Istri Kecil Tuan Ju

Calon Istrinya adalah dia!



Calon Istrinya adalah dia!

0"Kenapa aku? " Tanya Yumi dengan ekspresi bingung.     
0

"Karena aku sangat mencintaimu, aku sudah menghabiskan waktu lima tahunku untuk mengumpulkan keberanian melamarmu di depan umum. Sekarang, semuanya terwujud. Jadi, maukah kamu membantuku mewujutkannya? " Jawab Nathan dengan tatapan yang berkaca-kaca.     

Air mata Yumi mengalir di pipinya, dia tidak mampu berkata apa-apa seolah dia terhipnotis oleh perkataan Nathan, bahkan dia lupa dengan apa yang kemarin dia alami, ancaman Tuan Jhosep seakan tidak berarti lagi.      

'Axel ... Apa kamu lihat sayang? Papa mu melamar Mama di depan seluruh keluarganya. Apakah Mama harus menjawab Iya?' Batin Yumi sambil meneteskan air mata.     

"Tolong berikan aku jawaban!" Desak Nathan yang mulai gugup menunggu jawaban Yumi karena dia khawatir kalau Papa nya akan menghalanginya lagi.     

Menikah merupakan keputusan yang sangat sulit dan besar baginya, hanya saja dia sudah jatuh terlalu dalam di muara cinta Nathan yang sudah tertahan selama lima tahun.      

Haruskah dia terima atau tolak? dahulu dia melepas cintanya demi kebaikan Nathan tapi kali ini dia tidak ingin menjadi egois.     

Sebelum menjawab, Yumi menatap Clara yang tampak hancur. Ia juga melihat ekspresi Tuan Jhosep yang mengerikan.     

"Jangan perdulikan apa kata orang lain. Cukup kamu lihat pemuda yang di depanmu, apakah kamu mencintainya? Jika iya, maka jangan takut karena dia akan melindunggimu dan membuatmu bahagia." Bisik Julian yang merupakan saksi dari perjalanan cinta Yumi dan Nathan yang luar biasa.      

Mendengar perkataan Julian, Yumi langsung mengangguk.      

"Aku mau. " Air mata langsung mengalir deras di pipinya saat mengatakan itu.      

Nathan langsung menangis karena sangat bahagia mendengar jawaban Yumi yang benar-benar indah di telinganya. Ia pun tersenyum lalu berdiri dan mencium kening Yumi cukup lama.     

Orang yang tadinya mematung tersadar kembali.      

Tuan Jhosep mengepalkan tinjunya sembari melihat kearah Julian dan Jasmin.      

Dua anak yang dia besarkan dengan aturan ketatnya sehingga mereka hidup dengan baik, malah menghancurkan rencananya.     

"Ini tidak mungkin" ucap Clara sambil meremas gaunnya dengan tatapan yang menyala buas.      

"Apanya yang tidak mungkin?" Tanya Jihan yang kebetulan berdiri di samping Clara sedari tadi.      

Clara hanya melirik Jihan dengan tatapan yang mengerikan tanpa menjawab pertanyaannya.     

"Keluarga JJ Grup sudah menghina keluarga kami, mulai sekarang hubungan kita putus!" Teriak ayah Clara di depan Tuan Jhosep.     

Keluarga besar Clara adalah pembisnis sukses yang sudah lama menjadi pendukung keluarga JJ Grup, baik adalam bidang politik maupun bisnis. Sudah lama mereka menjadi kerabat baik dan saling dukung mendukung, tapi apa yang terjadi sekarang, Anak-anak nya malah menghancurkan hubungan yang dekat itu dalam sekejap mata.      

"Kita masih bisa membicarakannya" Kata Tua Jhosep sambil berusaha meredam amarah ayah Clara yang kecewa.     

"Tidak perlu!" Ujar Ayah Clara dengan ketus.      

Melihat keributan itu, Jasmin segera mengambil Mic dari MC lalu membuka mulutnya untuk membuat pengumuman.     

Jasmin merasa puas melihat Papa nya terlihat sangat menyedihkan dan kehilangan sahabat baiknya.     

"Kepada semua tamu, saya minta maaf karena telah membuat kalian bingung! Sebenarnya gadis yang bersama adik saya sekarang ini adalah calon istri yang sebenarnya. Papa saya hanya salah fagam. Jika kalian ingin menyaksikan pernikahan mereka maka tetaplah disini, tapi jika kalian tidak mau maka kalian boleh pergi." Kata Jasmin tanpa memperlihatkan emosi Papa nya.      

