdiri di depan kaca.      

Ia melepas baju kaosnya sehingga tubuh indahnya dengan perut kotak-kotak membuatnya terlihat seksi di cermin itu.      

Maxwell mengenakan kemeja putihnya dengan elegan. Setelah itu ia memasang jasnya yang berwarna putih.     

Setelah selesai mengenakan jasnya, Maxwell langsung merapikan rambutnya dan menggunakan perfum andalannya agar tetap terlihat segar.      

Setelah semuanya terlihat sempurna, Maxwell langsung meluncur ke tempat perjamuan minum teh.     

'Ini adalah acara para orang tua, kenapa aku harus datang. Sangat menyebalkan.' Batin Maxwell sembari melirik keluar jendela.      

Sesaat kemudian Maxwell sampai di sebuah tempat perjamuan minum teh yang diadakan di balai wali kota A.     

Ia keluar dari mobil lalu masuk melewati pintu utama. Maxwell terdiam sesaat saat melihat banyak tamu yang di mulai dari kalangan sosialita yang merupakan kumpulan gadis muda yang merupakan para pewaris kerajaan bisnis orang tua mereka.      

'Aku salah perhitungan, aku pikir yang datang hanya orang tua saja, ternyata para gadis muda juga berkumpul. Sial, pesona ku pasti akan membuatku kerepotan. Para gadis muda ini tidak akan melepaskan ku begitu saja.' Batin Maxwell sambil berdiri di depan pintu dengan aura yang sangat dingin.     

Setelah membatin, Maxwell mengirim pesan kepada Kevin tentang dimana Yumi di tahan. Salain itu, ia juga sudah mengirim pengawalnya untuk menyelamatkan Nathan demi memenuhi janjinya kepada Jasmin.      

Tidak lama kemudian, ia medapat balasan dari Kevin kalau dia sudah siap untuk melakukan penyelamatan. Sementara itu ia bertugas untuk menahan Tuan Jhosep selama mungkin.      

Tepat saat ia melangkahkan kakinya masuk keruangan acara, seketika itu semua mata tertuju padanya yang jarang sekali berpenampilan formal dan muncul diacara-acara penting.      

Wajah Maxwell yang menawan dan postur tubuhnya yang ramping membuatnya terlihat berkarisma dengan stelan jas mewah berwarna putih, tidak heran kalau semua wanita terpikat oleh nya. Akan tetapi Maxwell tidak memperdulikan mereka semua.     

"Hallo Paman? " sapa Maxwell sambil menjabat tangan Pak Wali kota.     

Tuan Jhosep langsung menengok kearah Maxwell, seketika itu ia terkejut melihat pengusaha muda yang aneh itu ada pada acara yang membosankan seperti ini.      

"Ya ampun, saya kedatangan Tuan Muda Max. Apakah ini mimpi?" Tanya pak wali kota itu sambil memeluk Maxwell.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.