Istri Kecil Tuan Ju

Tiba-Tiba Mereka Datang.



Tiba-Tiba Mereka Datang.

0Nathan tidak tersenyum sedikitpun, melihat itu Clara merasa sakit hati karena dia tau kalau Nathan terpaksa menikahinya, tapi dia tidak perduli karena baginya menikah dengan Nathan jauh lebih penting daripada cinta.     
0

"Sekarang saatnya untuk akad nikah. Silahkan tuan Muda Nathan untuk menjabat tangan mertua anda!" suara MC kembali terdengar.     

Semua tamu terlihat ikut tegang ketika Nathan tidak juga bergerak menjabat tangan calon mertuanya itu.      

"Nathan, jangan permalukan Papa!" Bisik Tuan Jhosep dengan ekspresi gelap.     

Mendengar bisikan Papa nya, dengan berat hati Nathan pun menggerakkan tangannya untuk menjabat tangan calon mertuanya itu.      

Mendengar bisikan Papa nya, dengan berat hati Nathan pun menggerakkan tangannya untuk menjabat tangan calon mertuanya itu.      

'Ini adalah akhir kisah cintaku dengan Yumi. Aku berharap dia akan bahagia dan menemukan lelaki yang terbaik setelah semua penderitaan yang dia lalui.' Batin Nathan dengan tatapan sendu.      

Clara tidak sabar mendengar Nathan mengucapkan akad sehingga ia bisa segera menjadi istri sah dari Nathan.      

Semua tamu menjadi tegang, sedangkan keluarga Clara menjadi gregetan melihat Nathan yang tampak ragu menjabat tangan Papa Clara.     

"Nathan, apakah kita bisa mulai dan kamu sudah siap?" Tanya penghulu itu.     

Mendengar pertanyaan penghulu itu, Nathan langsung melirik semua orang, seketika itu matanya menyala ketika melihat Jasmin muncul bersama Julian.      

Untuk pertama kalinya ia melihat dua kakak nya yang hebat itu berjalan bersama.      

Tidak lama setelah itu, Jasmin menarik seorang perempuan dari arah belakangnya. Seketika itu mata Nathan membulat sempurna.      

Wanita itu adalah Yumi, dia menggunakan gaun putih yang terlihat sangat cantik walaupun tubuhnya tidak selangsing Jasmin ataupun Qiara, tapi setidaknya dia tidak segendut dulu.     

'Yumi?' Batin Nathan sambil tersenyum manis.      

Yumi terlihat tenang berjalan di samping Jasmin dan Julian.     

"Nona Jasmin, Tuan Ju. Apakah ini tidak berlebihan buat saya? Merusak acara pernikahan orang lain bukannya itu tindakan yang jahat? " Tanya Yumi dengan sedikit gugup saat melihat tatapan jahat Tuan Jhosep.     

"Kalau kamu ragu maka kamu boleh meninggalkan tempat ini." Kata Jasmin tanpa melirik Yumi.     

"Jangan khawatir, kami akan melindungimu." Kata Julian sambil tersenyum kepada Yumi.     

Yumi langsung mengangguk lalu duduk di samping Jasmin dan Julian.      

'Bagaimana Jasmin bisa lolos?' Batin Tuan Jhosep sambil menggertakkan giginya saat melihat putri tertuanya itu datang membawa Yumi. Tidak hanya itu dia melihat Julian juga ada bersama mereka.      

Sementara itu Viona baru saja turun dari mobilnya yang parkir tepat di depan gedung hotel tempat Nathan melangsungkan akad nikahnya. Namun, ia berhenti saat melihat Qiara yang juga turun dari sebuah mobil van berwarna putih.      

'Bukankanya itu Qiara? Kenapa dia ada disni? 'Batin Viona dengan geram.      

"Kenapa kamu datang? "Tanya Viona setelah ia berdiri di depan Qiara.     

Melihat Viona tampak panik melihatnya, Qiara tersenyum manis sambil berkata, "Mmmm sebelumnya, saya mau minta maaf atas gagalnya pernikahanmu dengan Julian, sebab itu karena saya."     

Mendengar perkataan Qiara, ekspresi Viona langsung berubah, dia menatap Qiara penuh arti sambil menyingkap gaun panjangnya sedikit sehingga memperlihatkan paha mulusnya yang putih.     

"Apa kamu marah? " Tanya Qiara ketika melihat Viona tidak merespon perkataanya.     

Viona menggeleng sambil mejawab Qiara dengan ketus. "Tidak"     

"Syukurlah kalau begitu" Qiara berpura-pura bernafas lega mendengar pernyataan Viona.     