Sarah merasa pusing melihat kekacauan itu. Ia sudah bisa menduga kalau anak pertamanya akan melakukan hal yang akan memicu amarah suaminya.      

'Apa salah keluargaku? Kenapa keluargaku menjadi berantakan seperti ini?' Batin Sarah sambil meneteskan air mata.     

Sementara itu, ekspresi Tuan Jhosep semakin gelap mendengar pengumuman Jasmin, dadanya terasa sesak namun dia rela menahan amarahnya demi citranya di depan semua tamu dan rekan bisnisnya.     

Sarah tidak tahu harus berada di pihak yang mana. Karena ia melihat suaminya adalah seorang Ayah yang tidak mampu memberi kepercayaan kepada anaknya, sedangkan anaknya sendiri tidak lagi memberi hormat pada orang tuanya.      

'Tuhan, apa dosa dan salahku sehingga keluargaku menjadi berantakan begini,?' Sarah terus mengulang pertanyaan yang sama dalam hatinya. Seketika itu, ia merasa ibu sekaligus istri yang gagal.     

Keluarga Clara segera pergi meninggalkan aula itu karena merasa sangat malu, sementara Clara menangis tiada henti karena malu bercampur sakit hati.     

"Pak penghulu, apakah saya boleh bertanya?"      

Pertanyaan Jasmin membuat langkah keluarga Clara terhenti, mereka pun berbalik karena penasaran dengan pertanyaan Jasmin.      

"Silahkan! " Jawab penghulu itu yang masih duduk di tempatnya.      

"Apakah menikah karena terpaksa itu di perbolehkan oleh Agama?" Tanya Jasmin tanpa basa basi.      

"Menikah itu harus didasari suka sama suka bukan karena keterpaksaan, karena itu tidak baik." Jawab pak penghulu.     

Jasmin langsung bertepuk tangan mendengar jawaban penghulu itu.      

"Tapi, orang tuanya tidak merestui. Bagaimana dengan itu?" Tanya Tuan Jhosep sambil menantang tatapan Jasmin.     

"Begini, saya harus pergi karena harus menikahkan pengantin lain. Jika urusan kalian sudah selesai beru kalian boleh memanggil saya. Permisi! " Kata penghulu itu yang terburu-buru itu.     

Setelah kepergian pak Penghulu, semua tamu ikut pulang begitupun keluarga Clara, sekarang di Hotel itu hanya tinggal keluarga besarnya saja.      

"Kalian pergilah, pakai mobilku!" Perintah Jasmin kepada Nathan dan Yumi setelah ia selesai membuat pengumuman.      

Jasmin harus mengurus kekacauan ini sendiri karena ia merasa kalau dirinya lah yang paling sanggup menghadapi Papa nya.     

"Bagaimana dengan kakak?" Tanya Nathan dengan berat hati.     

"Aku sudah biasa, jadi pergilah mumpung ada kesempatan. Kalian akan menikah tanpa membacakan nama besar keluarga kita." Jawab Jasmin.      

Nathan melirik Mama dan Papa nya sebelum ia mengambil keputusan. Sarah terlihat mengedipkan matanya saat Nathan melihatnya.     

Merasa mendapat restu dari ibunya, Nathan langsung mengangguk kepada Jasmin. Setelah itu dia membawa Yumi segera pergi dari hotel itu.      

"Mungkin Papa bingung bagaimana aku bisa lepas dari tahanan itu, tapi aku bahagia karena aku bisa mengacaukan rencana Papa." Kata Jasmin sambil tersenyum setelah Nathan dan Yuni pergi.     

"Tutup mulutmu, kamu anak yang tidak tahu di untung. Apa kamu pikir kamu yang paling benar?" Teriak Tuan Jhosep dengan wajah ke merah-merahan.     

"Kakak hentikan, cukup sampai di sini. Kita akan bicarakan di rumah. Tidak enak jika ada wartawan yang mengambil keuntungan dari pertengkaran ini." Kata Julian menahan Jasmin agar tidak melawan Papa nya lagi.      

"Jika kamu masih menghormati orang yang melahirkan mu, maka pulang dan bicarakan semuanya di rumah. Tapi, jika kamu tidak mau menganggap Mama lagi, maka kamu boleh pergi dan Mama tidak akan perduli atau mencari mu lagi."     

Setelah mengatakan itu, Sarah segera pergi meninggalkan hotel itu bersama suaminya yang dia seret karena tidak mau dilihat oleh orang lain akan pertengkaran anak sama Ayah itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.