"Tentu saja aku tidak akan marah karena Julian tetap akan menjadi milikku. Pernikahan kami tidak gagal, hanya saja kamj menundanya. Selain itu, kamu tidak akan tahu bagaimana pernikahan kami akan digelar. Semua akan megah itu sebabnya harus berhati-hati untuk menyiapkannya. Selain itu tanggal pernikahan kami sudah di tentukan lagi." Kata Viona sambil tersenyum licik.     

Qiara tercengang dan membalas tatapan Viona sambil memegang cincin di jari manisnya yang merupakan cincin pernikahannya bersama Julian. Hanya hari ini ia menggunakannya karena Julian memintanya walaupun kedatangannya bukan untuk mengumumkan hubungannya.     

"Jadi, kamu akan melanjutkan pernikahanmu dengan Julian? Apa kamu yakin? " tanya Qiara.      

Viona tersenyum licik seraya berkata, "Saya selalu yakin dengan apa yang akan saya kerjakan. "     

"Memangnya Julian mau menikah denganmu? "     

"Julian pasti mau menikah denganku, itulah sebabnya dia merencanakan pernikahan kami diam-diam. Hehehe... " Jawab Viona dengan angkuh     

"Sepertinya kamu sangat mengenal Julian dengan baik" Ucap Qiara sambil menyeringai kearah Viona.     

"Hahaa... Sayang sekali, kamu harus bercerai dengannya sebelum kamu mengenalnya dengan baik. "     

"Memangnya Julian orang yang seprti apa? " Tanya Qiara sambil berpura-pura tidak ada yang terjadi dengannya dan Julian.      

"Kami tumbuh bersama. Julian sangat memperhatikan aku, kemanapun aku pergi dia selalu ikut. Tapi hidupnya sangat sial karena ia menikahi wanita bodoh sepertimu." Jelas Viona sambil menekankan kata bodoh di hadapan Qiara.      

Qiara terdiam karena ia merasa belum saatnya ia untuk bicara. .     

"Satu hal lagi yang perlu kamu tahu. Aku dan Zio sudah sangat dekat. Dia sudah memanggilku Mama. Julian pun sering tidur di sampingku karena katanya dia selalu nyaman setiap kali ada di sampingku." Kata Viona lagi yang berusaha memanas-manasi Qiara.     

Mendengar penuturan Viona, Qiara merasa kasihan padanya karena sudah mengarang cerita sebagus itu.     

'Dasar wanita tua yang menyedihkan. Harus nya dia sudah menikah kalau mengingat usianya yang sudah tua. Tapi, kenapa dia kekeh banget mengejar suami orang?' batin Qiara dengan kesal.     

"Kenapa kamu diam? apakah Julian tidak mau menemuimu dan memperlihatkan anak kalian sehingga kamu menggunakan jalan ini? " Tanya Viona seraya mengangkat alisnya sambil menatap jijik kearah Qiara.     

"Aku tidak perlu berusaha menemui mereka, karena mereka sendiri yang akan datang padaku." Sahut Qiara sambil tersenyum manis.      

"Hahaha ... "      

Viona tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan anggun mendengar ungkapan Qiara yang penuh percaya diri.     

"Sudah aku duga, ternyata Julian tidak menganggapmu penting dalam hidupnya, dan aku yakin kalau Julian hanya keliru dan akan segera kembali padaku jika pun dia datang padamu. Asal kamu tau, aku dan Julian sudah sering tidur bersama. Kamu jangan tanya kenapa, karena untuk lelaki dewasa seperti Julian butuh wanita yang bisa memuaskannya disaat wanita bodoh meninggalkan nya." Kata Viona yang terus berusaha membuat Qiara sakit hati.      

Hati Qiara merasa sakit mendengar perkataan Viona. Dia tidak rela kalau Julian pernah tidur bersama Viona.      

'Julian itu hanya milikku, dia dan tubuhnya tidak boleh disentuh oleh orang lain selain aku. Julian adalah suamiku dan satu-satunya lelaki yang aku cintai. Haruskah aku percaya?' Batin Qiara.      

"Aku tidak perduli dengan apapun yang kamu katakan. Selain itu, tidak akan semudah itu kamu mendapatkan Julian karena aku akan menghalangi mu, dan aku rasa semua wanita juga akan melakukan hal yang sama sebab Julian tampan dan kaya" Kata Qiara sambil tersenyum menyembunyikan kemarahannya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.